CEK FAKTA: Hoaks Profesor Jepang Sebut Virus Corona Tidak Alami
Merdeka.com - Beredar kabar seorang profesor Jepang menyebut virus corona buatan China. Kabar tersebut beredar di media sosial Facebook, salah satunya akun Facebook Nikhil N. Deshmukh. Dalam unggahannya, akun Nikhil N. Deshmukh menuliskan bahwa Profesor Fisiologi atau Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo menyebut virus corona tidak alami.
Liputan6"Benar-benar mengejutkanGoogle itu untuk informasi lebih lanjut
* MENGEJUTKAN *
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Kenapa kabar tsunami itu disebut hoaks? 'Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut,' kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Mengapa isu hoaks kesehatan banyak ditemukan? Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan. Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Kenapa video itu disebut hoaks? Video yang mengeklaim Mahfud dan DPR bongkar kebusukan hakim di Pilpres adalah hoaks karena narasi yang disampaikan dalam video tidak relevan dengan judul video.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
Profesor Fisiologi atau Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo, menciptakan sensasi di depan media hari ini dengan mengatakan bahwa virus korona tidak alami. Jika itu alami, tidak akan mempengaruhi seluruh dunia seperti ini. bcoz, sesuai sifat, suhu berbeda di negara yang berbeda. Jika itu wajar, itu akan mempengaruhi negara-negara itu hanya dengan temperatur yang sama dengan Tiongkok. Malah, malah menyebar di negara seperti Swiss, dengan cara yang sama menyebar di daerah gurun. Padahal jika itu alami, ia akan menyebar di tempat-tempat dingin, tetapi meninggal di tempat-tempat yang panas. Saya telah melakukan penelitian 40 tahun terhadap hewan dan virus. Ini tidak alami. Ini diproduksi dan virusnya benar-benar buatan. Saya telah bekerja selama 4 tahun di laboratorium wuhan Tiongkok. Saya sepenuhnya berkenalan dengan semua staf laboratorium itu. Saya telah menelepon mereka semua, karena kecelakaan Corona. Tapi, semua ponsel mereka mati selama 3 bulan terakhir. Sekarang u / berdiri bahwa semua teknisi laboratorium ini telah mati.
Berdasarkan semua pengetahuan dan penelitian saya sampai saat ini, saya dapat mengatakan ini dengan keyakinan 100 % bahwa Corona tidak alami. Belum berasal dari kelelawar. Cina telah memproduksinya. Jika apa yang saya katakan hari ini terbukti salah sekarang atau bahkan setelah kematian saya, pemerintah dapat menggambar Hadiah Nobel saya. tetapi Tiongkok berbohong dan kebenaran ini suatu hari akan terungkap kepada semua orang. Aku tidak tahu. Sesekali kita mendapatkan Strange Forwards, tetapi tidak dapat menjamin kredibilitasnya tetapi beberapa info masuk akal."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, kabar Profesor Fisiologi atau Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo yang menyebut virus korona tidak alami adalah hoaks. Dalam artikel Tempo.co berjudul "Artikel Peraih Nobel Sebut Corona Direkayasa Cina adalah Hoaks" pada 27 April 2020, dijelaskan bahwa
Sebuah artikel media sosial yang menyebut Peraih Nobel Kedokteran asal Jepang, Profesor Tasuku Honjo, yang mengklaim virus Corona bukan virus alami dan direkayasa Cina adalah hoaks.
Situs pemeriksa fakta, Factly, yang bekerja sama dengan pemerintah negara bagian India Telangana untuk memerangi hoaks virus Corona, memverifikasi artikel viral ini pada 25 April 2020.
"Profesor Kedokteran pemenang Hadiah Nobel asal Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo telah mengklaim bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina membuatnya," kata klaim palsu artikel yang beredar.
Faktanya, menurut Factly, tidak ada sumber yang dapat dipercaya yang mengaitkan klaim yang dibuat dalam unggahan hoaks dengan penerima Hadiah Nobel tersebut. Tidak ada interaksi terakhirnya dengan media yang menyebut Tasuku Honjo telah membuat klaim yang mengindikasikan bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina memproduksinya. "Karenanya klaim yang dibuat dalam unggahan adalah SALAH," tegas Factly.
Dalam artikel Liputan6 berjudul "Cek Fakta: Hoaks Pernyataan Seputar COVID-19 Yang Mencatut Nama Profesor Jepang Tasuku Honjo" pada 27 APril 2020, juga dijelaskan bahwa kabar tersebut hoaks.
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pernyataan Profesor Tasuku Honjo COVID-19 tidak alami, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Japanese professor COVID-19'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact Check: Did Japan’s Nobel laureate professor say COVID-19 is man-made virus?" yang dimuat situs newsmeter.in, pada 25 April 2020.
Dalam situs tersebut, Profesor Tasuku Honjo, yang diwakili mahasiswa Ph.D bernama Alok Kumar yang bekerja di bawahnya, membantah semua klaim yang beredar.
"Profesor Honjo tidak pernah memberikan pernyataan seperti itu. Setiap kalimat dari posting tersebut sepenuhnya salah dan tidak ada hubungannya dengan fakta. Honjo tidak pernah bekerja di laboratorium Wuhan. Dia tidak pernah menelepon mereka. Pekerjaannya tidak terkait dengan asal dan fungsi virus serta masalah terkait lainnya. Semua konten itu buatan."
Berdasarkan pencarian Google pada artikel media, setelah 22 April mengenai pernyataan 'coronavirus tidak alami', tidak artikel yang mengarah ke Tasuku Hanjo.
Tasuku Hanjo memang pernah diwawancara Nikkei Asian Review yang diterbitkan pada 10 April 2020. Ini yang dikatakannya soal China:
China akan memiliki peran besar untuk dimainkan. Penyakit (COVID-19) itu berasal dari Tiongkok, tetapi negara itu akan menjadi yang pertama pulih. Saya tidak bisa mengatakan apakah ini akan meningkatkan pengaruh CHina atau apakah dunia akan menjauhinya, namun ada kemungkinan bahwa tatanan global bergeser selama wabah.
Kesimpulan
Kabar Profesor Fisiologi atau Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo yang menyebutkan bahwa virus corona adalah tidak alami adalah hoaks. Profesor Dr Tasuku Honjo tidak pernah mengatakan hal demikian. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaUnggahan berdurasi 4 menit 33 detik itu sudah memperoleh 141.000 tayangan dan 3.200 komentar.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie menggelar konfrensi pers bertema: Awas Hoaks Pemilu yang digelar Kominfo, Jakarta, Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaNarasi yang beredar dalam unggahan video yang berbunyi “KEMUSNAHAN RAS MANUSIA sudah dekat..!! 4 ROBOT MENEMBAK 29 ILMUWAN DI JEPANG”
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat untuk terlebih dahulu mencari kebenaran dari setiap isu yang beredar di ruang publik atau media sosial
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaInformasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca Selengkapnya