CEK FAKTA: Tidak Benar Indonesia Tawarkan Pangkalan di Kepulauan Natuna kepada AS
Merdeka.com - Sebuah artikel yang menyebutkan Indonesia menawarkan pangkalan di Kepulauan Natuna kepada Amerika Serikat beredar di media sosial. Artikel tersebut diterbitkan oleh PORTALISLAM.CO berjudul "Indonesia Tawarkan 'Pangkalan' di Kepulauan Natuna kepada AS".
istimewa"Laris manis tar juga ada nama jalan apa nama nisan," tulis pengunggah berita tersebut.
Penelusuran
-
Kenapa Indonesia tidak menarik pasukannya dari Lebanon? 'Prinsipnya, kami akan mengikuti keputusan PBB,' ujarnya, sambil menyatakan bahwa Kemlu RI dan TNI terus berkoordinasi untuk menyiapkan rencana kontingensi.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Kenapa BP2MI membantah informasi itu? 'Itu hoaks dan tidak benar, kami di lembaga BP2MI tidak pernah mengeluarkan program bantuan sosial kepada Pekerja Migran Indonesia seperti informasi yang beredar,' kata Wahyuningrum atau yang akrab disapa Yayuk, dikutip dari situs bp2mi.go.id, Senin (4/12).
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
Menurut penelusuran merdeka.com, artikel berjudul "Indonesia Tawarkan 'Pangkalan' di Kepulauan Natuna kepada AS" adalah tidak benar. Judul dalam artikel tersebut tidak sesuai dengan isi berita. Kemudian, dalam artikel juga tidak disebutkan bahwa Indonesia menawarkan pangkalan di Kepulauan Natuna kepada AS.
Kemudian dalam artikel medcom.id berjudul "Indonesia Undang AS Investasi di Pulau Natuna" pada 29 Oktober 2020, dijelaskan bahwa Kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo ke Jakarta, ditujukan untuk memperkuat kemitraan strategis Indonesia dan AS. Menlu Retno Marsudi pun mengajak AS investasi di pulau terluat Indonesia.
Melalui konferensi pers kedua menlu yang dilakukan secara virtual, mereka sepakat untuk meningkatkan kemitraan strategis dengan memperkuat nilai dan kepentingan bersama sambil menghormati perbedaan.
Dalam sisi ekonomi, Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi. Khususnya untuk memperkuat rantai pasokan global (GSP) dan mempercepat pemulihan ekonomi.
“Berkaitan dengan hal tersebut, saya kembali menggarisbawahi pentingnya fasilitas GSP, yang tidak hanya membawa manfaat bagi Indonesia tetapi juga bagi bisnis AS,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangan secara virtual, Kamis 29 Oktober 2020.
“Saya mendorong bisnis AS untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia. Termasuk untuk proyek-proyek di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Natuna,” ujar Menlu Retno.
Kesimpulan
Informasi Indonesia menawarkan 'pangkalan' di Kepulauan Natuna kepada AS adalah tidak benar. Indonesia hanya mengajak AS untuk investasi di Pulau Natuna.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cek Fakta: Amerika Cabut Internet di Indonesia per Tanggal 1 Desember 2023
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaBeredar yang mengklaim Indonesia bergabung dengan Rusia untuk menyerang Israel, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaAnies menyebut, mega proyek tersebut hanya dinikmati oleh aparat negara, bukan masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, Indonesia memerlukan kepastian hukum. Serta jaminan kebebasan ekspresi warganya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Jokowi juga secara terang-terangan mengaku belum ada investor asing masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan secara individu investor asing belum masuk ke IKN.
Baca SelengkapnyaPemerintah beberapa kali mengajak Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. Mulai dari investasi kendaraan listrik hingga layanan satelit.
Baca SelengkapnyaKoran Israel sebelumnya melaporkan Indonesia sepakat normalisaasi hubungan dengan Israel sebagai syarat menjadi anggota OECD.
Baca Selengkapnya