Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Awalnya Dunia Takut ke China karena Wabah Corona, Kini Keadaan Berbalik

Awalnya Dunia Takut ke China karena Wabah Corona, Kini Keadaan Berbalik Wabah virus mirip SARS hantui China. ©NICOLAS ASFOURI/AFP

Merdeka.com - Di masa-masa awal merebaknya pandemi corona dunia takut dan curiga terhadap China tapi kini keadaan berbalik 180 derajat: Negara Barat kini membuat Asia dan belahan dunia lain takut.

Italia, Spanyol, Amerika Serikat, kini masih mengalami peningkatan jumlah kasus positif corona tapi di Asia, khususnya China, pandemi corona sudah mulai menurun. Tapi negara-negara Asia, termasuk China, kini berjuang melawan gelombang kedua kasus corona baru yang datang dari luar negeri.

Pejabat kesehatan China Kamis lalu mengatakan ada 34 kasus baru yang berasal dari orang yang tiba dari luar negeri.

Orang lain juga bertanya?

Di seantero Asia, pendatang dari Eropa, dan AS, kini dipaksa masuk karantina. Pusat olahraga, klinik, restoran di Hong Kong kini memperingatkan agar para pendatang dari luar negeri itu untuk tidak mendekat. Bahkan warga China yang menyekolahkan anaknya ke New York atau London kini mengirimi mereka masker dan cairan pembersih tangan sekaligus meminta mereka segera pulang dengan biaya penerbangan yang bisa mencapai USD 25.000 atau setara Rp 400 juta.

"Kami pulang karena menurut kami sekarang lebih aman di China daripada bertahan di New York," kata Farrah Lyum, 24 tahun, siswa yang baru lulus dari kampusnya dan pulang ke China dengan teman satu kamarnya di asrama, seperti dilansir dari laman the Straits Times, Jumat (20/3).

Tidak ada kasus baru corona di China

Keadaan dunia kini memang berbalik. Beberapa pekan lalu China menjadi pusat penyebaran virus corona dan orang meninggal hingga ratusan setiap hari.

Tapi Kamis lalu (19 Maret) dilaporkan tidak ada lagi kasus baru corona dari dalam negeri di China. Dengan menjalankan karantina wilayah, menutup pabrik-pabrik dan menjalankan tes kepada ribuan warga, tampaknya China kini berhasil mengendalikan wabah ini.

Tapi kini pandemi yang berawal dari China itu mulai kembali berdatangan dari luar. Dari mulai China, Singapura, Taiwan, Korea Selatan, mereka sudah berhasil mengendalikan wabah, tapi kini muncul kekhawatiran. Negara-negara itu kini memandang negara Barat dan bertanya: Kami bisa mengatasinya, mengapa kalian tidak?

Bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, jawabannya adalah kebalikannya. Meski menuai berbagai kritikan karena menganggap enteng wabah ini pada awalnya, Trump berulang kali menyebut corona sebagai "virus China" dan bagi sebagian kalangan hal itu adalah bagian dari upaya Trump untuk lari dari masalah.

Beijing kemudian membalas dengan menyebut virus itu berasal dari tentara AS.

Tindakan otoriter pemerintah

Kini di China atau warga China yang di luar negeri ada semacam pengakuan atas keberhasilan kerja keras dan pengorbanan pemerintah dalam menangani wabah corona.

"Orang-orang di negara Barat bilang tindakan China terlalu otoriter, tidak menghormati demokrasi dan kebebasan orang," kata Yin Choi Lam, pemilik restoran berdarah China-Vietnam, di Melbourne, Australia. "Sekarang bandingkan dengan terjadi di Italia, misalnya, angka kematian sangat tinggi, atau di Amerika yang sekarang orang tidak tahu berapa banyak orang yang sudah terinfeksi. Apakah Anda memilih kebebasan atau nyawa?"

Alasan senada kini membanjiri media sosial China.

Bagi sebagian kalangan baik di dalam negeri China maupun di luar negara itu, tindakan otoriter pemerintah bukanlah satu-satunya cara terbaik menangani corona. Sejumlah pejabat menyembunyikan wabah ini hingga menyebar luas tak terkendali dan memaksa orang untuk tetap tidak keluar kota.

Sebaliknya di Korea Selatan, bersama Taiwan dan Singapura, mereka berhasil mengatasi wabah ini dengan transparansi, efisiensi, dan solidaritas sembari tetap menjaga kebebasan orang untuk bergerak.

Yang membedakan sejumlah negara Asia itu adalah pengalaman, kata Profesor Leighanne Yuh, sejawaran di Universitas Korea.

"Di luar China, Korea Selatan menganggap serius sekali wabah ini, mungkin karena mereka sudah pengalaman dengan SARS dan MERS," kata dia. "Warga memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak interaksi sosial--hal-hal ini adalah tindakan yang sudah tidak aneh lagi."

Di AS dan Eropa sebaliknya, ada banyak keraguan. Dan kini mereka dikhawatirkan menyebarkan penyakit itu lagi ke seluruh dunia. Di Australia, AS kini menjadi sumber pembawa virus corona, diikuti Italia, lalu China.

Banyak orang di China ini ingin pemerintah mereka melarang penuh akses dari AS dan negara lain seperti halnya mereka melarang pendatang dari China.

"Saya harap China bisa memperketat perbatasan dan mengurangi kedatangan orang dari luar negeri," kata tang Xiaozho, manager bedah operasi plastik. "Pemerintah dan orang dari negara lain membuat saya kecewa."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak Drastis di China, Awal Kemunculannya Mirip Covid-19

Munculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat

Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.

Baca Selengkapnya
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia

Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.

Baca Selengkapnya
Wabah Pneumonia Misterius Menjangkiti Anak-anak di China, Dunia Mulai Waspada
Wabah Pneumonia Misterius Menjangkiti Anak-anak di China, Dunia Mulai Waspada

Sejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China
Mengenal Mycoplasma, Bakteri Penyebab Utama Pneumonia Misterius di China

Temuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.

Baca Selengkapnya
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

Baca Selengkapnya