Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belajar dari pengalaman Pakistan hadapi bocah pengebom bunuh diri Taliban

Belajar dari pengalaman Pakistan hadapi bocah pengebom bunuh diri Taliban anak anak militan taliban. ©CBSNews

Merdeka.com - Perempuan berkerudung panjang dan bercadar itu melangkah cepat bersama dua putrinya yang juga berpakaian tertutup dan bercadar. Sesaat ketika mereka akan memasuki halaman gereja, seorang laki-laki berusaha mengejar. Pada saat itulah ledakan bom terdengar. Peristiwa itu terjadi di GKI Diponegoro, Surabaya, Minggu pagi.

"Dua anak kecil perempuan umur 9 tahun dan umur 12 tahun. Diberi sabuk bom, diantar oleh ayahnya dan turun digandeng ibunya. Kemudian meledakkan diri di depan gereja," kata Presiden Joko Widodo dengan nada lirih ketika meninjau lokasi serangan bom bunuh diri itu, Senin (14/5).

Lalu di tempat berbeda, dua anak laki-laki berusia 12 tahun dan 18 tahun berboncengan memakai sepeda motor menuju gereja lain. Mereka juga membawa bom.

Fenomena pengebom bunuh diri dilakukan satu keluarga dan anak di bawah umur semacam ini termasuk baru terjadi di Indonesia. Kelompok militan ISIS mengklaim serangan bom di tiga gereja di Surabaya itu melalui media propagandanya, Amaq.

bom surabaya

Bom Surabaya ©2018 REUTERS/Beawiharta

Serupa dengan ISIS, jaringan kelompok militan Taliban di Afghanistan dan Pakistan juga diketahui kerap merekrut anak-anak sebagai pengebom bunuh diri.

Koresponden stasiun televisi CBS News Lara Logan dalam tayangan '60 Minutes' pada Mei 2015 pernah mewawancarai komandan Taliban dan jenderal militer Pakistan Asim Bajwa yang 400 anak buahnya menjadi korban tewas oleh pengebom bunuh diri anak-anak.

Berikut petikan wawancaranya:

Lara Logan: Sesulit apa menghentikan pengebom bunuh diri anak-anak?

Asim Bajwa: Selama anak-anak itu masih dalam tawanan mereka (Taliban) dan diindoktrinasi tak ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak pernah membayangkan seorang anak mendatangi dan meledakkan dirinya di depan kita.

Lara Logan: Jadi ini aksi terorganisir? Bukan aksi acak serampangan?

Bajwa: Pada akhirnya jadi terorganisir dan mereka punya pelatihan khusus. Mereka memotivasi dan merekrut.

Logan juga mewawancarai seorang komandan Taliban yang punya kontak dengan Al Qaidah dan merekrut anak-anak di Afghanistan.

lara logan

lara logan ©Adweek

Lara Logan: Apa keuntungannya menjadikan anak-anak sebagai pengebom bunuh diri ketimbang orang dewasa?

Komandan Taliban: Anak-anak bisa menerima omongan setelah kita bicara dengan mereka beberapa kali. Mereka bisa melakukan serangan memakai gerobak, sepeda, atau sepeda motor. Kami punya pengebom bunuh diri dari semua distrik di Provinsi Helmand. Mereka berusia 12,13, hingga 50 tahun.

Lara Logan: Saya ingin tahu, ketika Anda menatap anak-anak ini, apa yang membuat Anda memutuskan, 'anak ini yang saya pilih untuk meledakkan dirinya'?

Komandan Taliban: Perlu ada pelatihan selama empat sampai tujuh bulan. Orang bakal tahu mana yang cocok untuk melakukan aksi apa. Anda akan dengan mudah mengetahui kemampuan mereka lebih cocok untuk pertempuran, pemantau, atau pengebom bunuh diri.

Lara Logan: Apa yang Anda katakan kepada anak-anak ini soal imbalan atas perbuatan mereka?

Taliban: Kami mengajarkan bahwa Allah menjanjikan mereka akan masuk surga. Saya ingin mengorbankan diri sendiri, istri saya, semuanya.

Lara Logan: Tapi Anda belum melakukannya. Anda sudah bergabung dengan Taliban selama 11, 12 tahun dan Anda belum meledakkan diri sendiri.

Komandan Taliban: Saya siap tapi saya punya tanggung jawab lain.

Lara Logan: Anda punya dua putra. Apakan Anda mau mereka jadi pengebom bunuh diri?

Komandan Taliban: Ya, saya sudah berjanji pada Allah. Saya sudah mengikhlaskan mereka untuk jadi pengebom bunuh diri atas kehendak Allah. Saya membesarkan mereka dan insya Allah mereka akan melakukannya.

Lara Logan: Jadi Anda bersedia mengorbankan anak sendiri?

Komandan Taliban: Ya, tentu saja. Salah satu putra saya sudah tahu soal ini. Ketika ditanya apa yang akan dia lakukan, dia bilang akan memerangi orang kafir. Dia berusia lima tahun. Dia bertanya kapan dia akan berjihad. Secara mental dia sudah siap.

Lara Logan: Saya tidak habis pikir. Saya tidak tahu bagaimana memahami ini.

***

Pakistan menangani kasus ini dengan pendekatan berbeda. Sejak 2006 ketika Taliban mulai merekrut anak-anak sebagai pengebom bunuh diri, tentara Pakistan menemukan ada ratusan anak yang direkrut di kamp Taliban. Militer Pakistan kemudian tidak menjebloskan mereka ke penjara tapi membawa mereka ke pusat rehabilitasi. Militer Pakistan bekerja sama dengan ahli psikologi untuk menangani anak-anak itu.

Psikolog: Sebagian anak-anak ini pernah melakukan aksi kekerasan. Tapi saya melihat mereka belum jadi militan 'garis keras'. Kita bisa mengubah mereka.

Lara Logan: Kondisi macam apa yang Anda lihat ketika mereka pertama kali ke sini (tempat rehabilitasi)?

Psikolog: Mereka tidak tahu apa yang nyata dan tidak ketika berada di kamp. Mereka terisolasi dari dunia luar, dari kehidupan normal. Mereka selalu dicekoki dengan video orang dipenggal. Apa yang mereka alami membuat empati mereka rusak. Untuk memperbaiki itu mereka ditangani oleh psikolog dan mendapat pelajaran agama tentang Islam moderat, bukan Islam radikal seperti diajarkan Taliban.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Kronologi Remaja Teroris Malang Putuskan Bom Bunuh Diri Sebelum Ditangkap Polisi
VIDEO: Kronologi Remaja Teroris Malang Putuskan Bom Bunuh Diri Sebelum Ditangkap Polisi

Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap seorang pelajar terduga teroris berinisial HOK

Baca Selengkapnya
Remaja Terduga Teroris di Malang Coba Buat Beberapa Varian Bom Namun Gagal sampai Keluarga Curiga
Remaja Terduga Teroris di Malang Coba Buat Beberapa Varian Bom Namun Gagal sampai Keluarga Curiga

Densus menangkap HOK saat hendak membuang bahan peledak yang telah dibelinya.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak

INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak

Baca Selengkapnya
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah

Hanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kumpulan Fakta Ngeri Penangkapan Pelajar Terduga Teroris, Sasar Rumah Ibadah
VIDEO: Kumpulan Fakta Ngeri Penangkapan Pelajar Terduga Teroris, Sasar Rumah Ibadah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah rumah di kompleks Villa Syariah Bunga Tanjung Kav 34, Kelurahan Jeding, Junrejo, Kota Batu

Baca Selengkapnya
Miris Pelajar Direkrut Daulah Islamiyah, Ditugaskan Teror Bom Rumah Ibadah di Malang
Miris Pelajar Direkrut Daulah Islamiyah, Ditugaskan Teror Bom Rumah Ibadah di Malang

Densus 88 menangkap pelajar karena diduga hendak melakukan teror bom di sejumlah rumah ibadah di Malang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Tak Terlibat, Orang Tua Terduga Teroris Remaja di Malang Dipulangkan Densus 88
Tak Terlibat, Orang Tua Terduga Teroris Remaja di Malang Dipulangkan Densus 88

Penyidik menyatakan belum ada kesimpulan keterkaitan mereka dengan jaringan terorisme.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pelajar Pelaku Tawuran di Bogor Tertembak saat Dibubarkan Polisi
Kronologi Pelajar Pelaku Tawuran di Bogor Tertembak saat Dibubarkan Polisi

Para pelajar tersebut terlibat tawuran setelah sebelumnya janjian di media sosial.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Kronologi Remaja di Batu Terpapar Paham Radikal ISIS hingga jadi 'Pengantin' Bom Bunuh Diri
Kronologi Remaja di Batu Terpapar Paham Radikal ISIS hingga jadi 'Pengantin' Bom Bunuh Diri

Densus 88 mengungkapkan awal mula terduga teroris remaja berinisial HOK terpapar ideologi ISIS hingga berujung keinginan melakukan bom bunuh diri

Baca Selengkapnya
Tiga Pelaku Teror Penembakan di Jalan Tol Diringkus, Polda Jatim Sita 5 Pucuk Senjata
Tiga Pelaku Teror Penembakan di Jalan Tol Diringkus, Polda Jatim Sita 5 Pucuk Senjata

Tiga pemuda ditetapkan sebagai tersangka kasus teror penembakan di sejumlah jalan tol dan kampus Unesa, Surabaya. Dua di antara masih berstatus mahasiswa.

Baca Selengkapnya
Tanamkan Sikap Toleransi Anti-Kekerasan ke Anak
Tanamkan Sikap Toleransi Anti-Kekerasan ke Anak

Mereka yang agresif akan menganggap bahwa sifat toleransi itu menunjukkan kelemahan.

Baca Selengkapnya