Benny Wenda Bantah Diusir dari Sidang PBB
Merdeka.com - Tokoh separatis Papua yang kini tinggal di Inggris, Benny Wenda, membantah laporan media Indonesia yang menyebut dirinya dilarang memasuki ruangan sidang Majelis Umum PBB pekan lalu.
Pemimpin sayap politik ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) itu mengaku, dirinya sama sekali tidak bermaksud untuk menyampaikan pidato di podium Majelis Umum.
"Saya terdaftar bersama delegasi Vanuatu. Perdana Menteri Vanuatu Charlot Salwai yang mengangkat isu Papua dalam pidatonya. Tugas kami (ULMWP) melakukan lobi," kata Benny kepada media Jubi.co.id, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Minggu 29 September 2019.
-
Siapa pemimpin PUSA? Saat PUSA terbentuk langsung diketuai oleh Tgk Muhammad Dawud Beureueh sebagai Ketua I, Tgk Abdurrahman Meunasah Meucap (Ketua II).
-
Apa yang dilakukan Bupati Bengkulu Utara? Dalam kunjungan tersebut, Ir Mian mempresentasikan tentang kondisi ruas jalan dan pasar di wilayah Kabupaten Bengkulu. Ia menyampaikan harapannya agar ruas jalan dan pasar di sana bisa dibangun dan diperbaiki agar layak.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Siapa yang menyampaikan visi PAN? Komitmen ini disuarakan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dengan melihat kondisi dunia saat ini.
Sebelumnya, mantan pimpinan Gerakan Papua Merdeka (OPM), Nick Messet, yang kini menjadi salah satu delegasi Indonesia melaporkan, Benny Wenda dilarang memasuki ruang sidang umum majelis.
Messet mengatakan pihaknya telah memastikan agar PBB tidak mengizinkan Benny Wenda memasuki aula tempat persidangan Majelis Umum.
"Tidak benar bahwa Benny Wenda menghadiri sidang Majelis Umum sebagai anggota delegasi Vanuatu, sebab PBB hanya mengizinkan perwakilan suatu negara untuk memasuki sidang Majelis Umum PBB di New York," kata Nick Messet.
Messet merupakan WNI yang kini menjadi Konsul Kehormatan Nauru di Jakarta.
Dia juga menuturkan berita mengenai isu Papua yang dibahas di sidang PBB ini adalah 'hoaks' karena sama sekali tidak menjadi agenda pembahasan.
"Apa yang dikatakan bahwa persoalan Papua akan didiskusikan di PBB itu sudah ketinggalan zaman. Dia dan teman-temannya sudah melakukan hal itu sejak beberapa tahun lalu," kata Messet.
Namun, Benny Wenda mengatakan bahwa penjelasan Nick Messet adalah hoaks.
"Informasi yang disampaikan oleh Nick Messet itu bohong. Saya tidak pernah diusir dari ruangan sidang karena terdaftar resmi dalam delegasi Vanuatu. Berhentilah menyebarkan hoaks," kata Benny.
Bukan kali ini saja kehadiran Benny Wenda di PBB membuat repot pihak Indonesia.
Menyamakan dengan Palestina
Pada akhir Januari lalu, Dubes RI untuk PBB di Jenewa, Hasan Kleib, secara tegas mengutuk langkah Vanuatu yang telah membantu Benny untuk bertemu dengan pejabat-pejabat HAM PBB di Jenewa.
"Mereka sengaja menipu Komisi Tinggi PBB dengan cara manipulatif memasukkan Benny Wenda sebagai delegasi Vanuatu," kata Dubes Hasan Kleib.
Saat itu Benny menyampaikan petisi berisi 1,8 juta tandatangan yang meminta referendum kepada Komisioner HAM PBB, Michelle Bachelet.
Sebelumnya pada September 2017, Benny Wenda bermaksud menyampaikan petisi tersebut kepada Komite Dekolonialisasi PBB namun ditolak karena komite ini menegaskan isu Papua berada di luar mandat mereka.
Pemimpin sayap politik ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), Benny Wenda menyatakan perjuangannya di berbagai forum PBB mirip dengan yang dilakukan Palestina. Dia mengajak Presiden RI, Joko Widodo untuk bersama-sama menandatangani pelaksanaan referendum untuk rakyat Papua.
Di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York pada 24-30 September 2019, Benny menyatakan lobi-lobi diplomatik yang dia lakukan membutuhkan waktu yang panjang.
"Tujuan saya yaitu agar PBB memeriksa situasi di Papua yang diduduki secara ilegal oleh Indonesia," kata Benny dalam wawancara dengan salah satu media dari Timor Leste, TEMPO Timor.
Kerusuhan Sengaja Diciptakan
Sebelumnya media Australia memberitakan bahwa Benny turut menghadiri Sidang Majelis Umum untuk melobi agar komisioner HAM PBB dapat berkunjung ke Papua.
Ditanya apakah dia mendapatkan dukungan dari negara-negara anggota PBB, Benny mengaku perjuangan untuk meraih kemerdekaan Papua tidak bisa diraih dalam tempo singkat.
"Kami terus berjuang karena pembunuhan, penangkapan, penahanan, rasisme dan diskriminasi masih terus berlangsung," katanya.
"Saya hadir di sini, di markas PBB. Lobi yang kami lakukan membutuhkan waktu yang panjang," tambahnya.
"Tapi ini sama seperti perjuangan orang Palestina, mereka selalu datang ke sini dan mengajukan permasalahan mereka. Kami melakukan hal yang sama," kata Benny.
Agustus lalu Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut aksi anarkis di Papua sengaja diciptakan. Tujuannya agar kerusuhan ini dibawa dalam agenda rapat komisi HAM PBB di Jenewa.
Tito menyebut aktor di balik aksi ini adalah kelompok United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB), serta melibatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
"Benny Wenda dan kelompoknya bermain dalam rusuh di Papua. Mereka sengaja mengejar konflik ini dalam rangka rapat komisi HAM di Jenewa. Nantinya, kelompok perusuh ini akan bersuara di Papua rusuh terjadi," jelas Tito di RS Bhayangkara Kota Jayapura, usai menjenguk polisi korban kerusuhan di Deiyai, Kamis (5/9).
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dewan Syuro PKB di Jawa Barat mendatangi kantor Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) pada Jumat (9/8).
Baca SelengkapnyaBudiman Sudjatmiko menegaskan pertemuannya dengan calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, bukanlah bentuk dukungan
Baca SelengkapnyaKetua PBNU Abdullah Latopada menegaskan wacana MLB NU diisukan hanya dari segelintir orang
Baca SelengkapnyaGus Yahya hanya mengetahui bahwa saat ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin sedang berada di Vatikan.
Baca SelengkapnyaHarlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.
Baca SelengkapnyaGolkar merupakan partai besar yang tak bisa ditekan oleh siapapun.
Baca SelengkapnyaPemecatan Sekjen PBB Afriansyah Noor dan berujung polemik.
Baca SelengkapnyaWalaupun Sandiaga tidak jadi Cawapres, PPP akan tetap mendukung Ganjar.
Baca SelengkapnyaKetua MKMK I Dewa Gede Palguna, gagal menjadi narasumber atau pemateri untuk acara People's Water Forum (PWF) atau Forum Air untuk Rakyat di Bali.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dilarang menjadi pembicara dalam diskusi UGM
Baca SelengkapnyaNorma NU sebagai organisasi dan lembaga pun tegas tidak mengizinkan sikap memberikan dukungan
Baca Selengkapnya