Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita bagaimana AS campur tangan dalam pemilu di berbagai negara

Cerita bagaimana AS campur tangan dalam pemilu di berbagai negara Donald Trump. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebuah tas berisi tumpukan uang tunai dibawa ke sebuah hotel di Roma untuk mendukung kandidat presiden Italia. Kisah skandal seorang calon presiden di Nikaragua dibocorkan ke koran asing. Jutaan selebaran, poster dan stiker dicetak untuk mengalahkan presiden petahana di Serbia. Semua cerita itu adalah bagian dari campur tangan Amerika serikat dalam proses pemilihan umum di sejumlah negara.

Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden AS, isu campur tangan Rusia dalam pemilu yang memenangkan Trump itu santer di tengah masyarakat Negeri Paman Sam. Rakyat AS terkejut dengan isu ini karena hal itu dianggap sebagai serangan terhadap sistem politik mereka. Namun sejumlah mantan intelijen, akademisi yang mempelajari operasi rahasia punya pandangan berbeda dari kebanyakan warga AS.

"Kalau Anda bertanya pada anggota intelijen, apakah Rusia melanggar aturan atau melakukan hal tidak wajar, jawabannya adalah tidak, tidak sama sekali," ujar Steven L. Hall, mantan intelijen CIA yang bertugas selama 30 tahun dan pernah mengepalai operasi Rusia, seperti dilansir laman the New York Times, Sabtu (17/2).

"Sepanjang sejarah, Amerika Serikat jelas sudah ikut campur dalam hal operasi pemilu," kata dia. "Dan saya harap kita tetap melakukannya."

Pengamat intelijen Loch K Johnson yang memulai karirnya mendalami operasi CIA sejak 1970-an sebagai anggota senat mengatakan, operasi Rusia dalam pemilu 2016 adalah versi siber dari apa yang dilakukan AS selama sekian dekade.

"Kita sudah melakukan ini sejak CIA didirikan pada 1947," kata Johnson. "Kita menggunakan poster, selebaran, spanduk, apa saja. Kita membuat berita berisi informasi palsu di koran-koran asing. Kita juga memakai cara payang disebut orang Inggris 'Kavaleri Raja George': koper berisi uang tunai."

pemilu as di new hampshire

Pemilu AS di New Hampshire ©Reuters

Sebagai negara yang mengaku pengusung demokrasi, AS terkadang bertindak lebih jauh. CIA membantu digulingkannya pemimpin terpilih Iran dan Guatemala pada 1950-an dan mendukung kudeta di sejumlah negara pada 1960-an, termasuk merancang pembunuhan dan menyokong pemerintah anti-komunis di Amerika Latin, Afrika, dan Asia.

Namun dalam beberapa dekade belakangan, baik Hall maupun Johnson berpendapat, campur tangan Rusia dan Amerika di sejumlah pemilu secara moral berbeda tujuannya. Amerika, kata dua pengamat itu, lebih banyak campur tangan untuk mendukung kandidat non-otoriter untuk menantang diktator atau menyokong demokrasi. Rusia lebih banyak campur tangan untuk mengganggu demokrasi dan mendukung penguasa otoriter.

"Ini semacam mengatakan polisi dan penjahat itu sebetulnya sama karena keduanya punya pistol--yang membedakan adalah motivasinya," ujar Hall.

Akademisi dari Carnegie Mellon, Dov H Levin, membuat catatan soal campur tangan Rusia dan Amerika dalam operasi rahasia. Dia menemukan AS sudah campur tangan sebanyak 81 kali dan Rusia 36 kali sejak era 1949 hingga 2000.

"Saya tidak membenarkan apa yang dilakukan Rusia pada 2016 (terhadap pemilu AS). Metode yang mereka pakai di pemilu ini adalah versi digital dari apa yang AS dan Rusia lakukan selama beberapa dekade terakhir: menyusup ke markas partai, merekrut sekretaris, menaruh informan di sebuah partai, memberikan informasi atau informasi salah kepada koran."

Temuan Levin itu memperlihatkan pengalaman AS dalam campur tangan pemilu di berbagai negara.

"Kita pernah mengirimkan tas berisi uang tunai kepada politisi pilihan untuk mendanai pengeluaran mereka," ucap F. Mark Wyatt, mantan anggota CIA dalam sebuah wawancara pada 1996.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS

Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Donald Trump, Pernah Dicap Dalang Pemberontakan dan Divonis Bersalah Atas Kasus dengan Bintang Porno
Rekam Jejak Donald Trump, Pernah Dicap Dalang Pemberontakan dan Divonis Bersalah Atas Kasus dengan Bintang Porno

Trump hari ini mendeklarasikan kemenangan setelah mengalahkan Kamala Harris dalam pilpres AS.

Baca Selengkapnya
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS

Mendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.

Baca Selengkapnya
Tahun Pemilu Disebut Paling Disukai Hacker, Ini Buktinya
Tahun Pemilu Disebut Paling Disukai Hacker, Ini Buktinya

Berikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS
Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS

Prabowo mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan kuat dan beragam.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.

Baca Selengkapnya
Reaksi Elon Musk saat Donald Trump Klaim Menang Pilpres AS
Reaksi Elon Musk saat Donald Trump Klaim Menang Pilpres AS

Begini reaksi Elon Musk bersemangat klaim Donald Trump menang pilpres AS.

Baca Selengkapnya
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS

Elon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk

Trump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Analisis Drone Emprit: Netizen Bicara Kecurangan Pemilu Masih Tinggi hingga Tuntut Sirekap Diaudit
Analisis Drone Emprit: Netizen Bicara Kecurangan Pemilu Masih Tinggi hingga Tuntut Sirekap Diaudit

Drone Emprit menemukan masih banyak netizen yang menyuarakan narasi kecurangan Pemilu 2024 di 10 hari setelah pencoblosan.

Baca Selengkapnya
Gurita Bisnis Donald Trump di Indonesia
Gurita Bisnis Donald Trump di Indonesia

Pada Mei 2023, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Trump sebesar USD 2,5 miliar atau setara Rp37,4 triliun.

Baca Selengkapnya
Elon Musk Ikutan Nimbrung saat Donald Trump Ditelepon Zelenskyy
Elon Musk Ikutan Nimbrung saat Donald Trump Ditelepon Zelenskyy

Elon Musk memainkan peranan penting dalam konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.

Baca Selengkapnya