Cerita Tentang Telepon Trump yang Mengubah Peta Perang di Suriah
Merdeka.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dua pekan lalu telah mengubah peta perang di Suriah. Setelah telepon Trump itu, Turki kini masih kebingungan dalam menghadapi perubahan medan pertempuran yang berada di wilayah selatan perbatasannya dengan Suriah.
Pejabat AS mengatakan, dalam perbincangan via telepon itu Trump diharapkan menyampaikan pesan peringatan kepada Erdogan tentang rencana dia melancarkan serangan terhadap pasukan Kurdi yang disokong AS di sebelah timur laut Suriah.
"Trump bertanya:'Kalau saya menarik mundur pasukan kami, bisakah Anda membereskan ISIS?'" ujar pejabat Turki kepada kantor berita Reuters. Pejabat itu kemudian mengatakan Erdogan menjawab pertanyaan tersebut dengan menyatakan Turki siap dengan tugas itu.
-
Apa yang dilakukan tentara Turki di Israel? Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Siapa aja yang stres berat pasca pemilu? Setidaknya ada 10 orang yang terdiri dari timses dan panitia Pemilu (KPPS/PPS/PPK) di Ponorogo yang terindikasi stres berat.
-
Bagaimana kondisi Tepi Barat yang diduduki Israel? Avni ditemukan tewas di rumahnya di permukiman Givon HaHadasha di Tepi Barat yang diduduki.
-
Dimana Smotrich sebut soal perbatasan Suriah? Dalam wawancara untuk film dokumenter berjudul 'In Israel: Ministers of Chaos' yang diproduksi oleh saluran layanan publik Eropa, Arte, Smotrich mengklaim bahwa Israel akan memperluas wilayahnya 'sedikit demi sedikit' hingga mencakup seluruh wilayah Palestina serta negara-negara seperti Yordania, Lebanon, Mesir, Suriah, Irak, dan Arab Saudi.
"Kalau begitu lakukanlah," kata Trump tiba-tiba. Trump juga kemudian menyampaikan pesan kepada penasihat keamanan John Bolton, "Mulailah menarik mundur pasukan AS dari Suriah."
"Bisa saya bilang itu adalah keputusan yang tidak diduga. Kata 'mengejutkan' bahkan kurang pas untuk menggambarkan situasi saat itu," ujar si pejabat, satu dari lima sumber dari Turki yang berbicara dengan Reuters tentang pembicaraan telepon pada 14 Desember lalu.
Keputusan Trump itu juga membuat para petinggi di Washington tercengang. Pejabat AS mengatakan Menteri Pertahanan Jim Mattis selama beberapa hari berusaha mengubah pikiran Trump. Ketika Trump menegaskan dia tidak akan mengubah keputusannya, Mattis dan pejabat senior yang bertugas memerangi ISIS, Brett McGurk, akhirnya memilih mengundurkan diri.
Dalam lawatannya ke Irak kemarin Trump mengatakan komandan militer sudah berulang kali meminta untuk memperpanjang tugas sekitar 2.000 tentara AS di Suriah. Permintaan itu akhirnya harus dia tolak dengan alasan ISIS sudah dikalahkan.
"Kita sudah mengalahkan mereka. Saya beritahu kalian, pembicaraan saya dengan Presiden Erdogan di telepon sangat baik. Dia juga mau mengalahkan ISIS. Dia akan melakukannya," kata Trump kepada tentara AS di Irak.
Bagi Turki, keputusan Trump itu membuka kesempatan sekaligus membawa risiko.
Ankara selama ini menyesalkan keputusan AS yang memilih pasukan Kurdi YPG sebagai sekutunya dalam pertempuran di lapangan melawan ISIS di Suriah.
Turki mengatakan YPG adalah kelompok teroris yang tak terpisahkan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang selama ini memberontak di selatan Turki dan konflik itu sudah menyebabkan 40 ribu orang tewas.
Penarikan mundur pasukan AS bisa membuka kesempatan Turki untuk mendesak militan Kurdi mundur sejauh 500 kilometer dari perbatasan tanpa khawatir bentrokan senjata dengan pasukan AS. Namun kondisi ini membuat Turki tidak hanya akan berhadapan dengan pasukan Kurdi tapi juga pasukan pemerintah Suriah yang ingin menguasai kembali seluruh wilayah mereka yang sebelumnya dikuasai ISIS dan pemberontak.
Pasukan YPG kemarin meminta pemerintah Suriah mengambil alih Manbij yang selama ini mereka kuasai dengan dukungan AS.
Turki mengatakan senjata pasukan YPG harus dilucuti supaya tidak dipakai melawan pasukan mereka tapi pejabat AS mengatakan mereka tidak bisa melucuti senjata sekutu mereka di lapangan karena perang belum berakhir. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon Musk memainkan peranan penting dalam konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaToretsk merupakan kota yang menjadi garis depan Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia.
Baca SelengkapnyaTerusan yang berada di Mesir itu sempat menjadi 'pusat konflik' antara Amerika, Eropa, dengan Mesir.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaSirine peringatan serangan udara meraung-raung di Tel Aviv, Israel, ketika sebuah rudal ditembakkan kelompok Houthi.
Baca SelengkapnyaIsrael memutus jaringan komunikasi dan internet di Jalur Gaza pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaGelombang pengungsi dari perbatasan Lebanon Selatan terus meningkat seiring serangan udara Israel semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaAksi penembakan yang diduga dilakukan penembak jitu atau sniper tersebut membuat Donald Trump mengalami luka.
Baca SelengkapnyaHouthi mengatakan sistem pertahanan Israel gagal mencegat rudal mereka.
Baca SelengkapnyaKelompok Houthi Yaman hari ini meluncurkan rudal balistik kedua mereka ke Tel Aviv.
Baca Selengkapnya