Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diplomasi Ekonomi Jadi Prioritas Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia

Diplomasi Ekonomi Jadi Prioritas Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Menlu Retno Marsudi. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Diplomasi ekonomi menjadi prioritas pertama dalam pelaksanaan politik luar negeri (polugri) RI untuk periode 2019-2024. Untuk menjalankan diplomasi ekonomi, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah menyusun beberapa langkah strategis, salah satunya mengkapitalisasi penguatan pasar domestik Indonesia.

"Indonesia adalah pasar yang besar dengan lebih dari 260 juta jiwa. Ini harus kita jadikan leverage atau daya tawar kita untuk menjalin kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan baik di tingkat bilateral, kawasan, maupun dunia," jelas Menlu Retno Marsudi kepada wartawan di Jakarta, dilansir dari Antara, Selasa (29/10).

Retno mengatakan hal yang harus diwaspadai adalah menjaga pasar domestik dari produk yang masuk secara ilegal maupun dengan dumping atau subsidi pihak asing---sebagai akibat pertumbuhan ekonomi global yang rendah saat ini. Langkah kedua yang dijalankan dalam diplomasi ekonomi adalah menguatkan pasar tradisional dan terobosan pasar non-tradisional.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Menlu, diplomasi akan terus bekerja untuk memperkokoh kerja sama ekonomi yang strategis dan saling menguntungkan dengan pasar tradisional Indonesia. Sementara itu, langkah terobosan juga akan dilakukan untuk menembus pasar non-tradisional lebih banyak lagi.

Setelah menembus pasar Afrika, melalui penyelenggaraan Forum Indonesia-Afrika (IAF) 2018 dan Dialog Infrastruktur Indonesia-Afrika (IAID) 2019, BUMN dan swasta Indonesia akan terus melanjutkan kerja sama dengan Afrika terutama di bidang perdagangan barang dan jasa, serta investasi, termasuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi di kawasan tersebut.

"Hal yang sama juga akan dilakukan dengan kawasan non-tradisional lainnya yaitu Amerika Latin, Asia Selatan dan Tengah, Timur Tengah, serta Pasifik,” tutur Retno.

Langkah ketiga yaitu penguatan perundingan perdagangan dan investasi. Untuk memperkuat akses pasar, dalam lima tahun ke depan penyelesaian berbagai perundingan perdagangan seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA), dan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) dengan berbagai negara akan dipercepat dan harus bermanfaat bagi kepentingan nasional Indonesia dan saling menguntungkan.

Langkah keempat yaitu promosi terpadu perdagangan dan investasi serta mendorong outbond investment. Promosi ke luar negeri akan dilakukan secara sinergis dan sejalan dengan perbaikan iklim usaha dan investasi di dalam negeri, baik di tingkat nasional maupun di daerah sehingga memberi hasil yang konkret.

"Dengan mulainya ekspansi BUMN dan sektor swasta Indonesia, sudah waktunya Indonesia juga mengembangkan kebijakan outbound investment ke luar negeri yang sinergis dengan kepentingan ekonomi nasional," jelasnya.

Ke depan, berbagai perjanjian investasi bilateral juga akan difokuskan untuk melindungi investasi Indonesia di luar negeri secara adil. Selain itu, Indonesia juga akan semakin fokus pada sektor pengembangan ekosistem dan kebijakan yang mendukung perkembangan industri pengolahan sumber daya alam. Diplomasi juga akan bekerja untuk mendorong produk unggulan yang berorientasi ekspor, serta mendorong pembiayaan proyek infrastruktur dan industri strategis ke luar negeri.

Langkah kelima, diplomasi akan dioptimalkan untuk menjaga kepentingan strategis ekonomi Indonesia, salah satunya menyangkut kelapa sawit. Menurut Retno, kepentingan kelapa sawit Indonesia adalah hal fundamental karena menyangkut hajat hidup 16 juta orang, khususnya petani kecil dan keluarganya.

"Kita akan terus menolak berbagai tindakan diskriminatif yang ditujukan terhadap kelapa sawit, karena bukan hanya merugikan kepentingan nasional, namun juga mengancam terpenuhinya kebutuhan mayoritas populasi dunia akan minyak nabati yang memenuhi kriteria SDGs,” paparnya.

Langkah keenam yaitu mendorong ekonomi 4.0 yang meliputi industri digital, ekonomi kreatif, dan pengembangan sumber daya alam. Kebijakan ekonomi 4.0 ini diperlukan baik untuk meningkatkan produktivitas berbagai industri Indonesia, maupun untuk membuka akses yang makin besar bagi kelompok menengah ke bawah ke pasar internasional.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menlu Retno Paparkan Data Diplomasi Ekonomi yang Bikin Indonesia Cuan
Menlu Retno Paparkan Data Diplomasi Ekonomi yang Bikin Indonesia Cuan

Sejumlah gebrakan diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri ini sekaligus menjawab tudingan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.

Baca Selengkapnya
Dukung Visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Gejot Sinergi Diplomasi
Dukung Visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Gejot Sinergi Diplomasi

Ekonomi Indonesia dinilai perlu bersinergi dengan kemajuan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Airlangga Sebut Pemerintah Siapkan Strategi Jaga Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Airlangga Sebut Pemerintah Siapkan Strategi Jaga Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah akan melanjutkan rangkaian strategi kebijakan dalam meningkatkan keberlanjutan.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tahun Pertama, Saya Harus Fokus Perbaiki Ekonomi Dalam Negeri
Prabowo: Tahun Pertama, Saya Harus Fokus Perbaiki Ekonomi Dalam Negeri

Presiden RI, Prabowo Subianto mengatakan ingin fokus memperbaiki ekonomi dalam negeri di tahun pertama menjabat sebagai presiden

Baca Selengkapnya
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri

Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menko Luhut Tegaskan, Indonesia Tak Perlu Jadi Negara Super Power Militer!
VIDEO: Menko Luhut Tegaskan, Indonesia Tak Perlu Jadi Negara Super Power Militer!

Berdasarkan pengalaman terjun dalam Operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 70an silam, Luhut menyadari sulit mengontrol masyarakat

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia

Sri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.

Baca Selengkapnya
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump

Dia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.

Baca Selengkapnya
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia

Setidaknya, ada dua upaya pemerintah menanggulangi geopolitik Timur Tengah yang berdampak kenaikan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Prabowo Bawa 'Oleh-Oleh' Komitmen Investasi Rp294 Triliun dari Kunjungan Luar Negeri
Prabowo Bawa 'Oleh-Oleh' Komitmen Investasi Rp294 Triliun dari Kunjungan Luar Negeri

Menurut Presiden, capaian tersebut telah menunjukkan kepercayaan global terhadap stabilitas ekonomi yang menjanjikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ekspor Harus Tumbuh 9,6 Persen untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Ekspor Harus Tumbuh 9,6 Persen untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Sektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Baca Selengkapnya