Dua Janda Siap Taklukan Everest Demi Mendiang Suami
Merdeka.com - Dua janda Sherpa, yang suaminya meninggal dalam pendakian di Gunung Everest, berencana menaklukan gunung tertinggi di dunia tersebut. Mereka sekaligus ingin memberikan inspirasi kepada para perempuan lajang lainnya.
Suami Furdiki Sherpa meninggal pada 2013, saat memperbaiki tali pendakian untuk tamu-tamu asingnya pada ketinggian 8.850 meter. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (27/12).
Sherpa adalah salah satu suku di Tibet yang hidup di lereng-lereng gunung Himalaya. Mereka terkenal karena keahlian mendaki dan mengenal medan hingga sering menjadi pemandu para pendaki Everest.
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Apa yang memotivasi pendaki? Rasa Lelah mendaki yang kamu rasakan akan sebanding dengan inspirasi yang kamu dapatkan.
-
Bagaimana pendaki mencapai puncak? Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk mendaki Gunung Salak. Puncak yang umumnya menjadi tujuan pendaki adalah Salak I. Alternatif jalur lainnya termasuk melalui 'jalan belakang' melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, yang berdekatan dengan Gunung Bunder.
-
Siapa yang mendaki gunung bersama Putri? Biasanya, waktu senggang Putri digunakan untuk bermain bersama teman-temannya di sawah, sungai, dan bahkan mendaki gunung.
-
Siapa yang pertama kali mencapai puncak Everest? Meskipun Edmund Hillary dan Tenzing Norgay tercatat secara resmi sebagai orang pertama yang mencapai puncak tertinggi di dunia pada tahun 1953, penemuan terbaru oleh pembuat film dan pendaki AS, Jimmy Chin, kembali memicu spekulasi tentang pencapaian Mallory dan Irvine.
-
Siapa yang pertama kali menaklukkan puncak Everest? Pasangan petualang, Norgay seorang Sherpa Nepal-India dan Hillary seorang Selandia Baru, mencapai puncak Everest pada pukul 11:30 pada tanggal 29 Mei, menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak gunung yang terkenal di dunia ini.
Furdiki akan mendaki Everest pada Mei mendatang bersama Nima Doma Sherpa, istri dari salah satu dari 16 sherpa yang tewas akibat longsoran salju dekat base camp pada 2014.
"Kami akan mendaki Gunung Everest untuk menghapus duka dan menghormati suami kami dengan mencapai puncak yang tidak terjamah oleh mereka," kata keduanya dalam sebuah pernyataan.
Nima, 36 tahun, mengatakan mereka sudah menyelesaikan pelatihan dan mendaki dua puncak yang lebih kecil. Nepal memiliki delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia.
Menurut blogger Everest, Alan Arnette, Everest sudah didaki oleh 4.833 orang sejak pertama kali ditaklukan oleh pendaki asal Selandia Baru, Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa pada 1953. Everest membentang dari perbatasan Nepal-China dan bisa dicapai dari kedua sisi.
Menurut pejabat pendakian hanya sekitar 500 perempuan di antara para pendaki yang sukses mendaki Everest.
Furdiki, 42 tahun, yang seperti para Sherpa lainnya hanya memakai nama pertama, mengatakan kematian suaminya mengakibatkan kesulitan ekonomi yang berat.
"Kematian suami saya bukan akhir dari hidup saya," kata ibu dua anak itu. "Saya menjalankan ekspedisi ini untuk menyebar pesan bahwa para janda bisa menyelesaikan petualangan yang berat."
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok wanita cantik berikut ini banjir atensi. Dia disebut begitu beruntung.
Baca SelengkapnyaViral nenek usia 71 tahun taklukan banyak gunung. Ini fakta sosoknya yang curi perhatian.
Baca SelengkapnyaPria ini mendaki Everest hampir setiap tahun karena berkaitan dengan pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaDul Jaelani dan Tissa Biani naik Gunung Papandayan yang berada di Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSaat itu, Asmujiono membawa nama Indonesia, karena memang negara tetangga Malaysia juga menjalankan misi serupa.
Baca SelengkapnyaMeski tidak selamat, kata-kata dari pendaki malang itu kini bisa dibaca secara keseluruhan untuk pertama kalinya secara daring.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 3 Desember 2023 masih menyisakan duka bagi keluarga korban yang gugur.
Baca SelengkapnyaAnis sedih, tak bisa berhaji dengan suaminya yang sudah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Everest Internasional, memiliki sejarah menarik.
Baca SelengkapnyaPensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.
Baca SelengkapnyaNaila tak bisa melanjutkan perjalanan. Dia pun dievakuasi oleh Tim SAR setempat
Baca SelengkapnyaSelain hobi drifting, ternyata dia juga memiliki ketertarikan yang kuat dalam mendaki gunung.
Baca Selengkapnya