Gagalnya Aparat Keamanan AS Cegah Penembakan Massal yang Direncanakan Berbulan-Bulan
Merdeka.com - Pemuda 18 tahun yang menjadi tersangka penembakan massal di Buffalo, New York, Amerika Serikat, Sabtu lalu sebelumnya sudah mengunjungi kota itu pada Maret lalu dan sehari sebelum menjalankan aksinya, kata polisi.
Badan Penyelidiki Federal (FBI) mengatakan Payton Gendron, 18 tahun, kulit putih, melakukan tindakan "kekerasan ekstrem bermotif rasial" ketika dia melepaskan tembakan dari senapan semi-otomatis Sabtu lalu di supermarket Tops Friendly Market di kawasan yang dihuni mayoritas warga kulit hitam. Sebelas dari 13 korban yang dia tembak adalah orang kulit hitam.
Sepuluh korban tewas dalam serangan yang disiarkan langsung di media sosial Twitch itu. Mereka adalah sembilan orang yang sedang berbelanja dan seorang pensiunan polisi yang bekerja sebagai petugas keamanan dan sempat kontak senjata dengan pelaku.
-
Kapan kejadian penembakan itu? Benyamin, salah seorang Ketua RT di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara menjadi korban penembakan air softgun saat menggagalkan aksi pencurian sepeda motor, Senin (15/1).
-
Kapan kejadian penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Dimana penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Gendron yang menurut polisi menyerahkan diri kepada petugas di lokasi kini ditahan tanpa jaminan dan dituntut atas kasus pembunuhan tingkat pertama. Dia mengaku tidak bersalah.
Para penyelidik mengatakan mereka kini tengah mencari jejak lewat catatan sambungan telepon, komputer, dan unggahan daring, serta bukti fisik setelah gambaran tentang sosok Gendron di masa lalu dan rencana yang dibuatnya muncul ke publik.
Harian the Washington Post (the Post) melaporkan, Gendron, warga Conklin, New York, dekat perbatasan Pennsyvania, menempuh perjalanan sejauh 320 kilometer dari Buffalo, lalu mampir ke supermarket Tops pada Maret lalu untuk melihat situasi lapangan dan menyiapkan penyerangan.
Waktu itu dia sempat ditegur oleh petugas keamanan yang mencurigainya, kata the Post, mengutip sebuah unggahan daring yang dilakukan seseorang yang mengaku bernama Gendron.
Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia mengatakan dalam jumpa pers kemarin, pelaku pernah mendatangi Buffalo pada Maret lalu tapi dia menolah membenarkan rincian yang dilaporkan oleh the Washington Post atau media lain.
Dilansir dari laman Reuters, Selasa (17/5), aparat mengatakan pelaku kembali ke Buffalo Jumat lalu untuk mengecek tahap akhir pengenalan lokasi.
Gendron sudah masuk dalam radar perhatian aparat keamanan sejak Juni tahun lalu ketika polisi menangkapnya karena dia membuat ancaman terhadap sekolahnya, kata Gramaglia kepada wartawan. Dia sempat diberi evaluasi kesehatan mental dan dibebaskan 1,5 hari kemudian.
The Post mengungkapkan perjalanan Gendron ke Buffalo Maret lalu ada dalam rincian pesan yang dikumpulkan sebanyak 589 halaman dan diunggah secara daring di situs media sosial tapi sekarang sudah dihapus.
Dalam dokumen itu disebutkan supermarket Tops sebagai "area serangan 1" dan menyebut dua lokasi di dekat situ juga sebagai target untuk "menembak semua orang kulit hitam", kata the Post. Penulis dokumen itu mengatakan dia menghitung ada 53 orang kulit hitam di Tops ketika dia mampir ke sana.
Polisi membenarkan mereka kini tengah menyelidiki unggahan daring Gendron, termasuk 180 halaman manifesto yang diyakini ditulisnya tentang "Teori Penggantian Besar", sebuah konspirasi rasis yang menyebut orang kulit putih akan tergantikan oleh kaum minoritas di AS dan di tempat lain.
Ahli mengatakan tren ini melibatkan sejumlah anak muda kulit putih yang terinspirasi tindakan pembunuhan massal bermotif rasis yang kini meningkat, seperti kasus penembakan di sebuah gereja kulit hitam pada 2015 di Charlestonm South Carolina, penembakan di sebuah sinagog di Pittsburgh 2018, dan penembakan di Walmart di lingkungan hispanik (keturunan latin) di kawasan El Paso.
Pemerintah federal, daerah, aparat setempat mengatakan mereka kini melipatgandakan kewaspadaan akan munculnya ancaman rasial baru yang beredar di media sosial.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Negara Bagian Maine melancarkan operasi besar-besaran untuk memburu pelaku penembakan brutal yang menewaskan 18 orang dan melukai 13 lainnya.
Baca SelengkapnyaTujuh mayat remaja laki-laki yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi dipastikan pelaku tawuran.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menyebut sejauh ini tidak ada eskalasi peningkatan ancaman terorisme sampai dengan peringatan 17 Agustus.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaPenembakan mengerikan terjadi di Siam Paragon Mall, salah satu pusat perbelanjaan mewah yang populer di Bangkok, Thailand kemarin.
Baca SelengkapnyaInformasi awal menyebutkan tiga korban tewas, tetapi angka itu naik menjadi empat setelah salah satu korban luka-luka akhirnya meninggal.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri telah menangkap seorang pelajar terduga teroris berinisial HOK
Baca SelengkapnyaTiga pemuda ditetapkan sebagai tersangka kasus teror penembakan di sejumlah jalan tol dan kampus Unesa, Surabaya. Dua di antara masih berstatus mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPemuda yang tewas dibacok di Mampang ternyata pelaku tawuran.
Baca SelengkapnyaPenembakan di Philadelphia barat terjadi pada akhir acara memperingati Idulfitri, hari raya umat Islam setelah bulan suci Ramadan.
Baca SelengkapnyaPenembakan massal terjadi di Siam Paragon, sebuah mall mewah di Ibu Kota Bangkok, Thailand. Sebanyak 3 orang tewas dan 4 lainnya terluka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaBeberapa remaja yang berencana tawuran berkumpul di daerah Margajaya.
Baca Selengkapnya