Harapan Itu Datang dari Israel
Merdeka.com - Setahun berlalu sejak pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Setelah vaksin ditemukan berbagai negara di dunia berlomba untuk segera menggelar program vaksinasi massal untuk meredam dan menghentikan laju penularan virus corona. Namun para ahli masih belum yakin apakah vaksin mampu mengubah arah pandemi.
Harapan itu muncul di Israel. Negara yang memimpin di urutan teratas paling banyak memvaksinasi warganya memperlihatkan kabar gembira. Data awal menyatakan angka penularan turun signifikan setelah suntikan dosis pertama dan angkanya melebihi dari harapan setelah dosis kedua.
Para ahli memperingatkan data yang berdasarkan vaksin Pfizer-BioNTech itu masih berupa awalan dan belum teruji secara klinis. Meski begitu Dr Anat Ekka Zohar, wakil presiden Maccabi Health Service, salah satu organisasi kesehatan Israel yang merilis data awal menyebut kabar ini "menggembirakan".
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang pertama kali berhasil buat vaksin polio? Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan kepada Dr. Jonas Salk, ilmuwan yang pertama kali berhasil mengembangkan vaksin polio yang efektif pada tahun 1955.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
Dalam laporan awal pertama, Clalit, dana kesehatan terbesar Israel, membandingkan data 200.000 orang berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat vaksin dosis pertama dengan 200.000 orang yang belum diberi vaksin. Hasilnya setelah 14 hingga 18 hari usai disuntik vaksin, separuh dari mereka yang sudah diberi vaksin 33 persen tidak tertular Covid-19.
Di saat yang sama, lembaga penelitian Maccabi menemukan ada penurunan signifikan penularan setelah suntikan vaksin dosis pertama. Penurunannya sekitar 60 persen dari 430.000 yang disuntik setelah 13 hingga 21 hari mereka mendapat vaksin.
Maccabi tidak merinci kelompok usia mana yang diberi vaksin itu atau membandingkan dengan data yang lain.
Kemarin Kementerian Kesehatan Israel dan Maccabi merilis data baru orang yang sudah mendapat dua dosis vaksin dan hasilnya memperlihatkan efektivitas yang tinggi.
Sudah lebih dari 40 persen
Pihak kementerian mengatakan dari 428.000 warga yang sudah mendapat dua dosis vaksin, sepekan kemudian hanya 63 atau 0.014 persen yang terpapar virus corona. data Maccabi juga senada, sepekan lebih setelah mendapat dua dosis vaksin, hanya 20 dari 128.600 orang atau sekitar 0.01 persen yang terinfeksi virus corona.
Dalam tahap uji klinis vaksin Pfizer memperlihatkan 95 persen efektif setelah dua dosis suntikan sehingga mencegah penularan virus corona untuk orang yang sebelumnya tidak pernah terkena Covid-19.
Hasil dari Israel ini, jika bertahan, mengindikasikan kemanjuran vaksin ini bisa lebih tinggi meski data perbandingan dengan warga yang belum diberi vaksin belum dirilis.
"Ini data yang menggembirakan," kata Dr Zohar, seperti dilansir laman the New York Times, Selasa (26/1),"Kami akan terus memantau pasien untuk memeriksa apakah mereka hanya mengalami gejala ringan dan tidak memburuk kondisinya karena komplikasi akibat virus corona."
Baik Clalit dan Maccabi mengingatkan temuan mereka ini baru awal dan masih harus disertai analisis statistik yang lebih dalam dan dikaji juga oleh berbagai publikasi secara sains.
Israel yang kini sudah lebih dari 40 persen warganya mendapat vaksin dosis pertama menjadi batu ujian internasional untuk mengetahui efektivitas vaksinasi.
Dengan jumlah populasi yang kecil, sistem kesehatan yang sangat terdigitalisasi dan dibantu militer untuk vaksinasi, Israel memberikan data terbaru yang berguna untuk para peneliti, perusahaan farmasi, dan pembuat kebijakan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya