Hari ini Recep Tayyip Erdogan dilantik sebagai Presiden Turki untuk kedua kalinya
Merdeka.com - Recep Tayyip Erdogan akan dilantik sebagai Presiden Turki untuk kedua kalinya. Setelah kemenangan pemilihannya dua minggu lalu, Erdogan mengatakan dia akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Perhelatan itu juga akan menjadi pemuncak proses perubahan sistem pemerintahan Turki, yang semula berbentuk parlementer menjadi presidensial menyusul referendum revisi konstitusi yang usai kudeta 2016. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/7).
Seremoni pelantikannya tersebut akan dihadiri oleh belasan pemimpin dan pejabat tinggi negara, meliputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Emir Qatar Tamim Bin Hamad Al Thani.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Mengapa pergantian presiden dianggap penting untuk ekonomi? Pergantian kepemimpinan ini seharusnya bisa dijadikan momen untuk memperbaiki ketahanan ekonomi.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
-
Kenapa Menko Perekonomian mendorong IEU-CEPA? Kata dia, IEU-CEPA instrumen penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Uni Eropa.
Di bawah sistem pemerintahan baru, Erdogan akan memiliki kekuasaan untuk memimpin kabinet serta menunjuk dan mencopot wakil presiden dan menteri tanpa persetujuan parlemen.
Presiden Erdogan juga memiliki kekuatan untuk membubarkan parlemen, mengeluarkan dekrit, dan menetapkan status darurat negara.
Sementara itu, jabatan perdana menteri yang identik pada sistem pemerintahan parlementer Erdogan, yang telah berkuasa selama lebih dari 15 tahun sebagai perdana menteri dan presiden, telah berulang kali menekankan bahwa seorang presiden eksekutif yang kuat akan menciptakan lingkungan yang stabil yang akan memungkinkan negara untuk mengambil "langkah-langkah untuk masa depan dengan cara yang lebih kuat".
Partai-partai oposisi, sekutu Turki dari Barat dan para kritikus lainnya, bagaimanapun, mengatakan bahwa sistem tersebut memberikan kekuasaan besar kepada presiden yang baru tanpa adanya checks and balances sebagaimana prinsip trias politica: legislatif, eksekutif, yudikatif dan menyebutnya sebagai "pemerintahan satu orang".
Erdogan memulai masa jabatan barunya menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk meningkatnya suku bunga dan inflasi serta mata uang Turki yang sangat terdevaluasi terhadap dolar AS.
Taner Berksoy, seorang profesor ekonomi dan kolumnis, mengatakan penurunan suku bunga akan menjadi prioritas yang jelas bagi pemerintah baru.
"Saat ini, tingkat bunga riil tidak cukup untuk menurunkan inflasi dan kami belum melihat apa yang akan dilakukan oleh para ekonom di kabinet," katanya kepada Al Jazeera.
"Namun, tingkat suku bunga akan menunjukkan penurunan dalam hal apapun, karena risiko ekonomi yang dirasakan Turki akan turun secara bertahap setelah pelantikan."
Tapi Berksoy menambahkan bahwa penurunan suku bunga "juga akan tergantung pada seberapa banyak pemerintah baru melakukan campur tangan dalam kebijakan Bank Sentral".
Selama kampanye pemilihannya, Erdogan secara eksplisit menyatakan bahwa ia akan lebih aktif dalam bidang ekonomi jika terpilih kembali, dan akan mendorong penurunan suku bunga, sebuah langkah yang menurut beberapa analis kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran investor tentang kemandirian bank sentral negara akan dihapuskan.
Pada hari yang sama, Recep Tayyip Erdogan juga akan melantik anggota kabinetnya yang baru.
Ia menjelaskan, kabinet saat ini tidak akan diisi oleh anggota partai pengusungnya Justice and Development Party (AK Party). Erdogan menjelaskan, kursi kedua posisi itu akan diisi oleh politisi dan birokrat non-AK Party.
Di sisi lain, AK Party merupakan partai dominan di parlemen, setelah berhasil mendulang 42,5 persen suara pada pemilu Juni 2018. Sekutu AK Party, National Movement Party (MHP) memperoleh 11,1 persen suara.
Koalisi kedua partai tersebut berhasil mengamankan lebih dari 50 persen kursi di parlemen Turki saat ini.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
Baca SelengkapnyaSecara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaPerbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca Selengkapnya