Ilmuwan Peringatkan Varian Baru Covid-19 Lebih Mudah Menulari Anak-Anak
Merdeka.com - Baru-barui ditemukan varian baru virus corona di Inggris. Para ilmuwan memperingatkan mutasi baru ini lebih mudah menular ke anak-anak.
Para ahli segera meneliti varian baru virus ini agar dampaknya terhadap pasien dan vaksin bisa lebih dipahami dengan baik.
Pada Senin, Professor Neil Ferguson dari Imperial College London, mengatakan data infeksi di seluruh wilayah Inggris tenggara menunjukkan varian baru virus memiliki tingkat infeksi lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan virus jenis lain.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa ilmuwan meneliti virus purba? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
"Ada petunjuk bahwa virus ini memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak. Itu mungkin menjelaskan beberapa perbedaan, tetapi kami belum menetapkan kausalitas apa pun tentang itu, tetapi kami dapat melihatnya di data," jelasnya, dikutip dari The Independent, Selasa (22/12).
"Selama lockdown di Inggris, kami melihat pergeseran umum dalam masa penyebaran virus terhadap anak-anak, dan itu benar dalam varian dan non-varian dan itulah yang kami perkirakan, mengingat bahwa kami telah memberlakukan lockdown untuk mengurangi kontak orang dewasa tetapi sekolah masih buka," lanjutnya.
"Tapi apa yang telah kami lihat selama periode lima atau enam pekan secara konsisten proporsi kasus pilar dua untuk varian di bawah 15 tahun secara statistik secara signifikan lebih tinggi daripada virus non-varian."
"Kami tidak mengatakan bahwa ini adalah virus yang secara khusus menargetkan anak-anak atau lebih spesifik dalam kemampuannya untuk menginfeksi anak-anak, tetapi kami tahu bahwa Covid tidak seefisien dalam memengaruhi anak-anak seperti pada orang dewasa," jelas anggota Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru Muncul (NERVTAG), Profesor Wendy Barclay.
Dia mengatakan varian baru ini lebih mampu terhubung dengan sel manusia untuk menginfeksi mereka yang berarti bahwa di mana virus sebelumnya berjuang untuk menginfeksi anak-anak, mereka sekarang "berada di lapangan bermain yang lebih setara" dengan orang dewasa dalam hal infeksi.
Ketua NERVTAG, Peter Horby mengatakan sejak analisis awal data, yang mendorong pemerintah untuk membatalkan pencabutan pembatasan selama lima hari yang direncanakan selama Natal, para ilmuwan sekarang lebih yakin tentang risiko dari varian baru ini.
"Sore ini (Senin) lebih dari puluhan ilmuwan bertemu lagi dengan beberapa wajah baru yang tidak hadir pada pertemuan hari Jumat. Kami memeriksa semua data lagi dan analisis tambahan, baik pada kumpulan data yang lebih besar dan menggunakan metode yang berbeda. Kesimpulan sore ini adalah bahwa kami sekarang memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa varian ini memang memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian virus lain yang saat ini ada di Inggris," jelasnya.
Para ilmuwan berusaha keras untuk mempelajari varian baru untuk menentukan apakah vaksin yang ada saat ini bisa efektif.
"Kami tidak sepenuhnya yakin saat ini dan sangat penting bagi kami untuk melakukan beberapa analisis dengan sangat cepat," jelas Barclay saat ditanya apakah dia yakin vaksin ini efektif melawan varian baru virus.
Dia menambahkan, saat ini sedang dilakukan penelitian di laboratorium terkait efektivitas vaksin melawan varian baru ini.
Menurutnya tidak mungkin satu perubahan besar pada protein lonjakan virus akan cukup untuk mengalahkan vaksin karena sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menyerang virus dari berbagai sudut.
"Ada kemungkinan bahwa kemampuan antibodi untuk melihat virus disusupi sampai batas tertentu, dan itulah yang perlu kami periksa," jelasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya