Jerman & Denmark Pulangkan 37 Anak-Anak & 11 Perempuan Mantan ISIS dari Suriah
Merdeka.com - Jerman menyampaikan pihaknya telah memulangkan delapan perempuan, yang bergabung dengan ISIS, dan 23 anak-anak dari sebuah kamp di Suriah utara.
Mereka dipulangkan dalam operasi bersama dengan Denmark, yang memulangkan tiga perempuan dan 14 anak-anak. Demikian keterangan pejabat Jerman, dilansir BBC, Kamis (7/10).
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas menyampaikan, para perempuan tersebut berada dalam tahanan dan menghadapi penyelidikan kriminal.
-
Di mana situs kamp militer Asiria? Dia mengidentifikasi sebuah situs di utara Lakhis dengan struktur berbentuk oval dengan dinding yang menurutnya mungkin merupakan kamp Asiria.
-
Siapa yang mengusir warga Palestina? Peristiwa Nakba dimulai dengan serangan militer dari pasukan Zionis terhadap desa-desa dan kota-kota Palestina.
-
Apa yang dilakukan tentara muslim AS di Kamp Arifjan? Mereka berpuasa di bawah suhu yang terik mencapai 50 derajat Celcius. Berbagai kegiatan seperti membaca Alquran hingga salat berjemaah mereka jalani dengan penuh kekhusyukan.
-
Di mana warga Palestina mengungsi? Rafah dipenuhi lebih dari 1 juta warga Palestina yang mengungsi dari berbagai daerah lain di Gaza.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
-
Kenapa ISIS menghancurkan Nimrud? Sebagai bagian upaya mereka menyingkirkan kebudayaan non-Islami, ISIS menghancurkan dengan sistematis situs arkeologi Nimrud, menghancurkan puing-puing dengan palu godam, bom, dan eksavator.
Ratusan orang Eropa yang bergabung dengan ISIS berada di kamp yang dikelola Kurdish di Suriah utara. Mereka dipindahkan ke sana bersama ribuan anggota lainnya yang telantar setelah ISIS kalah di Suriah dan Irak pada Maret 2019.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, para perempuan dan anak-anak itu tiba di bandara Frankfurt pada Rabu malam dari kamp tahanan Roj di timur laut Suriah.
Maas menyampaikan, dia bahagia mereka kembali ke Jerman tapi para ibu tersebut harus menjelaskan tindakannya.
“Anak-anak itu tidak bertanggung jawab atas keadaan mereka,” ujarnya.
“Mereka khususnya butuh perlindungan,” lanjutnya.
Banyak orang Eropa yang berada di kamp Suriah dicurigai menjadi istri dan anak-anak para pejuang atau simpatisan ISIS.
Kelompok HAM mendesak pemerintah untuk memulangkan warga negara mereka, berpendapat para perempuan dan anak-anak yang tinggal di kamp itu berisiko terkena penyakit dan radikalisasi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap tersangka dalam penggerebekan di sebuah asrama untuk para pencari suaka.
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaMomen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Baca SelengkapnyaViral Video Dua Bocah Palestina Ditembak Mati Sniper Israel di Tepi Barat
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaIni adalah kuburan massal ketiga yang ditemukan di RS Al-Shifa.
Baca SelengkapnyaJuli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaMereka tampak dikelilingi oleh tentara pendudukan Israel yang bersenjata lengkap, sementara teriakan perintah terdengar menggema.
Baca SelengkapnyaPuluhan WNI tersebut dipulangkan dari Lebanon sebagai bagian dari proses evakuasi ketika konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah semakin memanas.
Baca SelengkapnyaPengepungan ini dilakukan setelah Israel menyerbu wilayah Tepi Barat pada Sabtu (25/11) sehingga menewaskan 7 warga Palestina.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca Selengkapnya