Kejamnya Krisis Ekonomi, dalam Lima Hari Tiga Warga Libanon Bunuh Diri
Merdeka.com - Krisis ekonomi di Libanon yang diwarnai pemogokan dan unjuk rasa selama 50 hari memakan korban jiwa dengan cara yang mengenaskan. Tiga warga memilih bunuh diri dalam lima hari belakangan.
Pria pengangguran 56 tahun dilaporkan bunuh diri Kamis lalu di rumahnya di selatan Libanon karena kesulitan keuangan. bekas buruh konstruksi, Nazih Aoun, diduga bunuh diri di rumahnya di Desa Tibnin, Provinsi Nabatiyeh.
"Nazih Aoun (almarhum) ditemukan tewas di rumahnya. Kami belum memastikan kematiannya karena bunuh diri. Kami sudah memberi tahu polisi yang kemudian datang ke lokasi dan memanggil tim forensik untuk memeriksa dan menentukan penyebab kematian. Bisa jadi meninggal secara normal, bunuh diri, serangan jantung atau pembunuhan," kata pejabat daerah bernama Hussain, seperti dilansir laman Gulf News, Jumat (6/12).
-
Bagaimana kondisi korban bunuh diri? Meski kolam yang dikelola oleh warga sekitar tidak terlalu dalam. Namun, ketika warga mengevakuasi korban bunuh diri sering dijumpai dengan kondisi tubuh yang hanya tinggal tulang saja dan sudah tidak berbentuk normal.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Kenapa korban gantung diri? 'Korban ditemukan tewas gantung diri di lapak pasar. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya,' ungkap Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
"Aoun lahir pada 8 Juli 1964. Dia punya empat anak yang tinggal di Jerman. Dia miskin dan sudah jadi pengangguran selama lebih dari setahun. Tahun lalu dia menjual sayuran di gerobak dan sebelumnya dia pekerja konstruksi."
Kematian Aoun diduga akibat bunuh diri ini adalah yang ketiga dalam lima hari belakangan di Libanon.
Terlilit Utang
Rabu lalu seorang laki-laki bernama Dany Abu Haidar, 40 tahun, menembak diri sendiri dengan senapan berburu karena punya utang sekitar Rp27 juta di Beirut. Kejadian itu terjadi setelah dia dilaporkan baru dipecat dari pekerjaannya.
Sekitar pukul 10.30 Rabu lalu, Haidar menembak dirinya di rumah keluarganya di Al Naba setelah dia dipecat dari pekerjaannya di perusahaan lampu.
Dalam wawancara televisi ayah Haidar menyalahkan para pemimpin negara dan tokoh politik yang membuat Libanon mengalami krisis.
"Dia pulang ke rumah pukul 10.30. Ibunya sedang menjemur pakaian dan istrinya sedang membersihkan karpet. Dia memegang senapan berburu. Sewaktu saya apakah dia akan pergi berburu, dia jawab iya. Beberapa detik kemudian dia menembak kepalanya sendiri," kata sang ayah.
Sejak 17 Oktober, Libanon dilanda unjuk rasa besar-besaran memprotes praktik korupsi dan kesalahan tata kelola pemerintahan hingga menyebabkan krisis ekonomi.
"Dia meninggalkan keluarganya. Kemarin dia masih baik-baik saja. Supermarket meneleponnya dan meminta dia segera membayar utang sekitar Rp27 juta, dia marah dan mengatakan dia tidak bisa membayar dan harus menunggu sampai demo usai."
Ibu Haidar mengatakan gaji putranya itu baru saja dipotong separuh dan dia kemudian pindah ke rumah orangtuanya.
"Bakar saja negeri ini. Saya akan membakar jalanan. Hati saya terbakar," kata ibu Haidar menyebut para demonstran.
Perusahaan Dabbas, tempat Haidar bekerja, mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan membantah telah memecat dia.
Tak Mampu Belikan Anak Roti
Dua hari sebelum Haidar, Naji Al Fulaiti, berusia 40an tahun gantung diri di atap rumahnya di Desa Arsal, dekat perbatasan Suriah. Ali Al Fulaiti, sepupu dari korban mengatakan kepada Gulf News: "Raneen, putrinya yang berusia enam tahun pagi-pagi minta uang untuk membeli roti buat sarapan. Al Fulaiti tidak punya uang lagi di dompetnya. Putrinya sedih lalu pergi. Tak lama dia lalu gantung diri di rumahnya."
Tiga bulan sebelumnya Fulaiti masih bekerja sebagai buruh konstruksi di Arsan, sekitar 124 kilometer dari Beirut di Lembah Bekaa.
Ali sedang minum kopi bersama istrinya sekitar pukul 06.00 ketika dia mendengar teriakan dari rumah sepupunya.
"Saya bergegas keluar dan melihat ayah Naji berteriak. Dia sudah mengikat tali ke atap dan mengikatkannya ke lehernya lalu melompat sampai mati. Kami lalu segera melepaskannya dan membawanya ke rumah sakit Al Rahma dengan mobil saya. Tapi dia sudah meninggal," kata sepupu Fulaiti.
Dia rupanya punya utang sebesar Rp6,4 juta dan anaknya ada dua. Fulaiti dimakamkan Minggu sore lalu.
"Dia pengangguran selama tiga bulan. Naji (Fulaiti) tidak pernah meminta uang kepada siapa pun. Seperti warga Libanon lainnya, kondisi ekonomi memaksa dia meminjam uang dari tetangga dan toko untuk menghidupi keluarganya. Uangnya habis untuk mengobati sakit kanker istrinya," kata Ali.
"Saya bertemu dia Sabtu. Kami ngobrol soal kondisi ekonomi. Dia tampak normal dan tidak seperti mau bunuh diri. Mungkin dia tidak tahan melihat wajah putrinya ketika dia minta uang," ujar Ali.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Sederet peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu satu terduga pelaku pembunuhan DDY.
Baca SelengkapnyaGulkarmat DKI telah menyelamatkan tiga orang yang mau bunuh diri akibat judi online.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui motif bunuh diri satu keluarga tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang ini terjadi setelah badai Mediterania bernama Daniel melanda wilayah Timur Libya, dengan Derna menjadi kota yang paling parah terkena dampaknya.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga tewas bunuh diri lompat dari lantai 22 Apartemen di kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024).
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaSebelum tewas bunuh diri, salah satu korban sempat meminjam uang ke warga apartemen dengan nominal Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal bernama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra (4).
Baca Selengkapnya