Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika ujaran kebencian di Facebook menindas muslim Rohingya di Myanmar

Ketika ujaran kebencian di Facebook menindas muslim Rohingya di Myanmar kerangka rohingya. ©2018 REUTERS

Merdeka.com - April lalu bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada para senator Amerika Serikat, media sosial yang dipimpinnya merekrut puluhan warga bisa berbahasa Myanmar untuk mengatasi isu ujaran kebencian di negeri itu.

Sebanyak lebih dari 700 ribu muslim Rohingya mengungsi akibat kekerasan militer sejak Agustus tahun lalu. Penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Maret lalu mengatakan media sosial Facebook dipakai untuk memicu kekerasan dan menyebarkan kebencian terhadap etnis minoritas muslim Rohingya. Facebook, kata penyelidik PBB itu, menjadi 'alat yang sangat beringas'.

Dikuti dari laman Reuters, Rabu (15/8), berikut contoh ujaran kebencian yang beredar di Facebook berasal dari Myanmar:

Seorang pengguna pernah mengunggah sebuah iklan restoran menampilkan makanan khas Rohingya dengan keterangan: "Kita harus memerangi mereka seperti yang Hitler lakukan terhadap kaum Yahudi," kalar sialan!" ujar si pengguna menyebut orang Rohingya. Unggahan itu muncul pada Desember 2013.

Sebuah unggahan dari berita dari media milik militer Myanmar mengabarkan soal penyerangan terjadap pos polisi dilakukan militan Rohingya.

"Makhluk-makhluk anjing kalar ini, si Bengali, membunuhi dan menghancurkan tanah kita, air kita, dan etnis kita," ujar seorang pengguna. "Kita harus hancurkan ras mereka. Unggahan itu muncul pada September ketika kekerasan memuncak di Negara Bagian Rakhine.

Seorang pengguna lain menyebarkan sebuah foto memperlihatkan kapal bermuatan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Indonesia.

"Siramkan bensin dan bakar supaya mereka lebih cepat menemui Allah," kata seseorang. Unggahan itu muncul 11 hari setelah Zuckerberg bersaksi di depan Senat.

Ujaran-ujaran kebencian itu hanya beberapa di antara lebih dari seribu contoh yang ditemukan Reuters di Facebook tentang kekerasan terhadap muslim Rohingya. Semuanya berbahasa lokal Birma.

Selain itu masih banyak unggahan yang lebih parah menyebut muslim Rohingya sebagai anjing, cacing, pemerkosa, layak jadi makanan babi, layak dibunuh atau dimusnahkan. Materi ujaran kebencian juga meliputi foto-foto pornografi yang kasar. Facebook punya aturan yang melarang tulisan menyerang kelompok etnis atau menyamakan mereka dengan binatang. Facebook juga punya aturan ketat soal pornografi.

Selama bertahun-tahun Facebook yang pendapatannya mencapai USD 15,9 miliar pada 2017 berusaha memerangi ujaran kebencian di Myanmar. Awal 2015, hanya ada dua orang di Facebook yang bisa berbahasa Birma untuk menangani unggahan semacam itu. Sebelumnya hanya unggahan orang Myanmar berbahasa Inggris saja yang bisa dipantau.

Bahkan sampai sekarang Facebook tidak mempunyai satu pun pegawai di Myanmar yang berpenduduk 50 juta jiwa. Mereka memantau ujaran kebencian di Myanmar dari luar negeri.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya
Sebar Ujaran Kebencian soal Palestina dan Umat Islam, Pria asal Toba Masuk Bui
Sebar Ujaran Kebencian soal Palestina dan Umat Islam, Pria asal Toba Masuk Bui

Polda Sumut menangkap Lukman Dolok Saribu yang diduga menyebarkan kebencian terhadap umat Islam dan Palestina yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Motif Marco Karundeng Provokasi Bentrokan di Bitung
Polisi Ungkap Motif Marco Karundeng Provokasi Bentrokan di Bitung

Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.

Baca Selengkapnya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya

Iza Fadri membagikan kisahnya saat ditunjuk menjadi Dubes Indonesia untuk Myanmar, dan ditugaskan menangani konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya
Lawan Ujaran Kebencian Dengan Kuatkan Literasi Digital
Lawan Ujaran Kebencian Dengan Kuatkan Literasi Digital

Selain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie akan Tertibkan Akun Buzzer: Supaya Narasi Pemilu Bisa Damai
Menkominfo Budi Arie akan Tertibkan Akun Buzzer: Supaya Narasi Pemilu Bisa Damai

Menkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang
Menkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang

Menkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang

Baca Selengkapnya
Eks Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin Dituntut 1,5 Tahun Penjara karena Unggah Ujaran Kebencian pada Muhammadiyah
Eks Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin Dituntut 1,5 Tahun Penjara karena Unggah Ujaran Kebencian pada Muhammadiyah

Perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Andi Pangerang Hasanuddin memasuki agenda tuntutan. Mantan peneliti BRIN itu dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara

Baca Selengkapnya
Wapres Ingatkan BNPT: Gerakan Radikal Terorisme Tumbuh Subur Jelang Pemilu
Wapres Ingatkan BNPT: Gerakan Radikal Terorisme Tumbuh Subur Jelang Pemilu

Ma’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.

Baca Selengkapnya
Viral Bicara 'Kotor' Saat Live TikTok, Anggota DPRD Bukittinggi dari Gerindra Zulkhairahmi Kini Minta Maaf
Viral Bicara 'Kotor' Saat Live TikTok, Anggota DPRD Bukittinggi dari Gerindra Zulkhairahmi Kini Minta Maaf

"Saya, Zulkhairahmi, anggota DPRD Kota Bukittinggi dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya lewat akun Instagram miliknya

Baca Selengkapnya
Beredar Luas 50 Akun Medsos Tentara Israel Usai Diserang Warganet 'Julid Fi Sabilillah', Ini Daftarnya
Beredar Luas 50 Akun Medsos Tentara Israel Usai Diserang Warganet 'Julid Fi Sabilillah', Ini Daftarnya

Tentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah Lumajang Laporkan Akun TikTok ke Polisi, Ini Alasannya
Muhammadiyah Lumajang Laporkan Akun TikTok ke Polisi, Ini Alasannya

Video tersebut viral dan menimbulkan kontroversi di media sosial lantaran membawa nama organisasi Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya