Ketika ujaran kebencian di Facebook menindas muslim Rohingya di Myanmar
Merdeka.com - April lalu bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada para senator Amerika Serikat, media sosial yang dipimpinnya merekrut puluhan warga bisa berbahasa Myanmar untuk mengatasi isu ujaran kebencian di negeri itu.
Sebanyak lebih dari 700 ribu muslim Rohingya mengungsi akibat kekerasan militer sejak Agustus tahun lalu. Penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Maret lalu mengatakan media sosial Facebook dipakai untuk memicu kekerasan dan menyebarkan kebencian terhadap etnis minoritas muslim Rohingya. Facebook, kata penyelidik PBB itu, menjadi 'alat yang sangat beringas'.
Dikuti dari laman Reuters, Rabu (15/8), berikut contoh ujaran kebencian yang beredar di Facebook berasal dari Myanmar:
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Kenapa Rocky Gerung dinilai menyebarkan ujaran kebencian? Hal ini menyusul pernyataan Rocky Gerung yang dinilai menyebar ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi.
-
Siapa yang menilai Rocky Gerung menyebarkan ujaran kebencian? Pengamat politik Sri Yunanto menilai bahwa seorang figur publik yang bicara di depan umum seharusnya menyadari bahwa punya tanggung jawab yang lebih besar dalam memilih diksi untuk menyampaikan pikirannya.
-
Bagaimana TikTok atasi konten negatif di FYP? TikTok memperkenalkan Level Konten yang menyortir konten yang tidak sesuai dengan pengguna remaja, menggunakan pembatasan pengaturan privasi secara default, dan mengatur agar konten yang dibuat oleh pengguna remaja tidak masuk ke dalam deretan konten FYP.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
Seorang pengguna pernah mengunggah sebuah iklan restoran menampilkan makanan khas Rohingya dengan keterangan: "Kita harus memerangi mereka seperti yang Hitler lakukan terhadap kaum Yahudi," kalar sialan!" ujar si pengguna menyebut orang Rohingya. Unggahan itu muncul pada Desember 2013.
Sebuah unggahan dari berita dari media milik militer Myanmar mengabarkan soal penyerangan terjadap pos polisi dilakukan militan Rohingya.
"Makhluk-makhluk anjing kalar ini, si Bengali, membunuhi dan menghancurkan tanah kita, air kita, dan etnis kita," ujar seorang pengguna. "Kita harus hancurkan ras mereka. Unggahan itu muncul pada September ketika kekerasan memuncak di Negara Bagian Rakhine.
Seorang pengguna lain menyebarkan sebuah foto memperlihatkan kapal bermuatan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Indonesia.
"Siramkan bensin dan bakar supaya mereka lebih cepat menemui Allah," kata seseorang. Unggahan itu muncul 11 hari setelah Zuckerberg bersaksi di depan Senat.
Ujaran-ujaran kebencian itu hanya beberapa di antara lebih dari seribu contoh yang ditemukan Reuters di Facebook tentang kekerasan terhadap muslim Rohingya. Semuanya berbahasa lokal Birma.
Selain itu masih banyak unggahan yang lebih parah menyebut muslim Rohingya sebagai anjing, cacing, pemerkosa, layak jadi makanan babi, layak dibunuh atau dimusnahkan. Materi ujaran kebencian juga meliputi foto-foto pornografi yang kasar. Facebook punya aturan yang melarang tulisan menyerang kelompok etnis atau menyamakan mereka dengan binatang. Facebook juga punya aturan ketat soal pornografi.
Selama bertahun-tahun Facebook yang pendapatannya mencapai USD 15,9 miliar pada 2017 berusaha memerangi ujaran kebencian di Myanmar. Awal 2015, hanya ada dua orang di Facebook yang bisa berbahasa Birma untuk menangani unggahan semacam itu. Sebelumnya hanya unggahan orang Myanmar berbahasa Inggris saja yang bisa dipantau.
Bahkan sampai sekarang Facebook tidak mempunyai satu pun pegawai di Myanmar yang berpenduduk 50 juta jiwa. Mereka memantau ujaran kebencian di Myanmar dari luar negeri.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPolda Sumut menangkap Lukman Dolok Saribu yang diduga menyebarkan kebencian terhadap umat Islam dan Palestina yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaIza Fadri membagikan kisahnya saat ditunjuk menjadi Dubes Indonesia untuk Myanmar, dan ditugaskan menangani konflik Rohingya.
Baca SelengkapnyaSelain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang
Baca SelengkapnyaPerkara ujaran kebencian dengan terdakwa Andi Pangerang Hasanuddin memasuki agenda tuntutan. Mantan peneliti BRIN itu dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca Selengkapnya"Saya, Zulkhairahmi, anggota DPRD Kota Bukittinggi dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya lewat akun Instagram miliknya
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut viral dan menimbulkan kontroversi di media sosial lantaran membawa nama organisasi Muhammadiyah.
Baca Selengkapnya