Ketua hakim IPT tunanetra, peduli masa depan penegakan HAM Indonesia
Merdeka.com - Sidang rakyat Internasional (IPT) 1965 di Den Haag, Belanda, memasuki hari ketiga. Selain deretan kesaksian mengejutkan dari korban pelanggaran hak asasi berat akibat tindakan TNI membersihkan komunis, ada satu sosok menjadi pembicaraan peserta sidang. Dia adalah Zakeria Mohammed Yacoob, Ketua Sidang IPT, asal Afrika Selatan.
Pria akrab disapa Zac ini peyandang tunanetra sejak lahir. Keterbatasan fisik tidak mengurangi kemampuan sosok 67 tahun itu memimpin sidang IPT, termasuk menggali keterangan saksi-saksi.
Pengguna Facebook Sinta Ridwan, hari ini, Kamis (12/11), membagikan profil Zac yang sangat menginspirasi baginya. "Seorang yang sangat keren menurutku. Ia adalah Zac Yacoob dari Afrika Selatan dan ia buta. Ia melihat dengan mata hatinya langsung," tulisnya.
-
Siapa yang memuji Zahwa? Zahwa mendapatkan banyak pujian dari netizen karena pilihan warna bikini yang cocok dengan warna kulitnya, sehingga memamerkan body goals dalam balutan bikini.
-
Kenapa Sayyid Abdullah dihormati? Kendati sosoknya masih misterius, masyarakat menghormati Sayyid Abdullah dengan merawat makamnya.
-
Siapa yang dikenal sebagai 'Jago Bahasa Indonesia di Volksraad'? Momen puncaknya ketika Jahja sedang berpidato dengan berapi-api menggunakan Bahasa Indonesia. Hal memicu pihak Belanda geram dan dirinya pun mendapat gelar 'Jago Bahasa Indonesia di Volksraad' dalam koran-koran Pribumi.
-
Siapa Zainul Arifin? Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
-
Di mana Hendri Zainuddin menjabat sebagai Presiden? Pada periode 2020-2022, Hendri Zainuddin menjabat sebagai Presiden Sriwijaya FC sekaligus Ketua KONI Sumsel.
-
Siapa yang merias Zahwa di akad Aaliyah? Untuk menyempurnakan penampilannya, wajah cantik Zahwa dirias dengan makeup sempurna dari MUA ternama, Dean Sadudin.
Nurlan Daulay, sastrawan korban '65 yang lebih populer dengan nama pena Martin Aleida, juga menuliskan kekagumannya pada sosok Zac. Martin hadir sejak sidang hari pertama, menyaksikan sekaligus memberi kesaksian mengenai penahanan paksa serta penyiksaan terduga komunis selepas G30S.
"Perhatianku dirampasnya karena dia buta. Lulus sarjana hukum dari perguruan tinggi untuk orang buta. Aku terpesona memperhatikan gerak-gerik tubuhnya," tulis Martin dalam akun Facebook resminya.
Zac adalah keturunan India yang kemudian besar di Afrika Selatan. Kendati tak bisa melihat, Zac berhasil dalam pendidikan. Dia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Kwa-zulu Natal.
"(Zac) paling jelas melihat kejahatan di negeriku dibandingkan semua yang hadir," imbuh Martin.
Pada masa mudanya, Zac sudah aktif menentang praktik rasisme Apartheid. Setelah Nelson Mandela menjadi presiden, Zac terlibat dalam pemerintahan. Sepanjang 1998-2013 dia menjabat Hakim Konstitusi Afrika Selatan. Selain pakar dalam urusan konstitusi, Zac kerap mengikuti konferensi mengenai kebutaan, perlindungan anak, serta demokrasi.
Hakim yang telah purna tugas ini sekarang terlibat dalam persidangan yang digelar pegiat HAM Indonesia demi membuktikan adanya kejahatan kemanusiaan 50 tahun lalu akibat gonjang-ganjing politik.
Zac pula yang memimpin sidang yang menghadirkan Tintin Rahaju, guru sekaligus mahasiswa pegiat PMKRI yang dituding Gerwani. Dalam kesaksian menyayat tersebut, Tintin mengaku beberapa pekan setelah G30S, diculik paksa ke Kantor Corps Polisi Militer, Yogyakarta. Dia dituduh melakuken gerilya politik.
Karena merasa tak bersalah dan tidak mengaku, Tintin ditelanjangi dan dipaksa melayani syahwat polisi militer yang menginterogasinya.
"Dalam keadaan telanjang itu, saya dipegang oleh dua orang. Mengarah ke setiap pemeriksa itu, saya disuruh menciumi kelamin mereka," kata saksi itu dalam sidang. Zak Yacoob menyempatkan memuji keberanian Tintin karena bersedia merekonstruksi ulang peristiwa menyakitkan di masa lalu.
Dalam sidang hari ketigaIPT membahas penghilangan paksa terduga komunis, serta bukti adanya propaganda masif pemerintah Orde Baru mendiskreditkan keluarga tapol serta komunisme. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bersama sang suami, Arsul Sani, Sukma sudah makan asam garam dunia peradilan di Indonesia
Baca SelengkapnyaAda 3 hakim agung yang adili perkara ini yaitu Yulius sebagai Ketua Majelis yang beranggotakan Cerah Bangun dan Yodi Martono Wahyunadi.
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan mendapat pertanyaan terkait pernyataannya saat debat capres kemarin.
Baca SelengkapnyaPeringatan hari pahlawan akan berlangsung pada Minggu (10/11) besok.
Baca SelengkapnyaDissenting opinion putusan PHPU 2024 datang dari tiga hakim MK yaitu Saldi Isra, Enny Nurbainingsih, dan Arief Hidayat
Baca SelengkapnyaMegawati dipercaya sebagai salah satu juri atas permintaan Imam Besar Al Azhar, Prof Ahmad el Thayyeb,
Baca SelengkapnyaHafiz Prasetia Akbar, putra Yuyu Sutisna resmi melamar putri Jenderal Andika Perkasa, Angela Adinda.
Baca SelengkapnyaAnies menyampaikan, para ahli hukum yang tergabung dalam THN AMIN berasal dari berbagai wilayah se-Indonesia.
Baca SelengkapnyaWanita ini merupakan lulusan ilmu hukum di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMegawati menyambut gembira pelaksanaan penganugerahan Zayed Award tersebut.
Baca SelengkapnyaSaldi Isra dan Arief Hidayat merupakan dua dari empat hakim yang beda pendapat soal putusan kepala daerah di bawah usia 40 tahun bisa maju Pilpres.
Baca SelengkapnyaYuri menikah dengan wanita keturunan Inggris-Aceh. Mereka menikah pada tahun 2012 silam.
Baca Selengkapnya