Mampukah ASEAN Memberi Solusi untuk Akhiri Kekerasan Militer di Myanmar?
Merdeka.com - Blok regional Asia Tenggara, ASEAN, menghadapi ujian yang menentukan legitimasinya saat pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing disebut akan hadir dalam KTT darurat di Jakarta pekan ini, di mana ASEAN harus membahas pertumpahan darah di Myanmar.
Itu adalah pandangan dari Charles Santiago, seorang anggota parlemen Malaysia yang menjadi ketua Parlemen ASEAN bidang HAM dan dia takut 10 negara ASEAN tidak bisa memberikan solusi atas krisis tersebut sendiri dan butuh rekan negara lain seperti China.
Sanksi dan pernyataan kecaman sejauh ini gagal memberikan dampak pada Myanmar, di mana 737 orang dilaporkan dibunuh dalam 10 pekan terakhir sejak kudeta militer dan sedikitnya 24.000 orang telantar, sehingga solusi terakhir diserahkan kepada para pemimpin regional seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
-
Kenapa konflik Myanmar harus segera selesai? ‘Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit,’ ujar Presiden.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Dimana kamp romusa di Myanmar? Video tersebut memperlihatkan suasana kamp romusa di Thanbyuzayat, Myanmar.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Apa penyebab kepunahan massal? Transisi ini ditandai dengan kondisi iklim yang berubah-ubah, mengalami kekacauan total yang berdampak pada kepunahan banyak spesies.
Saat tentara paling senior Myanmar berada dalam daftar tamu untuk KTT penting yang dijadwalkan pada Sabtu (24/4) mendatang, ASEAN dilumpuhkan oleh kebijakan non-interferensi dan pendekatan berbasis konsensusnya, yang menurut Santiago terancam memudar menjadi tidak relevan lagi.
“Menurut saya ini adalah pertanyaan relevan untuk ASEAN. Jika mereka tidak mengatasi masalah ini secara damai atau mereka tidak mengambil inisiatif dalam masalah ini, maka masa depan ASEAN sendiri dipertanyakan,” jelasnya kepada The Sydney Morning Herald dan The Age.
“Pihak yang hanya dianggap serius oleh para jenderal Myanmar adalah ASEAN, China, dan Rusia. Tapi menurut saya ASEAN tidak bisa menghadapai masalah ini sendiri. Harus ada semacam rekan. ASEAN-China atau ASEAN-PBB,” lanjutnya, dikutip dari laman The Sydney Morning Herald, Rabu (21/4).
“Beberapa diplomat yang telah kami ajak bicara merasa bahwa jika PBB datang, para jenderal bisa melihatnya sebagai intervensi Amerika. Namun, jika China ada di sana bisa menjadi sebuah perencanaan yang lebih baik.”
Sikap dan tindakan China
China, yang berbagi 2.100 kilometer perbatasan dengan Myanmar dan memiliki ketertarikan ekonomi di negara itu, telah mengecam kekerasan di Myanmar dengan menyetujui pernyataan Dewan Keamanan PBB bulan lalu tapi menolak sanksi.
Setelah menggunakan kekuatan vetonya untuk membatalkan sanksi PBB tiga pekan lalu, China menunjuk ASEAN sebagai sarana untuk mengatasi kekacauan itu.
Santiago mengatakan, para diplomat telah membahas penunjukan seorang utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, yang bisa disahkan di KTT Jakarta dengan persetujuan jenderal tertinggi. Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, terbang ke Bangkok pekan lalu tapi belum diizinkan masuk Myanmar.
“Satu-satunya ketakutan saya adalah para jenderal akan menerima usulan tersebut dan mengatakan ‘ya kami akan bersepakat dengan utusan khusus (ASEAN)’ tapi jauh di lubuk hati mereka akan memanfaatkan ini untuk menandai waktu (mengetahui bahwa) pada saat utusan khusus ditunjuk, berangkat ke Myanmar dan lapor balik, ini akan memakan waktu lama,” jelasnya.
Negosiasi dengan NUG
Berita tentang penundaan kunjungan Min Aung Hlaing ke Indonesia ditanggapi dengan protes dari anggota pemerintah persatuan nasional yang baru dibentuk di Myanmar atau NUG, termasuk Aung San Suu Kyi, yang menjadi tahanan rumah sejak kudeta 1 Februari.
Pemerintahan paralel, yang juga memiliki perwakilan dari beberapa dari banyak organisasi etnis bersenjata di negara itu, telah mencoba meyakinkan negara-negara termasuk Australia untuk mengakuinya sebagai pemerintah di Myanmar, namun sejauh ini tidak berhasil.
“Jika ASEAN mempertimbangkan tindakan terkait urusan Myanmar saya akan mengatakan itu tidak akan berhasil kecuali itu dinegosiasikan dengan NUG, yang didukung rakyat dan mempunyai legitimasi penuh,” jelas wakil menteri luar negeri NUG, Moe Zaw Oo, VOA bahasa Burma.
Peran ASEAN di Myanmar telah menjadi bahan pembicaraan utama sejak kudeta militer. Di mana posisi ASEAN dalam menanggapi krisis Myanmar banyak diragukan.
Aaron Connelly, seorang peneliti Amerika di Institut Internasional untuk Kajian Strategis di Singapura, menulis pada Februari bahwa “kudeta di Myanmar adalah ancaman paling serius terhadap pentingnya ASEAN dalam diplomasi regional sejak Perang Dingin”.
Namun dia menawarkan secercah harapan, mengidentifikasi keinginan para jenderal untuk mendapatkan legitimasi sebagai potensi pembukaan hubungan diplomatik.
“Meninggalkan negara memproyeksikan kepercayaan, menunjukkan Min Aung Hlaing tidak takut akan kudeta balasan saat dia pergi,” jelas Connelly.
“Tapi itu juga mencerminkan ketidakamanan rezim mengenai pengakuan internasional, sebuah titik pengaruh yang masih harus dieksploitasi sepenuhnya oleh komunitas internasional.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional.
Baca SelengkapnyaDia mendorong negara-negara ASEAN untuk mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik Myanmar
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Mahfud saat sidang sidang ke-27 ASEAN Political Security Community (APSC) Council, di Sekretariat ASEAN, Jakarta (4/9).
Baca SelengkapnyaBesarnya kasus perdagangan penipuan online di Asia Tenggara masih sulit diperkirakan. Namun setidaknya ada 120 ribu orang telah menjadi korban di Myanmar.
Baca Selengkapnya"Pada prinsipnya ASEAN tidak ingin ikut campur di dalam masalah negara lain, tapi kita ingin gunakan pengaruhnya," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, bila semua pihak di Myanmar mau bersatu maka penyelesaian konflik bisa terwujud.
Baca SelengkapnyaBerakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.
Baca SelengkapnyaSidang umum ini juga akan membahas isu penanganan demokrasi di Myanmar, merealisasikan SDG'S, dan isu upaya mewujudkan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaDPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaDPR Ungkap Isu-Isu yang Bakal Dibahas dalam Sidang Parlemen Negara ASEAN
Baca SelengkapnyaSidang Umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) telah ditutup oleh Presiden AIPA sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani di Jakarta.
Baca Selengkapnya