Melintasi laut Bangladesh dengan perahu kecil, 7 warga Rohingya tewas
Merdeka.com - Demi menghindari kekerasan yang dilakukan secara intens oleh pasukan militer Myanmar, warga Muslim etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine berbondong-bondong melarikan diri ke negara tetangga. Bangladesh merupakan salah satu negara tujuan para pengungsi Rohingya tersebut.
Mereka yang melarikan diri, melupakan segala risiko yang mungkin dialami dengan cara menyeberang ke Bangladesh menggunakan perahu seadanya. Namun sayang, dalam perjalanan, mereka harus kehilangan nyawa sebelum sampai ke tempat tujuan.
Komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh Letnan Kolonel S.M Ariful Islam melaporkan ada tujuh mayat diduga kuat merupakan warga Muslim Rohingya ditemukan terdampar di Bangladesh.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
"Kami menemukan tujuh mayat terdampar di pantai kami hari ini. Anak-anak termasuk di antaranya," kata Islam, seperti dilansir dari laman Straits Times, Rabu (13/9).
Jumlah korban tewas itu menambah daftar panjang warga Muslim Rohingya yang kehilangan nyawa karena melintasi jalur berbahaya tanpa perlindungan dengan perahu mudah terbalik terbawa arus. Sejak terjadi pembantaian di Myanmar, sedikitnya sudah ada 99 warga Rohingya ditemukan tewas terdampar.
"Beberapa perahu warga Rohingya terbalik kemarin malam di dekat desa perbatasan Shah Porir Dwip di muara sungai Naf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh," jelas Islam.
"Mayat lain ditemukan dalam keadaan membusuk dan diduga berasal dari kapal lain yang tenggelam sebelumnya. Dari tujuh mayat, dua di antaranya baru terdampar kemarin," tambahnya.
Seperti diketahui, setiap harinya perahu-perahu milik warga Muslim Rohingya melintasi Teluk Benggala atau sungai Naf. Arus laut yang tak bisa ditebak kerap kali membuat perahu-perahu itu terbalik dan menenggelamkan penumpangnya.
"Ini adalah perahu kecil, bukan yang bisa digunakan di tengah laut terbuka dan tidak memungkinkan untuk melintasi gelombang besar di muara sungai Naf," ungkap Islam. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaBadan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).
Baca SelengkapnyaBelasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaInformasi keberadaan pengungsi Rohingya ini mulai berembus di masyarakat setempat sejak Kamis (17/10) sore.
Baca SelengkapnyaPara imigran Rohingya itu diduga tiba di Perairan Aceh Selatan pada Rabu, 16 Oktober, setelah dilansir dari laut Andaman.
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kembali masuk ke daratan Aceh, tepatnya di Gampong Meunasah Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur, Kamis (31/10).
Baca SelengkapnyaMayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.
Baca SelengkapnyaSatu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca SelengkapnyaPolres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca Selengkapnya