Menteri di Madagaskar Selamat dari Kecelakaan Helikopter Setelah Berenang 12 Jam

Merdeka.com - Menteri Kepolisian Negara Madagaskar dan seorang teknisi angkatan udara berenang selama 12 jam untuk menyelamatkan diri setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di Samudera Hindia.

Jenderal Serge Gelle (57) ditemukan di dalam air oleh nelayan yang kemudian membawanya ke darat, menurut keterangan sejumlah pejabat.

Penumpang helikopter lainnya, pejabat militer Jimmy Laitsara, juga berenang ke pantai di Mahambo.

"Giliran saya untuk mati belum saatnya, puji Tuhan. Saya sehat. Saya hanya flu," kata Gelle dalam sebuah video yang diunggah di Twitter oleh Kementerian Pertahanan Madagaskar.

"Tapi saya sedih karena saya tidak tahu apakah kawan-kawan saya masih hidup," lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (23/12).

Gelle tampak duduk di sebuah kursi, tangannya pucat dan mengkerut karena air dan dingin.

"Kami berempat di dalam pesawat tersebut. Saya duduk di belakang pilot," tuturnya mengenai kecelakaan yang terjadi pada Senin malam itu.

"Tidak memakai pelampung, saya melepaskan kursi dan menggunakannya sebagai pelampung. Saya tetap tenang dan melepaskan apapun yang berat yang saya bawa seperti sepatu boots dan sabuk. Saya melakukan segalanya agar tetap hidup," jelasnya.

Gelle mengatakan dia berharap bisa kembali bekerja dalam waktu 24 jam dan mengatakan dia kehilangan ponselnya dalam kecelakaan tersebut.

Banyak orang di Madagaskar memuji tindakan Gelle, menyebutnya "pahlawan", "atlet luar biasa", dan "panutan" di media sosial.

Penyebab jatuhnya helikopter masih belum dipastikan, kata pihak berwenang. Gelle mengatakan hembusan angin membuat helikopter tidak stabil. Pilot dan penumpang lainnya dari helikopter tersebut masih hilang.

Kecelakaan terjadi ketika helikopter membawa delegasi pemerintah untuk melihat TKP tenggelamnya kapal Francia yang membawa 64 orang.

"25 jasad ditemukan pagi ini dekat pulau Sainte-Marie, kemungkinan karena arus laut, yang menewaskan 64 penumpang seluruhnya," kata Jenderal Zafisambatra Ravoavy kepada AFP.

Lima anak di antara korban tewas kapal tenggelam tersebut.

Kapal kecil itu tenggelam pada Senin saat mengangkut 138 orang secara ilegal, menurut sebuah pernyataan Badan Pelabuhan Maritim dan Sungai pada Rabu.

Upaya penyelamatan untuk menemukan lebih dari 20 orang yang masih hilang terus berlanjut.

Kapal Francia pada Senin pagi sekitar 20km dari daerah Soanierana Ivongo.

Wakil Dirjen Badan Maritim, Maurice Tianjara mengatakan genangan di ruang mesin menjadi penyebab tenggelamnya kapal tersebut.

"Rupanya, kapal melampaui kapasitas muatannya," pungkasnya.