Militer Iran & Pakistan ajak muslim dunia bantu akhiri kekerasan Rohingya
Merdeka.com - Pemimpin militer Iran dan Pakistan mendesak agar masyarakat dunia melakukan tindakan lebih konkret untuk mengakhiri kekerasan dialami oleh etnis Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Dalam sebuah percakapan telepon, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri dan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa membahas kerja sama antara angkatan bersenjata kedua negara untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan.
Dilansir dari laman Press TV, Senin, (18/9) selain itu, kedua pemimpin milter itu juga membahas situasi tidak manusiawi yang dialami oleh warga Muslim Rohingya. Mereka sepakat bahwa tindakan kecil saja tidak cukup untuk membantu warga Rohinya yang terus mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa tujuan Rohingya? Menurut Andi, pengungsi etnis Rohingya itu berangkat dari Bangladesh dengan tujuan Malaysia.
-
Apa yang dilakukan Rohingya di Pekanbaru? 'Telah diamankan pengungsi Rohingya yang sedang mencari suaka di depan Kantor Konsulat Malaysia Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Bukit Raya oleh Polresta Pekanbaru,' ujar Heri kepada merdeka.com Kamis (14/12).
-
Bagaimana Rohingya berjuang? Sejarah panjang perjuangan etnis Rohingya ini menunjukkan bahwa mereka terus berjuang untuk diakui sebagai warga negara yang setara di Myanmar, namun hingga kini mereka masih menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan hak-hak dasar mereka.
-
Siapa yang mau bawa Rohingya ke Malaysia? Polisi mencurigai mereka sebagai TKI ilegal yang mau diberangkatkan. 'Informasinya ada dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Kemudian mereka diperiksa, ternyata ada orang dari etnis Rohingya juga,' jelas Andrian.
-
Dimana Rohingya tinggal? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Keduanya mendesak agar semua organisasi militer dan non-militer di dunia Muslim memobilisasi sumber daya dan fasilitas agar mempercepat bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya.
Seperti diketahui, krisis kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine mulai merebak sejak Oktober 2016. Saat itu, pasukan keamanan Myanmar menyerang warga Muslim Rohingya dan membakar desa mereka. Serangan semakin gencar dilakukan hingga warga Rohingya mengungsi ke negara tetangga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat saat ini sudah ada 409.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar untuk mencari tempat berlindung. Mereka menyebrang ke negara tetangga seperti Bangladesh dengan perahu kecil. Tak jarang di antara mereka harus kehilangan nyawa karena tenggelam saat memulai proses penyelamatan. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Din mengatakan, aksi militer adalah salah satu cara yang terbaik untuk menghentikan kekejaman, kezaliman, dan kebiadaban Israel atas Gaza.
Baca SelengkapnyaPP Muhammadiyah mengajak umat Islam Indonesia menggelar salat ghaib untuk korban tewas akibat perang
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi salah satu negara yang diberi mandat untuk memulai tindakan atas nama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna menghentikan perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel yang menargetkan markas militer di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaSikap tegas Iran ini disampaikan setelah Israel mengebom Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 500 orang.
Baca SelengkapnyaSyed Saddiq menjadi pembicara dalam diskusi publik yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Serbia, Ana Brnabic.
Baca SelengkapnyaJaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) mengecam keras perang di jalur Gaza. KUPI mengajak warga bantu korban.
Baca SelengkapnyaKetika ditanya apakah Iran bersedia terlibat dalam perang, Menlu Iran menanggapi dengan mengatakan "setiap kemungkinan bisa terjadi."
Baca Selengkapnya