Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Militer Myanmar Ancam Media Asing yang Sebut Mereka 'Junta' dan Lakukan 'Kudeta'

Militer Myanmar Ancam Media Asing yang Sebut Mereka 'Junta' dan Lakukan 'Kudeta' Aksi Tenaga Kesehatan Protes Kudeta Militer Myanmar. ©2021 REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Otoritas militer Myanmar mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap media asing yang menyebut mereka sebagai “junta” dan menyebut perebutan kekuasaan yang mereka lakukan pada Februari sebagai “kudeta”.

Banyak media asing, termasuk Reuters, menggunakan istilah “junta” untuk menggambarkan Dewan Pemerintahan Negara yang dipimpin tentara dan “kudeta” untuk menggambarkan penggulingan kekuasaan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi terpilih.

Kementerian Informasi yang dikendalikan militer menerbitkan peringatan tersebut di koran mereka, Global New Light of Myanmar.

“Beberapa kantor berita asing diperingatkan tidak menggunakan dewan militer/junta militer/junta untuk pemerintah di waktu yang akan datang dan tidak mengutip dan membesar-besarkan berita palsu,” jelas pernyataan tersebut, dilansir laman Asia One, Kamis (1/7).

“Tindakan akan diambil terhadap mereka berdasarkan UU yang ada jika mereka menerapkan penggunaan yang salah, mengutip dan membesar-besarkan berita palsu dan menyebarkan informasi palsu.”

Baik direktur di Kementerian Informasi maupun juru bicara dewan penguasa menjawab telepon Reuters yang akan meminta komentar lebih jauh.

Pemerintah militer secara konsisten mengatakan pihaknya menggulingkan kekuasaan berdasarkan konstitusi, menuduh kecurangan dalam pemilu yang dimenangkan secara telak oleh Partai Liga Nasional untuk Demkrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Tuduhan ini dibantah KPU dan pemantau internasional.

Negara-negara Barat mengecam penggulingan kekuasaan dan menyebutnya kudeta serta menerapkan sanksi terbatas pada penguasa militer.

Junta juga dikritik kelompok kebebasan pers karena menangkap sejumlah jurnalis, mencabut izin beberapa organisasi media independen dan membatasi akses internet.

Petinggi militer, Min Aung Hlaing menggambarkan media sebagai faktor penting kebebasan berekspresi dan demokrasi, sembari juga menyerukan media lokal mencegah infiltrasi ideologi asing.

Beberapa jurnalis juga masuk dalam daftar tahanan yang dibebaskan pada Rabu.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
18 September 1988: Pemberontakan 8888 di Myanmar Berakhir Setelah Kudeta Militer Berdarah
18 September 1988: Pemberontakan 8888 di Myanmar Berakhir Setelah Kudeta Militer Berdarah

Berakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar

Peran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.

Baca Selengkapnya
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar

DPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar

Baca Selengkapnya
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) dibentuk setelah Pemberontakan 8888.

Baca Selengkapnya
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia

Dalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Serangan Balon Propaganda Anti-Korea Utara yang Bikin Kim Jong-un Murka
FOTO: Penampakan Serangan Balon Propaganda Anti-Korea Utara yang Bikin Kim Jong-un Murka

Sebagai balasan atas serangan tersebut, Kim Jong-un memerintahkan militer Korea Utara untuk membombardir wilayah Korea Selatan dengan balon sampah dan tinja.

Baca Selengkapnya
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jurnalis saat Ricuh Diskusi Generasi Muda Partai Golkar

Ketua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan kasus kali ini merupakan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terus berulang menjelang tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara

Menurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas! Korut Tembakkan 200 Peluru Artileri, Korsel Murka Langsung Beri Balasan
FOTO: Panas! Korut Tembakkan 200 Peluru Artileri, Korsel Murka Langsung Beri Balasan

Ketegangan ini membuat Korsel memerintahkan seluruh warganya di dua pulau terpencil untuk mengungsi ke tempat perlindungan bom.

Baca Selengkapnya
Viral Persekusi Mahasiswa Papua di Kupang, 5 Anggota Ormas Diperiksa Polisi
Viral Persekusi Mahasiswa Papua di Kupang, 5 Anggota Ormas Diperiksa Polisi

Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Pengawal Atta Halilintar Dipolisikan Buntut Ancam Culik Wartawan
Pengawal Atta Halilintar Dipolisikan Buntut Ancam Culik Wartawan

Laporan dilayangkan oleh AJV pada Kamis, 5 September 2024 malam.

Baca Selengkapnya
Aksi Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya dari Tempat Penampungan Sementara
Aksi Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya dari Tempat Penampungan Sementara

Mahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut

Baca Selengkapnya