Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Minggu ini AS akan berikan sanksi kepada Rusia

Minggu ini AS akan berikan sanksi kepada Rusia Seorang wanita mendorong kereta dorong di dekat Kremlin di Tula, selatan Moskow. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Amerika Serikat berencana akan memberi sanksi kepada Rusia minggu ini berdasarkan undang-undang yang menargetkan Moskow atas tuduhan ikut campur dalam pemilihan AS tahun 2016. Ini bisa menjadi langkah paling agresif sejauh ini dalam melawan elit bisnis Rusia, kata seorang sumber, dikutip dari Reuters, Kamis (5/3).

Tindakan itu dapat mempengaruhi orang-orang dekat dengan Presiden Vladimir Putin. Hal ini mencerminkan keinginan Washington untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tuduhan ikut campur dalam pemilihan, yang sebelumnya dibantah pihak Moskow, bahkan ketika Presiden AS Donald Trump mengulurkan harapan untuk hubungan baik dengan Putin.

Trump telah menghadapi kritik keras karena sikapnya yang enggan untuk menghukum Rusia atas campur tangan pemilihan dan tindakan lainnya, dan Penasihat Khusus Robert Mueller sedang menyelidiki apakah kampanyenya bersekongkol dengan Rusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh presiden.

Sanksi-sanksi itu, yang dikatakan dua sumber akan diumumkan paling cepat Kamis waktu setempat, mengikuti keputusan 15 Maret AS untuk memberikan sanksi bagi 19 orang dan lima kesatuan, termasuk dinas intelijen Rusia, untuk serangan-serangan cyber setidaknya selama dua tahun.

Sementara sejak Trump menjabat pada Januari 2017, langkah-langkah paling signifikan diambil terhadap Moskow, yakni tidak menargetkan orang berkuasa dan pejabat pemerintah yang dekat dengan Putin. Tentu hal ini mengundang kecaman dari anggota parlemen AS di kedua belah pihak.

Menurut dua pejabat AS menjelaskan, sanksi yang diberikan juga termasuk kepada inidvidu atau lembaga yang memiliki hubungan dekat dengan Putin serta pemerintah Rusia.

Empat sumber mengatakan sanksi berada di bawah undang-undang Melawan Adversaries Amerika Melalui Sanksi Act, juga dikenal sebagai CAATSA, yang disahkan oleh Partai Republik dan Demokrat untuk menghukum Rusia pada 2014 atas pencaplokan Krimea dari Ukraina, keterlibatan dalam perang sipil Suriah dan campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2016.

Hubungan AS-Rusia main memburuk sejak tuduhan Rusia bertanggung jawab atas serangan agen saraf terhadap mantan mata-mata Rusia di Inggris. Bahkan pada 26 Maret, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengumumkan rencana untuk mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia sebagai tanggapan atas hal itu.

Gedung Putih dan Departemen Keuangan menolak berkomentar apakah mereka berencana menjatuhkan sanksi minggu ini. Ketika ditanya tentang masalah ini, seorang pejabat senior AS mengatakan.

"Pemerintah berkomitmen untuk menerapkan hukum CAATSA seperti yang telah kami katakan berkali-kali. Kami menerbitkan sebutan oligarki baru-baru ini dan sekretaris Departemen Keuangan mengatakan tindakan lebih lanjut akan diambil. Tetapi saat ini kami tidak memiliki sesuatu yang spesifik untuk diumumkan".

(mdk/frh)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terbukti Terlibat Pungli di Rutan KPK, 78 Pegawai Disanksi Berat Minta Maaf dan 12 Diserahkan ke KPK
Terbukti Terlibat Pungli di Rutan KPK, 78 Pegawai Disanksi Berat Minta Maaf dan 12 Diserahkan ke KPK

Untuk 78 pegawai KPK dikenakan sanksi berat berupa permintaan maaf secara langsung dan terbuka

Baca Selengkapnya
Pemerintah Kebut Aturan Turunan UU ASN dalam 2 Bulan, Ada Insentif buat PNS
Pemerintah Kebut Aturan Turunan UU ASN dalam 2 Bulan, Ada Insentif buat PNS

Menpan Azwar Anas menargetkan aturan turun UU ASN rampung dalam 2 bulan.

Baca Selengkapnya
Aturan Sedang Disiapkan, PNS Berkinerja Buruk Bakal Dipecat
Aturan Sedang Disiapkan, PNS Berkinerja Buruk Bakal Dipecat

Aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki kinerja buruk dalam 3 bulan bisa langsung dimutasi dan dipecat.

Baca Selengkapnya