Myanmar tolak gencatan senjata dengan militan Rohingya
Merdeka.com - Pemerintah Myanmar menolak gencatan senjata diajukan oleh kelompok militan di Negara Bagian Rakhine, Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA). Myanmar menyatakan mereka tidak bakal bernegosiasi dengan ARSA dianggap sebagai teroris.
Sabtu pekan lalu, ARSA mengajukan gencatan senjata sepihak selama satu bulan. Hal itu dilakukan dengan maksud buat memberi jalan pengiriman bantuan kepada korban konflik di Negara Bagian Rakhine. Mereka juga meminta pasukan Myanmar (Tatmadaw) sementara meletakkan senjata.
Juru Bicara Kantor Penasihat Negara Myanmar, Zaw Htay, menyatakan tidak bakal melakukan gencatan senjata. "Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris," kata Zaw Htay, seperti dilansir dari laman CNN, Senin (11/9).
-
Siapa yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata? Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir. Proses negosiasi gencatan senjata antara pasukan perlawanan Palestina, Hamas dan Israel berlangsung di Kairo, Mesir.
-
Apa yang menjadi isi perjanjian gencatan senjata? Perjanjian tersebut akan mencakup gencatan senjata, pengaturan truk bantuan untuk memasok seluruh wilayah di Gaza, dan pemindahan korban cedera ke negara lain untuk perawatan, kata el-Reshiq.
-
Kenapa Yaqut tidak mau cabut pernyataan nya? 'Saya sangat hormat sama beliau, tapi untuk satu hal itu ya. Untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji dengan mulut manis, mencabut itu saya enggak mau' kata Yaqut, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/10).
-
Apa syarat Hamas untuk gencatan senjata? 'Perjanjian apapun yang dicapai harus memenuhi tuntutan nasional kali; mengakhiri agresi secara komplet dan permanen, penarikan menyeluruh dan penuh penjajah dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka tanpa pembatasa, dan pertukaran tahanan yang nyata, selain rekonstruksi dan mengakhiri blokade,' jelas pejabat Hamas dan penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono kepada Reuters.
-
Siapa yang mendukung gencatan senjata di Gaza? Cornel West, mantan profesor Harvard dan filosof kulit hitam terkemuka, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, telah menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengutuk pendudukan Israel di Palestina.
-
Mengapa Hamas ingin gencatan senjata? 'Perjanjian apapun yang dicapai harus memenuhi tuntutan nasional kali; mengakhiri agresi secara komplet dan permanen, penarikan menyeluruh dan penuh penjajah dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka tanpa pembatasa, dan pertukaran tahanan yang nyata, selain rekonstruksi dan mengakhiri blokade,' jelas pejabat Hamas dan penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono kepada Reuters.
Hampir 300 ribu etnis muslim minoritas Rohingya di Negara Bagian Rakhine memilih mengungsi ke Bangladesh. Menurut Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait hak asasi manusia untuk Myanmar, Yanghe Lee, menyatakan sekitar seribu orang tewas dalam kekerasan di Rakhine. Namun, dia menyatakan itu cuma perkiraan karena sulit memastikan jumlah pasti lantaran militer Myanmar membatasi akses bagi siapapun ke Rakhine. Sedangkan versi pemerintah Myanmar, korban tewas mencapai 421 orang.
Etnis Rohingya dianggap sebagai kaum mengalami persekusi paling parah di dunia. Pemerintah dan penduduk Myanmar mayoritas Buddha menolak mengakui mereka sebagai warga negara lantaran dianggap sebagai pendatang gelap dari Bangladesh. Namun, Bangladesh menyatakan Rohingya adalah warga Myanmar. Maka dari itu, orang Rohingya adalah manusia tak punya negara.
Kekerasan belakangan terjadi di Rakhine dipicu serangan ARSA ke pos penjagaan perbatasan pada 25 Agustus. Dalam insiden itu, 12 orang tewas.
Pemerintah Myanmar bereaksi dengan mengirim ribuan pasukan bersenjata lengkap dengan dalih operasi militer memburu teroris. Namun, menurut laporan relawan, tentara Myanmar diduga melakukan pembantaian dan pengusiran etnis Rohingya. Seluruh perkampungan orang Rohingya yang ada dijarah dan dibakar.
Di sisi lain, sikap diam mantan pejuang kemanusiaan dan demokrasi kini didapuk menjadi Penasihat Negara, Aung San Suu Kyi, terhadap etnis Rohingya juga dikritik. Padahal di masa lalu, Suu Kyi begitu lantang menyuarakan perlawanan terhadap rezim militer, hingga dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada 1991. Melihat sikapnya yang seperti mengabaikan orang Rohingya, sudah 405 ribu orang mendesak supaya penghargaan itu ditarik kembali dari Suu Kyi. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, Indonesia berhak mengusir mereka
Baca SelengkapnyaHarian Haaretz pekan lalu melaporkan 130 tentara Israel menandatangani surat yang berisi menolak kembali ditugaskan ke Gaza selama belum ada pertukaran tawanan.
Baca SelengkapnyaMenko Mahfud MD buka suara soal pengungsi Rohingya. Menurutnya, Indonesia berhak mengusir mereka.
Baca Selengkapnya"NU sama dengan pemerintah RI menuntut, mendesak gencatan senjata segera," kata Gus Yahya.
Baca SelengkapnyaKomunikasi PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim dengan Ketua Hubungan Internasional Hamas, Basem Naim mengungkap soal rencana gencatan senjata Hamas dan Israel.
Baca SelengkapnyaAasa depan yang disusun saat ini berada di bawah bayang-bayang kerusakan akibat senjata nuklir.
Baca SelengkapnyaNetanyahu menolak tuntutan Hamas untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaSebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaPuan diketahui kembali mengajak komunitas internasional untuk mendukung gencatan senjata di Gaza serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaMenteri ini mengerahkan segala upaya agar gencatan senjata tidak tercapai.
Baca SelengkapnyaHamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Baca Selengkapnya