Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pandemi Corona, Maut Mengintai di Sudut-Sudut Paling Kumuh India

Pandemi Corona, Maut Mengintai di Sudut-Sudut Paling Kumuh India Potret Tuna Wisma India di Tengah Wabah Covid-19. ©2020 AFP PHOTO/MONEY SHARMA

Merdeka.com - Pria 56 tahun itu tinggal di wilayah kumuh dan padat di Kota Mumbai, India. Pada 23 Maret lalu dia merasakan demam dan batuk-batuk lalu pergi ke dokter. Dia adalah pedagang kain yang tinggal di Dharavi tempat lebih dari setengah juta orang tersebar di wilayah sebesar kurang dari seperempat mil.

Wilayah kumuh inilah yang menjadi inspirasi film peraih Oscar Slumdog Millionaire dan para perencana kota di seluruh dunia telah meneliti ekonomi dan masyarakat di wilayah ini.

Dokter setempat memeriksa pria tersebut dan diberikan resep sirup obat batuk dan paracetamol. Tiga hari kemudian, pria itu dibawa ke Rumah Sakit Sion dekat rumahnya. Demamnya naik dan batuknya makin parah. Dia mengatakan tak ada riwayat perjalanan, jadi dokter memberinya obat batuk dan menyuruhnya pulang.

Orang lain juga bertanya?

Pada 29 Maret, pria itu kembali ke rumah sakit dengan tanda-tanda gangguan pernapasan. Dokter menerimanya, dan segera mengirim swab untuk tes Covid-19.

Tiga hari kemudian, hasilnya tesnya positif. Kondisinya makin memburuk dan dokter mencoba memindahkannya ke rumah sakit yang lebih besar yang telah merawat pasien Covid-19.

Tapi semua sudah terlambat: dia meninggal malam itu.

Jaga Jarak Sosial adalah Kemewahan

Pedagang kain itu adalah pasien Covid-19 pertama dari Dharavi. Orang-orang yang tinggal di kota kumuh kerap menderita semua penyakit umum yang menimpa Mumbai, salah satu kota terpadat di dunia, dari diare hingga malaria.

Tetapi penyebaran virus corona di tempat di mana jaga jarak sosial adalah sebuah kemewahan dapat dengan mudah berubah menjadi darurat kesehatan masyarakat yang serius dan pasien dapat membanjiri fasilitas kesehatan masyarakat di kota itu.

Tidak ada yang menyadari ini selain dari pejabat yang tengah berlomba untuk melacak dan menghentikan infeksi.

Pasien No 1 Dharavi ini tinggal bersama delapan anggota keluarga; istri, empat anak perempuan, dan dua anak laki-laki.

"Ketika kami tanya keluarganya, mereka mengatakan kepada kami pria itu tak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini dan hanya pergi ke masjid setempat," kata asisten komisaris kota yang bertanggung jawab atas wilayah itu, Kiran Dighavkar, kepada koresponden BBC di India, Soutik Biswas, dilansir dari BBC, Senin (6/4).

Penelusuran dari Ponsel

Ternyata, pria itu memiliki apartemen lain di kompleks yang sama. Di sana ia menjamu lima orang yang dilaporkan tiba dari Delhi setelah menghadiri tablig akbar pada awal Maret yang diselenggarakan Jamaah Tablig.

Ratusan orang yang menghadiri tablig akbar di Delhi ini memicu beberapa kasus Covid-19 di seluruh India dan sekarang terkait dengan sekitar 650 kasus di 14 negara bagian.

Polisi meyakini kelima pria itu tinggal di apartemen Dharavi selama dua hari - antara 19 dan 21 Maret - sebelum mereka pergi ke Kerala.

"Kami berusaha melacak orang-orang ini," kata Dighavkar.

"Kami harus menemukan sumber infeksi. Bagaimana pria ini terinfeksi dan dari siapa? Dan kami harus menghentikan infeksi ini dengan mengambil langkah-langkah agresif," lanjutnya.

Keluarga pedagang yang meninggal itu bersikeras dia tidak memiliki paspor, namun diragukan polisi. Polisi kemudian menelusuri pergerakan pria itu melalui ponselnya.

Dokter Positif Corona

Sebanyak 308 unit apartemen dan 80 toko di sembilan gedung berlantai enam di kompleks tempat tinggal pedagang itu telah sepenuhnya disegel. Sekitar 2.500 penduduk telah dikarantina di rumah. Jatah makanan disediakan. Petugas kesehatan telah mendesinfeksi apartemen dengan cairan pemutih baju. Delapan penghuni bangunan berisiko tinggi - keluarga pedagang dan seorang kenalan di gedung itu - dikirim untuk tes.

Lebih dari 130 penduduk di atas usia 60 dan 35 lainnya yang menderita penyakit pernapasan yang tidak terkait sedang diawasi ketat untuk gejala Covid-19.

Khawatir wabah, pihak berwenang telah mengambil alih Rumah Sakit Sion dengan 50 tempat tidur, dan dengan cepat mendirikan fasilitas karantina dengan 300 tempat tidur di GOR terdekat. Perlengkapan pelindung telah diberikan kepada dokter dan perawat di rumah sakit.

Namun semua ini mungkin tidak cukup untuk mencegah wabah.

Pada Kamis, seorang dokter berusia 35 tahun yang bertugas di rumah sakit swasta dan tinggal di daerah kumuh dinyatakan positif terkena virus. Pekerja kota bergegas untuk mengisolasi dan menyegel 300 orang yang tinggal di gedung dekat tempat tinggal dokter itu.

Gelombang Penularan

Mereka juga telah mengidentifikasi 13 kontak berisiko tinggi di gedung itu dan mengirim swab untuk pengujian. Dokter mengatakan kepada para pejabat bahwa dua perawat di rumah sakitnya telah dites positif terkena virus. Dan pada akhir pekan, seorang perempuan berusia 30 tahun di dalam kompleks gedung yang sama dengan pedagang, seorang pria berusia 60 tahun, yang memiliki toko fabrikasi logam dan seorang teknisi laboratorium pria berusia 21 tahun, dinyatakan positif.

"Kami masih berupaya menghentikan infeksi dari koloni-koloni daerah kumuh yang terjaga keamanannya. Tetapi ada daerah-daerah kumuh di luar, dan jika ada kasus di sana, kami tidak dapat mengisolasi mereka di rumah, dan harus mengirim bahkan kasus-kasus berisiko tinggi sekalipun ke pusat karantina GOR," kata Dighavkar.

Jika itu terjadi, perjuangan untuk menghentikan infeksi akan kacau. Rumah sakit setempat dan karantina darurat akan mudah dibanjiri pasien.

Pengujian harus ditingkatkan dan hasilnya harus tiba tepat waktu. Setelah dua kasus pertama - pedagang dan dokter - 21 sampel dikumpulkan dari daerah kumuh. Setelah lebih dari 48 jam, hanya tujuh yang rampung.

Rumah sakit pemerintah di mana tes dilakukan dibanjiri oleh sampel. Sebanyak 23 sampel diambil setelah dua kasus baru dan dikirim ke laboratorium pada hari Sabtu. Tidak jelas kapan hasilnya akan tiba.

"Kami kehabisan waktu karena keterlambatan keluarnya hasil tes. Itu juga menunda pemindahan orang yang dites positif ke dalam isolasi," kata Virendra Mohite, petugas medis, yang memimpin tim kesehatan di daerah kumuh.

Ini adalah beberapa tantangan nyata untuk menahan meluasnya wabah di daerah kumuh. Dharavi merupakan rumah bagi para nelayan, pembuat tembikar, pembuat furnitur, pembuat garmen, penjahit, akuntan, pendaur ulang sampah dan bahkan beberapa rapper terbaik Mumbai.

Sekarang wilayah ini menghadapi tantangan yang paling menakutkan untuk mencegah gelombang penularan yang dahsyat.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Dharavi, Kota dengan Sanitasi Paling Buruk di India & Wilayah Paling Kumuh di Asia Selatan
Mengenal Dharavi, Kota dengan Sanitasi Paling Buruk di India & Wilayah Paling Kumuh di Asia Selatan

Luas Dharavi sekitar 2,6 Km persegi yang terletak di tengah pusat kota Mumbai.

Baca Selengkapnya
Krisis Iklim Makin Parah, Air Bersih Jadi Barang Langka Pada 2030
Krisis Iklim Makin Parah, Air Bersih Jadi Barang Langka Pada 2030

Kelangkaan air tidak boleh dipandang sebagai masalah sektoral, melainkan masalah yang melampaui perekonomian secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Parahnya Bencana Longsor di Pegunungan India, 16 Tewas dan Ratusan Orang Tertimbun
FOTO: Parahnya Bencana Longsor di Pegunungan India, 16 Tewas dan Ratusan Orang Tertimbun

Terjangan tanah longsor meratakan dan mengubur beberapa rumah. Sementara, lebih dari 100 orang dikhawatirkan masih terkubur di bawah tanah. Simak selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Virus Nipah Bisa Masuk Indonesia, Ini Alasannya
Kemenkes Sebut Virus Nipah Bisa Masuk Indonesia, Ini Alasannya

Virus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.

Baca Selengkapnya
Alasan Mengapa di India Jadi Sarang Ular Berbisa, Salah Satunya Kobra
Alasan Mengapa di India Jadi Sarang Ular Berbisa, Salah Satunya Kobra

Ada beragam faktor mengapa India menjadi 'sarang' ular berbisa.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Mewah Putih Terbengkalai Sering Digunakan Syuting di Indosiar, Halamnya Banyak Pohon Pisang
Potret Rumah Mewah Putih Terbengkalai Sering Digunakan Syuting di Indosiar, Halamnya Banyak Pohon Pisang

Tak terawat dan usang, begini kondisi rumah mewah putih legendaris yang dulu dijadikan lokasi syuting Indosiar.

Baca Selengkapnya
India Krisis Lapangan Kerja, 12 Orang Meninggal Saat Melamar Kerja Jadi Polisi Cukai
India Krisis Lapangan Kerja, 12 Orang Meninggal Saat Melamar Kerja Jadi Polisi Cukai

Negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini mengalami krisis lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Sudirman Said: Kepala Daerah Tidak Boleh Anggap Remeh
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Sudirman Said: Kepala Daerah Tidak Boleh Anggap Remeh

Sudirman menilai, kunci mengatasi polusi udara ada pada kepemimpinan yang serius.

Baca Selengkapnya
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta

Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suhu Ekstrem! 2024 Jadi Tahun Terpanas Terpanjang di India
FOTO: Suhu Ekstrem! 2024 Jadi Tahun Terpanas Terpanjang di India

Gelombang panas yang melanda India tahun 2024 adalah yang terpanjang yang pernah melanda negara itu, kata pakar cuaca terkemuka pemerintah India.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Tunawisma Tersiksa Suhu Dingin Menggigil di India
FOTO: Potret Tunawisma Tersiksa Suhu Dingin Menggigil di India

Serangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.

Baca Selengkapnya
Pernikahan Anant Ambani Bikin Konglomerat Semakin Kaya, Begini Penjelasannya
Pernikahan Anant Ambani Bikin Konglomerat Semakin Kaya, Begini Penjelasannya

Kelas menengah dan menengah ke bawah di India mengalami kontraksi setelah pandemi.

Baca Selengkapnya