Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Para Pakar di Iran Sebut Gejala Infeksi Covid-19 Berubah, Tak Hanya Batuk & Demam

Para Pakar di Iran Sebut Gejala Infeksi Covid-19 Berubah, Tak Hanya Batuk & Demam Tim medis di RS Persahabatan. ©REUTERS/Willy Kurniawan

Merdeka.com - Sejumlah pakar epidemiologi Iran mengamati, gejala infeksi Covid-19 di negara itu telah bergeser dari gangguan pernafasan ke gangguan gastrointestinal.

Penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru ini pertama kali muncul di kota Wuhan, provinsi Hubei, China akhir tahun lalu, dan telah ditandai dengan gangguan gejala pernapasan, termasuk demam tinggi, batuk dan sesak napas.

Namun setelah berbulan-bulan, dokter dan ahli epidemiologi di seluruh dunia mengidentifikasi indikator baru penyakit Covid-19, seperti menurunnya kepekaan indera perasa dan indera penciuman.

Orang lain juga bertanya?

Ahli epidemiologi di Iran mengamati pergeseran gejala pada pasien Covid-19 yang memerlukan rawat inap, sebagaimana dilaporkan Radio Farda pada Selasa.

"Sebelumnya diidentifikasi Covid-19 memiliki gejala seperti batuk, sesak napas dan demam tinggi. Gejala-gejala ini diamati dalam dua bulan pertama setelah wabah. Namun sekarang gejala yang paling penting dari Covid-19 adalah gastrointestinal," jelas Dr Mohammad Reza Mahboubfar, seorang ahli epidemiologi virus dan anggota Satuan Tugas Virus Corona Iran, dilansir dari Alaraby, Kamis (21/5).

Gejala gastrointestinal termasuk diare akut, sakit perut, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kejang perut, demam rendah, dan kehilangan rasa atau penciuman. Mahboubfar mengatakan persoalan ini telah diamati pada pasien dari segala usia.

Gejala-gejala ini sering disertai dengan demam rendah, atau bahkan tidak demam sama sekali, menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis penyakit Covid-19. Penundaan seperti itu dapat menyebabkan penyebaran virus lebih lanjut dan meluas.

Diare Akut

Hassan Abedi, ahli gastroenterologi di Universitas Ilmu Kedokteran Babol memperingatkan terkait perubahan gejala ini pekan lalu.

Abedi mengatakan, lebih sedikit pasien yang dirawat dengan gejala pernapasan dan ada lonjakan pada pasien Covid-19 dengan gejala gastrointestinal.

Menurutnya, sekitar seperempat dari pasien Covid-19 secara eksklusif menunjukkan gejala gastrointestinal.

Dalam sepertiga kasus yang diamati, pasien dengan gejala gastrointestinal tidak menderita suhu tinggi, kata dokter yang bekerja di rumah sakit di kota utara Babol ini, yang menjadi titik awal epidemi Covid-19 di Iran.

Sebaliknya, pasien-pasien ini menderita diare akut yang terjadi setidaknya lima kali sehari dan dapat bertahan hingga dua pekan.

Kerusakan Hati dan Pankreas

Ahli gastroenterologi dari Universitas Shahid Beheshti di Teheran, Seyed Reza Fatemi, mengatakan telah mengamati 50 persen pasien Covid-19 yang mengalami gejala gastrointestinal.Fatemi mengatakan para pasien ini juga mengalami kerusakan hati dan pankreas. Kerusakan seperti itu terjadi pada 20 hingga 30 persen pasien Covid-19.Mahboubfar menambahkan, munculnya gejala gastrointestinal dapat mempengaruhi jumlah resmi kasus Covid-19 yang didata Kementerian Kesehatan Iran.Ahli epidemiologi juga mengatakan kasus-kasus baru kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari dan pekan mendatang karena pihak berwenang Iran mulai memperlonggar lockdown sejumlah tempat.Iran telah melaporkan lebih dari 124.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, termasuk 7.119 kematian.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
10 Tanda yang Perlu Dikenali saat Demam yang Dialami Ternyata Merupakan Gejala Penyakit yang Lebih Parah
10 Tanda yang Perlu Dikenali saat Demam yang Dialami Ternyata Merupakan Gejala Penyakit yang Lebih Parah

Terjadinya demam merupakan hal yang biasa, namun ketika disertai dengan sejumlah hal berikut maka Anda sebaiknya waspada.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Sakit Perut Melilit pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
6 Penyebab Sakit Perut Melilit pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Sakit perut melilit pada anak adalah keluhan yang sering dialami dan bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Kebiasaan yang Menyebabkan Paru-Paru Basah, Patut Diwaspadai dan Segera Hindari!
Kebiasaan yang Menyebabkan Paru-Paru Basah, Patut Diwaspadai dan Segera Hindari!

Penyakit ini tak hanya bisa menimpa orang dewasa namun juga dapat terjadi pada anak-anak atau bahkan bayi yang baru saja lahir.

Baca Selengkapnya
Gejala Tipes pada Orang Dewasa Berikut Penyebabnya, Patut Diwaspadai
Gejala Tipes pada Orang Dewasa Berikut Penyebabnya, Patut Diwaspadai

Tipes adalah gangguan kesehatan umum yang bisa menyerang siapa saja.

Baca Selengkapnya
IDAI Ungkap Gejala Awal Terpapar Hepatitis
IDAI Ungkap Gejala Awal Terpapar Hepatitis

Virus yang menyerang berhubungan dengan hati dan usus.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya