PBB Peringatkan Planet Bumi Menuju Bencana Iklim
Merdeka.com - Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menyatakan Bumi sedang berada di jalan menuju bencana iklim. Laporan itu juga menjelaskan negara-negara di dunia masih gagal untuk mengurangi polusi yang mengakibatkan pemanasan global.
Laporan yang dikeluarkan kemarin itu menunjukkan aksi negara-negara di dunia untuk menahan kenaikan suhu masih sangat tidak memadai.
Kalau kebijakan iklim sekarang masih dipertahankan, maka suhu Bumi akan naik sekitar 2.8 derajat Celsius. Tetapi kalau negara-negara di dunia bertekad menanggulangi perubahan iklim, maka aksi itu akan menurunkan suhu Bumi sebesar 2.4 – 2.6 derajat Celsius.
-
Apa yang terjadi pada suhu global? Data menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,2 derajat Celsius sejak era pra-industri.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
-
Apa itu pemanasan global? Pemanasan global, atau yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai global warming, merupakan fenomena peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, lautan, dan daratan Bumi secara bertahap.
-
Kenapa pemanasan global berbahaya? Meskipun tampak sepele, dampak dari pemanasan global sangat luas dan dapat mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies, termasuk manusia.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Untuk mengatasi pemanasan global, tentu saja anda harus mengurangi penggunaan gas-gas kimia yang bisa merusak lapisan ozon dan atmosfer seperti gas freon yang ada pada AC atau pendingin udara.
Pemerintah-pemerintah dunia pun akan bertemu di Mesir 6 – 18 November nanti dalam KTT COP 27 Climate Talks untuk membahas cara membatasi pemanasan hingga di bawah 2 hingga 1.5 derajat Celsius.
Sebelumnya berbagai pemerintah di dunia telah bertemu di Glagow, Skotlandia dalam KTT COP 26 untuk membahas isu perubahan iklim.
KTT iklim di Skotlandia menghasilkan komitmen untuk menghilangkan 0.5 gigaton emisi gas rumah kaca setara karbon dioksida (GtCO2e) atau mengurangi 1 persen dari perkiraan emisi gas rumah kaca global pada 2030.
Namun jika negara tetap mengabaikan, maka suhu Bumi diperkirakan akan meningkat 2.8 derajat Celsius. Suhu Bumi pun akan lebih tinggi 0.1 derajat Celsius dibandingkan tahun lalu.
“Kami memiliki kesempatan untuk membuat perubahan bertahap, tetapi waktu telah berakhir. Hanya transformasi akar-dan-cabang ekonomi dan masyarakat kita yang dapat menyelamatkan kita dari percepatan bencana iklim,” jelas direktur eksekutif UNEP, Inger Andersen, dikutip dari Aljazeera, Jumat (28/10).
Laporan itu menyatakan untuk membatasi pemanasan hingga 1.5 derajat Celsius, emisi tahunan harus dikurangi hingga 45 persen. Investasi sebesar USD 4 – 6 triliun atau Rp 62.223 – 93.335 triliun per tahun pun harus dilakukan.
“Ini adalah satu tahun lagi yang disia-siakan dalam hal benar-benar melakukan sesuatu tentang masalah ini. Itu tidak berarti semua negara tidak menganggap ini serius. Tapi dari perspektif global, itu pasti sangat jauh dari memadai,” jelas pemimpin penulisan laporan, Anne Olhoff.
Menurut laporan lain yang dikeluarkan PBB, kalau negara-negara di dunia tidak bertekad mengurangi emisi, maka suhu Bumi di akhir abad akan naik 2.5 derajat Celsius.
“Kami masih jauh dari skala dan kecepatan pengurangan emisi yang diperlukan untuk menempatkan kami di jalur menuju dunia 1,5 derajat Celsius,” jelas Simon Stiell, sekretaris eksekutif Perubahan Iklim PBB.
Sebelumnya, usaha-usaha menanggulangi perubahan iklim telah dilakukan, seperti melalui rencana Nationally Determined Contributions (DNCs) yang dibentuk pada 2015 Paris deal.
Namun UNEP menemukan negara-negara menjalankan NDCs tak bersyarat (tanpa ada bantuan dana internasional), maka pada 2100 suhu Bumi akan naik 2.6 derajat Celsius. Sedangkan jika negara-negara menjalankan NDSc bersyarat (dibantu dana internasional), maka suhu Bumi hanya akan naik 2.4 derajat Celsius.
Sekjen PBB, Antonio Guterres tetap menekan komitmen negara-negara untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman perubahan iklim.
“Komitmen untuk nol bersih bernilai nol tanpa rencana, kebijakan, dan tindakan untuk mendukungnya. Komitmen iklim global dan nasional sangat mengecewakan. Dengan kata lain, kita sedang menuju bencana global,” jelas Guterres.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi, di depan kepala daerah, blak-blakan ramalan mengenai kondisi dunia 5 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaTemuan ini diterbitkan dalam laporan terbaru Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD) .
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan razia uji emisi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaJika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.
Baca SelengkapnyaPerubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.
Baca SelengkapnyaPimpinan BKSAP DPR memaparkan isu Pembangunan Berkelanjutan saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) Parliamentary Forum at The United Nation.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan berkurang sekitar empat meter berdasarkan pemantauan terakhir pada Desember 2023
Baca SelengkapnyaEfek rumah kaca menjadi salah satu hal yang membuat bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya adalah suhu Bumi yang makin ekstrim. Membuat kehancuran planet ini makin dekat.
Baca SelengkapnyaThailand-Filipina Serasa Terpanggang karena Suhu Panas Melebihi 50 Derajat
Baca SelengkapnyaBMKG telah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling berpotensi mengalami peningkatan suhu.
Baca SelengkapnyaPenting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global.
Baca Selengkapnya