Pelaku Penembakan Massal di Buffalo AS Pernah Jalani Pemeriksaan Kesehatan Mental
Merdeka.com - Pelaku penembakan massal di supermarket Buffalo, Amerika Serikat (AS) pernah melontarkan ancaman kekerasan di sekolahnya saat masih SMA pada Juni 2021. Saat itu dia tercatat sebagai pelajar di SMA Susquehanna Valley Central.
Aksi penembakan massal remaja 18 tahun pada Sabtu di Tops Friendly Market itu menewaskan 10 orang.
Dikutip dari CNN, Selasa (17/5), Komisaris Kepolisian Buffalo, Joseph Gramaglia menyampaikan, setelah pelaku yang tidak diungkap identitasnya itu melontarkan ancaman di sekolahnya, dia dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan mental dan dipulangkan sehari setelahnya.
-
Apa yang terjadi pada penembakan massal di Texas? Yang terbaru insiden penembakan massal di sebuah mal di Texas.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
Gramaglia menambahkan, ancaman yang dilontarkan pelaku di sekolahnya tidak bermotif rasial.
Sebelumnya pada Minggu, Gubernur New York, Kathy Hochul juga menyinggung soal penyelidikan terhadap pemuda tersebut terkait ancaman yang dia lontarkan di sekolahnya.
"Rupanya dia pernah diselidiki saat dia masih siswa SMA, yang menjadi perhatian pihak berwenang. Dia menjalani pemeriksaan medis berdasarkan apa yang dia tulis di sekolah dan kami akan mencari tahu apa yang terjadi setelahnya," jelas Hochul.
Kepolisian menyebut penembakan di Tops Friendly Market bermotif kebencian rasial. Dari 13 korban; 10 tewas dan tiga terluka, 11 merupakan orang kulit hitam dan dua orang kulit putih.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan mengatakan pihak kepolisian masih mendalami peran-peran masing-masing anggota ormas.
Baca SelengkapnyaPegawai minimarket SJ (23) nekat menikam rekan kerjanya hingga tewas di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (10/9) dini hari
Baca SelengkapnyaPelaku disebut mengidap penyakit gangguan jiwa berat
Baca SelengkapnyaIbu pembunuh bocah lima tahun AAMS, SNF (26) di Bekasi menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramat Jati dua hari lalu.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Bekasi, inisial AS (20) kritis di rumah sakit. Dia babak belur dihajar tiga orang pria di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan kondisi tersangka SNF (26), ibu muda membunuh anak kandungnya, AAMS (5) dengan 20 tusukan di perumahan elite Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menanggung biaya pengobatan korban selama di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaInsiden ini terjadi pada Sabtu (13/4) sore di Westfield Bondi Junction.
Baca SelengkapnyaTerungkap fakta Praka RM dkk telah melakukan penggerebekan sebanyak 14 kali di lokasi berbeda.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia mengalami sejumlah luka akibat benda tajam.
Baca SelengkapnyaPihak berwenang sampai saat ini masih memburu pelaku penembakan brutal itu.
Baca SelengkapnyaPolisi masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti.
Baca Selengkapnya