Peneliti Ungkap Mengapa Angka Kematian karena Omicron di Indonesia Rendah
Merdeka.com - Ketika varian Omicron menyebar ke Asia beberapa waktu lalu, India dan Indonesia masih menghadapi ketimpangan vaksinasi: dua pertiga dari populasi belum mendapat vaksinasi penuh.
Namun India dan Indonesia belum lama mengalami gelombang Covid-19 varian Delta yang menyebabkan kasus kematian melonjak. Kini angka kematian di Indonesia dan India lebih rendah dari negara yang populasinya sudah divaksin penuh dan memiliki sistem kesehatan yang lebih baik seperti Korea Selatan, Jepang, dan Hong Kong.
Salah satu alasan terbesarnya, kata epidemiolog, karena gelombang varian Delta yang menghantam negara berkembang seperti Indonesia memberikan tingkat imunitas yang tinggi lewat penularan. Dan perlindungan karena imunitas alami itu cukup lama bertahan. Penelitian di India, Indonesia, dan Afrika Selatan memperlihatkan cukup meratanya antibodi melampaui tingkat vaksinasi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana Indonesia meningkatkan peringkat layanan kesehatan? Peningkatan peringkat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan ini menunjukkan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperbaiki kualitas pelayanan medis, dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik di seluruh penjuru negeri.
-
Kenapa angka kesembuhan kanker anak di Indonesia rendah? Salah satu dampak serius dari keterlambatan diagnosis adalah rendahnya angka kesembuhan bagi anak-anak penderita kanker di Indonesia. Dr. Yaulia menyebutkan bahwa prevalensi kesembuhan kanker anak di Indonesia hanya berkisar antara 20-35 persen.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
Ini adalah suatu terobosan bagi negara berkembang. Upaya vaksinasi yang relatif lambat menimbulkan kekhawatiran akan munculnya lonjakan kasus berikutnya yang bisa membuat rumah sakit kembali kewalahan dan meningkatnya angka kematian akibat varian Omicron. Namun penularan Covid-19 sebelumnya yang angkanya lebih tinggi dari data resmi membuat populasi mencapai imunitas dan cukup melindungi dari kemungkinan terburuk. Meski imunitas seiring waktu menurun, tapi itu memberi waktu bagi pemerintah untuk memperluas vaksinasi dan suntikan booster sebelum virus bermutasi lagi.
Program vaksinasi berjalan cukup lambat di sebagian besar negara berkembang. Sejumlah negara berusaha menjangkau vaksinasi ke daerah di luar perkotaan. Di Asia, negara seperti India, Indonesia, Filipina sudah memvaksin penuh separuh populasi. Itu lebih tinggi 13 persen dibanding warga yang tinggal di Afrika. Baru empat persen populasi Nigeria yang divaksin saat ini, negara dengan jumlah penduduk terbesar di benua Afrika. Amerika Latin masih lebih baik. Banyak negara seperti Brasil dan Peru sudah menjalankan 70 persen vaksinasi.
Kekebalan alami yang berarti antibodi berasal dari penularan, cukup tersebar luas di Indonesia ketika Omicron masuk. Salah satu penelitian yang dilakukan dari Oktober hingga Desember mengungkapkan dari sekitar 20.000 orang Indonesia ada 74 persen yang belum divaksin tapi memiliki antibodi, kata Pandu Riono, epidemilog dari Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan peneliti dari pemerintah.
Berdasarkan hasil itu, Pandu Riono dan rekannya memperkirakan 70 persen orang Indonesia sudah tertular Covid-19 hingga Desember lalu, jauh lebih tinggi dari Amerika yang mencapai 34 persen pada bulan yang sama, menurut survei dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).
Survei serologi oleh pemerintah India pada tahun lalu juga memperlihatkan hasil yang mirip yaitu 97 persen warga New Delhi idan 87 persen penduduk Mumbai memiliki antibodi Covid-19.
"Kekebalan hibrid yang berarti kombinasi dari imunisasi dan penularan cukup tinggi di negara berkembang," kata Ramanan Laxminarayan, direktur Pusat Kebijakan Dinamika Penyakit dan Ekonomi, lembaga penelitian kesehatan masyarakat berbasis di Washington DC dan New Delhi, seperti dilansir dari laman the Wall Street Journal pekan lalu."Asia Selatan dan Asia Tenggara memang mengalami gelombang Delta yang parah."
Kondisinya kurang lebih sama seperti di Afrika Selatan ketika Omicron pertama kami ditemukan. Terjadi lonjakan kasus tapi angka kematiannya rendah dibanding gelombang sebelumnya. Dalam studi yang dipublikasikan bulan lalu di Jurnal Kedokteran New England, peneliti Afsel memperlihatkan meski 36 persen orang berusia 12 tahun atau lebih sudah menerima satu dosis vaksin di Provinsi Gauteng ketika Omicron pertama kali menyebar, antibodi Covid-19 sudah menyebar luas. Dari peserta survei yang belum divaksin di Gauteng, 68 persen sudah memiliki antibodi Covid-19, dan dari mereka yang sudah divaksin antibodinya sudah 93 persen.
Indonesia belum lama ini mencatat kasus yang lebih tinggi ketimbang saat puncak Delta, tapi angka kematian rata-rata 270 jiwa per hari dibanding 1.800 pada Agustus lalu, menurut Our World Data. Di India, kematian saat puncak Omicron mencapai 1.100 rata-rata per hari pada awal Februari sedangkan pada puncak Delta Mei lalu mencapai 4.200 jiwa per hari.
Seperti belahan dunia lain, baik Indonesia dan India angka kematiannya yang sebenarnya lebih tinggi dari data resmi, namun gambaran data yang ada saat ini sesuai dengan bagaimana kondisi sistem kesehatan yang ada. Tidak seperti tahun lalu ketika rumah sakit kehabisan oksigen dan obat-obatan, kali ini jumlah rawat inap sudah menurun dan sebagian besar pasien Covid-19 isolasi mandiri di rumah dan sembuh. Di Jakarta, sekitar 50 persen kamar rumah sakit hanya terisi 50 persen pada pertengahan Februari saat kasus mencapai puncak.
"Angka kematian tidak separah sebelumnya," kata Tri Maharani, dokter di sebuah ruang gawat darurat.
Sejumlah peneliti menyebut imunitas dari penularan bertahan lebih lama ketimbang imunitas dari vaksinasi. Dorry Segev, profesor bedah dan kesehatan masyarakat di NYU Langone Health, pusat akademi kedokteran yang memimpin penelitian ini bulan lalu di Jurnal Asosiasi Kedokteran Amerika menemukan, orang yang belum divaksin mampu menjaga imunitas alaminya hingga 20 bulan setelah penularan. Dia menuturkan penelitian lebih lanjut yang sedang dikaji memperlihatkan imunitas ini mampu melindungi dari Omicron. Penelitian di Israel dan Inggris memperlihatkan imunitas dari vaksinasi melemah setelah beberapa bulan.
CDC As mengatakan mereka yang sudah divaksin penuh dan orang yang terinfeksi Covid-19 berisiko rendah tertular setidaknya hingga enam bulan.
Segev menuturkan, masa perlindungan dari imunitas alami bersama vaksinasi berjalan baik di negara seperti Indonesia dan India.
"Kita tahu, imunitas terkuat adalah kekebalan hibrid. Sudah tertular dan ditambah vaksinasi memberikan tingkat perlindungan terbaik," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya