Pfizer Ciptakan Pil untuk Obati Covid-19, Mulai Diuji Coba Pada Manusia
Merdeka.com - Pfizer menyampaikan pihaknya mulai melakukan uji coba pada manusia terhadap pil yang diciptakan untuk mengobati Covid-19, yang bisa digunakan saat muncul gejala pertama penyakit tersebut.
Jika uji coba berhasil, pil ini bisa digunakan saat infeksi awal untuk menghalangi virus berkembang biak sebelum pasien bertambah parah. Pil ini mengikat enzim yang disebut protease untuk mencegah virus berkembang biak. Obat penghambat protease telah berhasil mengobati jenis virus lain, termasuk HIV dan hepatitis C.
“Mengingat cara Sars-CoV-2 bermutasi dan dampak global Covid-19 yang berkelanjutan, tampaknya sangat penting untuk memiliki akses ke pilihan pengobatan baik sekarang maupun setelah pandemi,” jelas Kepala Bidang Ilmiah Pfizer, Mikael Dolsten, dalam sebuah pernyataan, dilansir South China Morning Post, Rabu (24/3).
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan obat ini? Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
Dalam sebuah wawancara, Dolsten mengatakan sejauh ini tidak ada masalah tak terduga yang terlihat dalam penelitian tersebut dan dapat memberikan hasil dalam beberapa pekan ke depan.
Pil ini adalah obat kedua Covid-19 yang diuji coba Pfizer pada manusia. Pfizer juga sedang menguji obat lain yang diberikan secara intravena kepada pasien Covid yang dirawat di rumah sakit.
Di antara perusahaan farmasi besar, Merck & Co juga memiliki pil virus corona yang sudah banyak diuji pada manusia. Obat antivirus eksperimental molnupiravir itu bekerja dengan mekanisme yang berbeda dari pil Pfizer dan sedang dalam uji coba tahap akhir pada manusia.
Miliki beberapa manfaat
Dolsten mengatakan, jika semua berjalan lancar, Pfizer dapat memulai uji coba fase 2, fase 3 gabungan yang jauh lebih besar di awal kuartal kedua 2021 yang berpotensi memungkinkan pihaknya mengajukan izin penggunaan darurat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA pada akhir tahun ini.
Obat tersebut kemungkinan akan diberikan dua kali sehari selama sekitar lima hari.
Sementara pengujian kemanjuran awal akan difokuskan pada orang dengan infeksi awal, Pfizer juga berencana untuk mengeksplorasi apakah obat tersebut ampuh untuk melindungi orang sehat yang telah terpapar virus corona, seperti anggota keluarga atau teman sekamar yang tinggal dengan seseorang yang sakit.
Dolsten mengatakan obat dengan kode PF-07321332 ini memiliki beberapa manfaat. Dalam uji laboratorium, obat ini ampuh melawan banyak jenis virus corona, termasuk SARS dan MERS.
Dia mengatakan, protease virus corona tidak banyak bermutasi, yang berarti obat tersebut kemungkinan ampuh melawan berbagai varian virus corona.
Dolsten mengatakan, secara teori, protease inhibitor juga dapat dikombinasikan dengan obat antivirus lain, seperti yang dikembangkan Merck.
Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk membagikan lebih banyak data terkait hal ini pada pertemuan American Chemical Society pada 6 April.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaPengumuman penerima penghargaan Nobel adalah salah satu yang dinantikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaUji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaUji coba ini adalah yang ditunggu-tunggu Elon Musk terhadap startup besutannya.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaSeorang ilmuwan asal Kyoto University dan Fikui University melakukan penelitian ini.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan menyebut miniatur jantung akan bisa dipasang di tubuh manusia.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.
Baca Selengkapnya