Rohingya Gugat Facebook USD 150 Miliar karena Picu Ujaran Kebencian di Myanmar
Merdeka.com - Pengungsi Rohingya menggugat perusahaan media sosial Facebook sebesar USD 150 miliar atas klaim jaringan media sosial itu memicu ujaran kebencian di platformnya, menyebabkan kekerasan terhadap minoritas rentan Myanmar.
Gugatan tersebut, diajukan di sebuah pengadilan California, menyampaikan algoritma Facebook mempromosikan disinformasi dan pemikiran ekstrem yang berujung kekerasan di dunia nyata.
"Facebook seperti sebuah robot yang diprogram dengan misi tunggal: untuk tumbuh," kata dokumen gugatan tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (7/12).
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
-
Kenapa Rocky Gerung dinilai menyebarkan ujaran kebencian? Hal ini menyusul pernyataan Rocky Gerung yang dinilai menyebar ujaran kebencian kepada Presiden Jokowi.
-
Apa yang digugat dari TikTok? Keluarga-keluarga ini mengambil langkah hukum secara kolektif di pengadilan Crteil, dan Boutron-Marmion menyatakan bahwa ini merupakan kasus kelompok pertama di Eropa.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
-
Siapa yang menilai Rocky Gerung menyebarkan ujaran kebencian? Pengamat politik Sri Yunanto menilai bahwa seorang figur publik yang bicara di depan umum seharusnya menyadari bahwa punya tanggung jawab yang lebih besar dalam memilih diksi untuk menyampaikan pikirannya.
"Kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa pertumbuhan Facebook, dipicu kebencian, perpecahan, dan misinformasi, telah menyebabkan ratusan ribu jiwa warga Rohingnya hancur setelahnya."
Kelompok Muslim ini menghadapi diskriminasi yang meluas di Myanmar, di mana mereka dianggap sebagai penyelundup walaupun telah tinggal di negara itu selama beberapa generasi.
Operasi militer yang disebut PBB sebagai genosida menyebabkan ratusan ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh pada 2017, di mana mereka tinggal di kamp pengungsian sejak saat itu. Masih banyak orang Rohingya yang tinggal di Myanmar, di mana mereka tidak dianggao sebagai warga negara dan mengalami kekerasan komunal, serta diskriminasi resmi oleh militer.
Gugatan ini berpendapat algoritma Facebook mendorong pengguna yang rentan untuk bergabung dengan kelompok yang semakin ekstrem, situasi yang "terbuka untuk dieksploitasi oleh politisi dan rezim otokratis".
Pada 2018, penyelidik HAM PBB juga mengatakan penggunaan Facebook berperan penting dalam menyebarkan ujaran kebencian dan memicu kekerasan. Investigasi Reuters tahun itu juga menemukan, yang dikutip dalam gugatan itu, menemukan lebih dari 1.000 contoh unggahan, komentar, dan gambar yang menyerang Rohingya dan Muslim lainnya di Facebook.
Sebelumnya Facebook berjanji untuk mengambil langkah dalam melawan ujaran kebencian di Myanmar, merekrut puluhan orang yang berbicara bahasa Burma.
Tapi para kelompok HAM sejak lama menuduh perusahaan itu tidak bertindak cukup dalam mencegah penyebaran disinformasi dan misinformasi dunia maya.
Terkait gugatan ini, Facebook belum memberikan tanggapan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaDiketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaTentara yang tergabung ke dalam satuan militer berjuluk IDF itu sontak diserang warganet.
Baca SelengkapnyaSebanyak 152 orang etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaTuntutan itu dibacakan JPU dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Palembang, Selasa (5/9).
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaPerkara ujaran kebencian dengan terdakwa Andi Pangerang Hasanuddin memasuki agenda tuntutan. Mantan peneliti BRIN itu dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara
Baca SelengkapnyaJPU sebelumnya menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan.
Baca SelengkapnyaPolda Sumut menangkap Lukman Dolok Saribu yang diduga menyebarkan kebencian terhadap umat Islam dan Palestina yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMereka mendesak UNHCR dan IOM untuk segera memindahkan pengungsi Rohingya dari Aceh.
Baca Selengkapnya