Sejarah Mencatat, Manusia Kembali Bangkit Setelah Pandemi
Merdeka.com - Menteri Pendidikan Singapura Lawrence Wong mengatakan pandemi Covid-19 saat ini diperkirakan baru empat atau lima tahun lagi berakhir dan setelah itu dunia baru bisa memulai lagi aktivitas normal pasca pandemi.
Dalam menjalani ini, kata Wong, dunia akan menghadapi berbagai tantangan dalam menangani krisis ini.
Meski vaksin Covid-19 kini sudah tersedia dan bisa membuat perjalanan global berangsur pulih namun program vaksinasi di seluruh dunia tidak akan berlangsung cepat dan mudah.
-
Apa saja libur panjang di 2025? Berikut Daftar Lengkap Long Weekend 2025 Berdasarkan SKB 3 Menteri yang resmi dibagikan oleh pemerintah terdapat sejumlah tanggal merah atau hari libur yang termasuk dalam long weekend 2025.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kapan Flu Singapura meningkat? Menurut data Kementerian Kesehatan, kasus HFMD mengalami peningkatan signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada triwulan pertama tahun 2024 saja, tercatat lebih dari 6.500 kasus HFMD.
-
Siapa yang menetapkan libur panjang di 2025? Pemerintah Indonesia telah resmi menetapkan hari libur nasional hingga cuti bersama untuk tahun 2025 mendatang.
Itu artinya pada tahun ini dan mungkin juga tahun depan warga dunia, termasuk orang Singapura, harus bersiap menjalani dunia yang sangat berubah, kata Wong dalam pidatonya di konferensi Institut Studi Kebijakan Singapura Senin lalu.
"Aturan memakai masker, menjaga jarag aman, dan menghindari kerumunan--ini semua akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari," kata dia, seperti dilansir laman the Straits Times, Senin (25/1).
Salah satu tantangan ke depan, tambah dia, adalah adanya penelitian awal yang mengindikasikan vaksin saat ini tidak akan begitu efektif melawan varian virus corona yang bermutasi di Afrika Selatan.
Dalam skenario yang positif, dunia akhirnya mengembangkan vaksin yang bisa melawan varian baru virus corona itu. Alternatif lain adalah vaksinasi akhirnya seperti suntikan flu biasa, di mana formula baru selalu diciptakan.
Dalam skenario yang terburuk, dunia selalu tertinggal di belakang virus yang terus berevolusi.
"Intinya adalah kita hidup di dunia bersama dan tidak ada satupun yang selamat kecuali semuanya aman."
Tak seorang pun yang bisa tahu seperti apa dunia pasca virus corona meski sejumlah hal positif mungkin terjadi, ujar Wong.
Dia memberi contoh bagaimana meludah di tempat umum menjadi perbuatan yang tidak sehat setelah pandemi flu pada 1918.
Serupa dengan itu, di Singapura pandemi ini membuat warga jadi peduli gaya hidup bersih dan bertanggung jawab. Meski begitu, kata dia, kebiasaan lama seperti berjabat tangan akan sulit dihilangkan.
"Tiap kali pandemi ada seruan yang mengatakan: 'Mari kita bertegur sapa dengan cara yang berbeda untuk mengurangi penularan," kata dia menyebut itulah yang terjadi ketika Singapura menghadapi pandemi SARS pada 2003.
"Tapi bagaimana pun, manusia tetaplah manusia, kita selalu bisa kembali menjalani kontak sebagai manusia."
Dalam krisis semacam ini, kemungkinannya adalah terjadi perubahan tindakan individu secara alami untuk mengatasi situasi, kata Wong. Sebagai contoh, sejumlah kalangan sudah memprediksi digitalisasi akan membuat kehidupan kota menjadi tidak lagi terpusat.
Namun sejarah mencatat sejumlah kota di dunia yang berhasil bangkit kembali setelah pandemi.
Sebagai contoh, di abad ke-14 Florence kembali bangkit setelah wabah pes dan itu memicu munculnya gerakan Renaissance. Kota Chicago dan New York di Amerika Serikat juga mengalami kebangkitan setelah diterjang pandemi flu.
"Alasan mengapa semua ini terjadi adalah karena kota itu bukan hanya terdiri dari bangunan dan monumen. Kota sesungguhnya adalah tentang orang-orang yang tinggal di suatu tempat dan saling berhubungan sosial secara alamiah."
Manusia juga punya kemampuan adaptasi dan karena itu bisa membangun masa depan, kata Wong.
"Mari melihat krisis ini sebagai proses untuk memperbarui kehidupan setelah sedemikian kerusakan yang ditimbulkan virus ini."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaTren wisatawan mancanegara mulai kembali seperti pra pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca Selengkapnya