Sirna harapan di Afghanistan
Merdeka.com - Setelah berada dalam fase kegelapan di bawah pemerintahan Taliban, Afghanistan akhirnya menemukan secercah harapan lewat invasi Amerika Serikat. Tahun-tahun tersebut adalah masa keemasan negara tersebut. Rakyat seolah berada di jalan menuju kehidupan lebih baik.
Namun tahun ini, tepatnya 15 tahun setelah masa-masa itu, Taliban kembali bangkit. Harapan yang dirasakanm kini sudah lenyap dan kehidupan rakyat Afghanistan kembali dilanda kesulitan.
Shah Marai pertama kali bekerja sebagai jurnalis foto untuk AFP pada 1998. Saat itu, kelompok Taliban masih menguasai Afghanistan. Taliban sangat membenci wartawan, sehingga Marai harus selalu berhati-hati saat meliput dan berburu gambar terbaik.
-
Siapa saja yang bisa bangkit kembali dari kesulitan? Orang-orang yang dapat bangkit kembali setelah mengalami kehampaan dalam hidup menunjukkan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
-
Apa makna kata-kata tumbang sakit? Kata-kata tumbang sakit baik sakit hati maupun sakit fisik dapat dijadikan sebagai semacam motivasi untuk diri sendiri agar cepat pulih dan tak berlama-lama terjerumus di dalamnya.
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata tumbang sakit? Kata-Kata Tumbang Sakit untuk Diri Sendiri 1. 'Kekhawatiran tidak membuatmu sedih esok hari, tapi bisa melemahkanmu hari ini.' 2. 'Kesembuhan memang butuh waktu dan kerja keras, tapi kamu tidak sendiri. Kami selalu memikirkanmu dan berdoa untuk kesembuhanmu.'3. 'Kesembuhanmu tergantung dari mood, jadi selalu berpikir positif ya.'4. 'Menjadi sakit itu terasa sangat enggak adil, tetapi kamu harus tahu berapa banyak orang di luar sana yang memikirkanmu dan mengirimkan doa buatmu.' 5. 'Sabar, jangan menyerah, dan terus lawan penyakit itu. Tidak lama lagi kamu akan melihat ke belakang dan bilang, 'semuanya sudah kulalui'. Aku tahu kamu pasti bisa, karena kamu kuat.' 6. 'Sakit ini bukan penghalang untukmu. Kamu harus percaya bisa melewati semuanya ya.'7. 'Semua cobaan akan berlalu jika kita selalu bersabar.' 8. 'Semua orang berjuang untuk melawan sesuatu. Nah, kamu sedang melawan sakit, jadi bersemangatlah!' 9. 'Percayalah bahwa setiap penyakit selalu ada obatnya. Kamu hanya perlu berpikir positif dan bangkit dari keputusasaan.' 10. 'Setiap hari aku memikirkan keadaanmu, aku sangat khawatir, cepatlah sembuh, aku tahu kamu kuat.'11. 'Bersyukurlah ketika jiwa dan raga kita mendapatkan kesehatan, ikhlas dan bersabarlah ketika diri kita mendapatkan cobaan.' 12. 'Aku harus hadapi segala cobaan yang sedang menimpaku ini, karena masih banyak orang di dunia yang lebih sakit dariku.'13. 'Aku tidak akan mengeluh atas sakit yang sedang aku derita karena mengeluh tidak akan mampu mengubah apa yang sedang aku rasakan menjadi lebih baik.'14. 'Keadaan apa pun yang sedang aku alami, yakinlah aku bisa melewatinya cobaan ini.'15. Tanpa rasa sakit, tanpa pengorbanan, kita tidak akan memiliki apa-apa.'16. 'Orang yang hebat adalah orang yang mendapatkan cobaan, namun berusaha untuk tetap tabah dan iklas menjalaninya.' 17. 'Duduklah dengan rasa sakit sampai hilang, dan kamu akan lebih tenang untuk yang berikutnya.'18. 'Terkadang aku tersenyum, bukan karena ada hal menyenangkan hatiku, tapi karena aku tahu bahwa bersedih tak akan menyelesaikan masalah.'19. 'Bersabarlah dan tangguhlah; suatu saat nanti rasa sakit ini akan berguna untukmu.' (Ovid)20. 'Janganlah berputus asa karena sesungguhnya ada hikmah di balik ini, percayalah harapan itu masih ada dan akan selalu ada .'
-
Apa masalah yang ada di Tangsel? Dalam kesempatan ini, Marshel memanfaatkan waktu untuk mengamati berbagai masalah yang ada di Tangsel, yang akan diperbaiki di kemudian hari.
-
Apa yang membuat hidup itu sulit? 'Hidup itu keras, jadi jangan terlalu keras kepala. Lebih baik lunakkan hati dan plastikkan leher!'
-
Bagaimana kondisi Kampung Mati saat ini? Bangunan-bangunan terbengkalai di permukiman Pantai Kuwaru tampak sudah banyak yang dipenuhi coretan. Saat pemilik kanal YouTube Roy Kluthik berkunjung ke sana, tak banyak orang yang mengunjungi tempat itu.
"Saya selalu mengenakan shalwar kameez atau pakaian tradisional ketika pergi keluar untuk mengambil gambar. Saya juga menyelipkan kamera kecil di dalam syal yang melilit tangan," tulis Marai di blog pribadinya, dikutip dari laman AFP, Senin (1/5).
Di bawah pemerintahan Taliban, Marai selalu berada dalam kesulitan setiap kali bekerja. Sebab, Taliban melarang siapapun memotret semua makhluk hidup. Baik manusia maupun hewan.
Pernah suatu kali Marai memotret sebuah lokasi di luar toko roti. Saat itu masyarakat banyak yang tidak bekerja dan harga barang-barang sedang meroket. Kehidupan masyarakat berada di titik terendah. Kondisi itu selalu ingin diungkap Marai untuk membuka mata dunia. Namun Taliban tak pernah mengizinkannya.
"Mereka mendekat dan menanyakan apa yang sedang saya lakukan. Namun saya berdalih bahwa saya sedang memotret roti. Untungnya saya hidup di zaman sebelum kamera digital ada, sehingga mereka tidak bisa memeriksa gambar yang telah saya ambil," ungkapnya.
Agar tidak terlalu mencolok dan menarik perhatian, Marai jarang menaruh namanya di foto yang diterbitkan. Bisanya Marai hanya menulis 'stringer' untuk menandai foto-foto hasil bidikannya.
Pada masa itu, AFP tidak memiliki biro di Afghanistan. Marai dan rekan-rekannya menempati sebuah rumah di Wazir Akbar Khan yang dijadikan sebagai markas. Hanya ada tiga media asing yang menetap selain AFP yakni AP, Reuters, dan BBC. Namun pada tahun 2000, semua orang diusir sehingga Marai harus sendirian menetap di markas tersebut.
Berbagai peristiwa penting terekam dalam kamera Marai sebagai fotografer. Saat terjadi serangan ke AS pada 11 September yang dikerahkan oleh Alqaeda, kantor biro Marai di Islamabad memberi peringatan bahwa AS akan melakukan serangan balik ke Afghanistan. Balas dendam terekam dalam bidikan kamera.
"Pemboman dilakukan sebulan kemudian, tepatnya pada 7 Oktober 2001 lalu. Mereka menargetkan kota Kandahar dekat perbatasan Pakistan yang diklaim oleh Taliban sebagai ibu kota mereka," jelasnya.
"Saat kejadian saya mendengar pesawat di Kabul. Bom pertama dijatuhkan di dekat bandara. Saya tidak bisa tidur malam itu dan tidak bisa keluar," tambahnya.
Paginya, Marai bertolak ke bandara untuk mengambil beberapa foto. Namun kelompok Taliban yang sedang berjaga di sana menyuruhnya keluar sehingga dia pun tidak bisa mengambil banyak foto.
"Saya mengambil enam foto hari itu, hanya enam. Lalu saya pun kembali dengan sepeda, seperti pria biasa dengan syal melilit tangan saya untuk menyembunyikan kamera saya," kenangnya.
Setelah serangan itu, Taliban tak pernah lagi terlihat. Mereka menghilang bagai udara. Sejak itu, jalan-jalan mulai dipenuhi orang-orang dan mereka yang hidup di bawah bayang-bayang sebelumnya, kembali menemukan cahaya kehidupan.
Beberapa rekan wartawan mulai kembali berdatangan. Kantor Marai yang semula kosong, kini selalu terlihat ramai.
"Sungguh luar biasa melihat semua orang asing itu setelah bertahun-tahun terisolasi oleh Taliban. Itu adalah masa penuh harapan. Tahun-tahun emas. Tidak ada pertempuran di kota, dan pasukan militer dari Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, serta Turki memenuhi berbagai wilayah," cerita Marai.
Para prajurit berpatroli di kota dengan berjalan kaki. Mengucapkan salam sambil menebar senyuman. "Saya pun bisa memotret mereka sebanyak yang saya inginkan. Saya bisa bepergian kemana saja. Semua tempat aman," lanjutnya.
Namun pada 2004, Taliban kembali. Dua tahun berikutnya mereka mulai menyebar seperti virus. Mereka pun mulai mengerahkan serangan di Kabul dan tempat-tempat yang sering dikunjungi orang asing.
"Kini Taliban ada di mana-mana. Dan kita terjebak di Kabul hampir sepanjang waktu. Pesta itu telah berakhir. Orang-orang kini tak lagi ramah di hadapan kamera. Mereka tidak lagi memercayai siapapun. Bahkan sering mengira saya sebagai mata- mata," ungkapnya.
Bagi Marai, tak ada lagi harapan di Kabul. Kembalinya Taliban membuat kehidupan menjadi semakin sulit dari sebelumnya. Dia tidak lagi berani mengajak anak-anaknya keluar rumah. Takut ada bom yang ditanam di mobil saat mereka melintas.
Ketakutan Marai menjadi kenyataan. Pada Senin (30/4) bom bunuh diri meledak di Kabul. Sebanyak 21 orang tewas di mana Marai merupakan salah satu di antaranya.
Insiden tersebut tejadi sebelum pukul 08.00 pagi di dekat markas dinas intelijen Afghanistan. Ledakan bom terdengar dua kali. Bom terakhir meledak di antara kerumunan wartawan. Pembom rupanya sengaja menyamar sebagai wartawan agar bisa menyasar para kuli tinta.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.
Baca SelengkapnyaSedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaAgresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, dimulai sejak 7 Oktober dan telah menewaskan lebih dari 10.000 warga sipil.
Baca SelengkapnyaCaption dapat menjadi sarana pelampiasan banyak rasa, seperti rasa capek dan lelah dalam menjalani hidup.
Baca Selengkapnya