Studi: Perubahan Iklim Memicu 218 Penyakit Menular Makin Berbahaya
Merdeka.com - Profesor Camilo Mora merasakan dampak perubahan iklim di lututnya.
Ketika berkunjung ke negara asalnya Kolombia pada 2014, hujan lebat menyebabkan banjir terburuk yang pernah terjadi di kampung halamannya sehingga meningkatkan populasi nyamuk.
Seekor nyamuk menggigit Mora, memindahkan virus chikungunya dan menjadikannya pasien dari wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut. Sendi-sendinya bahkan masih sakit sampai sekarang. Namun, Mora menyalahkan dunia yang semakin panas.
-
Bagaimana nyamuk menyebarkan penyakit? Terutama nyamuk betina yang banyak menggigit, menjadikannya paling berbahaya. Ancaman nyamuk sangatlah serius melalui penyakit mematikannya.
-
Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi distribusi penyakit menular? Perubahan iklim dapat memengaruhi pola distribusi dan transmisi penyakit zoonotik, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Perubahan suhu dan curah hujan dapat memengaruhi habitat vektor penyakit seperti nyamuk dan tik, yang dapat menyebarkan penyakit seperti malaria, demam dengue, dan Lyme.
-
Bagaimana cara virus Nipah menular dari hewan? Virus nipah menular melalui beberapa cara, yaitu: Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar buah atau babi, atau cairan tubuh mereka (seperti darah, air seni, atau air liur). Mengonsumsi produk makanan yang terkontaminasi cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti nira kelapa sawit atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi).
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana nyamuk menularkan malaria? Selama nyamuk menghisap darah manusia, mereka juga memasukkan saliva ke dalam tubuh manusia yang mengandung patogen penyakit, sehingga penularan dapat terjadi.
-
Mengapa kelelawar jadi sumber penularan? Kelelawar buah, disebut juga rubah terbang, merupakan hewan reservoir NiV di alam.
Dikutip dari NBC News, Selasa (10/8), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Senin lalu, Mora dan rekan-rekannya di University of Hawaii mempelajari puluhan ribu penelitian untuk menganalisis dampak perubahan iklim secara global terhadap penyakit menular yang mempengaruhi manusia. Mereka menyimpulkan hampir 220 penyakit menular – 58 persen dari total yang diteliti – menjadi ancaman yang lebih besar bagi manusia karena bahaya iklim.
"Sistem telah berevolusi selama jutaan tahun dan sekarang manusia hadir dan mengubah banyak hal," kata Mora. "Kita menyakiti alam dan alam membalas."
Studi tersebut, yang pada akhirnya menganalisis lebih dari 3.200 karya ilmiah, adalah salah satu pengamatan paling menyeluruh atas dampak keseluruhan perubahan iklim terhadap penyakit di seluruh dunia.
"Hanya penelitian penyakit menular baru-baru ini saja yang benar-benar fokus kami amati terhadap perubahan iklim sebagai pemicu penyakit menular,” kata Jessica Leibler, ahli epidemiologi lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Boston.
Lima puluh delapan persen "tampak seperti angka yang sangat tinggi," katanya, "tetapi ini mencerminkan kenyataan bahwa penyakit menular didorong oleh apa yang terjadi di lingkungan kita."
Ketika Mora dan timnya meneliti efek dari 10 bahaya iklim pada 375 penyakit menular, mereka menemukan lebih dari 1.000 cara perubahan iklim memicu penularan penyakit. Kenaikan suhu adalah pemicu terbesar penyakit patogen, diikuti oleh curah hujan, banjir dan kekeringan.
Paling sering, penyakit menular menyebar ke manusia dari hewan seperti nyamuk, ular, burung atau hewan pengerat.
Tikus, misalnya, bergantung pada tutupan salju untuk habitat musim dingin, kata Mora. Tetapi tumpukan salju yang berkurang membuat tikus-tikus itu mencari perlindungan di dalam rumah-rumah penduduk. Tikus-tikus itu diketahui menularkan hantavirus.
"Iklim mendorong perubahan habitat dan gangguan di seluruh dunia. Hal tersebut membuat manusia berkontak dengan spesies hewan lewat cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Leibler.
"Pandemi kita saat ini adalah contoh dari kesimpulan bahwa kelelawar mungkin berperan."
Meningkatnya suhu juga meningkatkan kisaran habitat makhluk seperti kutu, nyamuk, menimbulkan jejak infeksi seperti virus West Nile, Zika, dan demam berdarah.
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak hewan berbahaya dan mematikan yang hidup di sekitar manusia. Cek faktanya di bawah ini!
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan mengungkapkan satu jenis bakteri patogen berkembang dengan pesat akibat perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Baca SelengkapnyaHewan paling bahaya di dunia bisa jadi hidup di sekitar kita, untuk itu kita harus waspada terhadap hewan di sekitar kita. Berikut hewan paling bahaya di dunia.
Baca SelengkapnyaNyamuk anopheles penyebab malaria bukan satu-satunya nyamuk yang berbahaya dan bisa mematikan.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit zoonosis bisa mengancam kesehatan manusia dan disebabkan oleh hewan.
Baca SelengkapnyaJumlah populasi nyamuk di seluruh dunia terungkap. Angkanya begitu fantastis.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim merujuk pada perubahan cuaca dan suhu di Bumi. Perubahan ini memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai cara, termasuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaKenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.
Baca Selengkapnya