Tembak mati dubes Rusia, pelaku teriak 'jangan lupa Aleppo'
Merdeka.com - Seorang petugas polisi Turki menembak mati duta besar Rusia untuk negara setempat, Andrey Karlov di sebuah pameran seni di Ankara, Senin waktu setempat. Setelah menembak, polisi yang diketahui bernama Mevlut Mert Altintas (22) berteriak 'jangan lupa Aleppo' sambil melepaskan tembakan.
Seperti diketahui, Rusia ikut berperan dalam membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam mendorong untuk merebut kembali sektor timur Aleppo, yang telah dipegang oleh pemberontak selama hampir empat tahun.
-
Apa yang dilakukan Mesir dan Suriah untuk melawan Israel? Mesir dan Suriah terpaksa melakukan gencatan senjata.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Apa yang dilakukan tentara Turki di Israel? Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
-
Siapa yang memimpin serangan Mesir? Jenderal Ali bertanggung jawab merencanakan penyerbuan ke Israel.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
Dikutip dari CNN, Selasa (20/12), Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, pelaku, Mevlut Mert Altintas lahir pada tahun 1994 di kota Soke di provinsi Aydin Turki.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pembunuhan itu merupakan bentuk provokasi hubungan Turki dan Rusia. Putin bersumpah untuk meningkatkan keamanan di setiap misi diplomatik.
"Pembunuhan ini jelas merupakan provokasi yang bertujuan merusak normalisasi hubungan Rusia-Turki serta untuk mengganggu proses perdamaian di Suriah dipromosikan oleh Rusia, Turki, Iran dan negara-negara lain tertarik untuk mempromosikan menetap krisis di Suriah," kata Putin.
Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pembunuhan itu tidak akan menyurutkan upaya kedua negara untuk membangun hubungan yang lebih kuat.
"Kita tahu bahwa ini adalah provokasi menghancurkan hubungan antara Turki dan Rusia selama proses normalisasi ini. Semua harapan apa yang ingin mereka capai dengan serangan ini akan sia-sia dan tidak pernah terjadi," kata Erdogan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hizbullah mengumumkan Afif tewas pada Minggu (17/11/2024), beberapa jam setelah berita kematiannya pertama kali muncul.
Baca SelengkapnyaBabak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia
Baca SelengkapnyaBakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca SelengkapnyaRusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaTerbaru, Israel melakukan serangan ke kamp pengungsian di Rafah pada Minggu, (26/5/2024).
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.
Baca SelengkapnyaAksi berakhir pada pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas di sekitar lokasi berangsur normal.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel menargetkan situs sekitar kawasan Sayyidah Zainab, di mana cucu Nabi Muhammad, Zainab bin Ali bin Abi Thalib dimakamkan.
Baca Selengkapnya