Tes DNA Ungkap Asal Usul Wabah Pes yang Tewaskan Setengah Populasi Eropa
Merdeka.com - Para ilmuwan di Eropa mengatakan mereka telah menunjukkan dengan tepat asal-usul wabah pes atau sampar yang dikenal sebagai Black Death, wabah bakteri yang memusnahkan setengah dari populasi benua itu pada abad ke-14.
Temuan ini bertentangan dengan teori-teori lainnya terkait penyakit ini yang sebelumnya diperkirakan pertama kali muncul di China. Penyakit ini menyebabkan wabah berulanghingga awal abad ke-19 dan juga ditemukan di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Berangkat dari karya sejarawan Phil Slavin dari Universitas Stirling Skotlandia, yang mengatakan kemunculan penyakit ini bisa dikaitkan dengan lonjakan kasus kematian di sebuah kota di Asia Tengah pada 1338-1339, para ilmuwan meneliti DNA dari jasad yang ditemukan di kota tersebut.
-
Apa itu penyakit misterius di China? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di China? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ilmuwan di China? Tim ilmuwan yang terdiri dari ahli paleontologi, ahli geosains dan spesialis evolusi di China menemukan fosil telur yang digali pada 2021 adalah telur dinosaurus terkecil yang pernah ditemukan.
-
Bagaimana penyakit misterius ini menyebar? 'Tidak jelas kapan wabah ini dimulai karena akan tidak biasa bagi begitu banyak anak untuk terpengaruh begitu cepat,' Dan Silver, seorang pelapor ProMED.
Mereka menemukan sidik jari genetik bakteri Yersinia pestis dalam gigi beberapa orang yang dikubur dengan nisan bertuliskan "sampar" di situs Danau Issyk Kul di kaki pegunungan Tian Shan, yang sekarang disebut Kirgistan.
"Apa yang kami temukan dalam tanah pemakaman ini adalah nenek moyang empat dari lima garis keturunan itu, jadi ini benar-benar seperti ledakan besar wabah," jelas Johannes Krause, profesor di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi Leipzig, Jerman, dalam konferensi pers.
"Jadi, kami pada dasarnya menemukan asal usul waktu dan tempatnya, yang sangat luar biasa," lanjutnya, dikutip dari laman NBC News, Minggu (17/6).
Temuan ini diterbitkan pada Rabu di jurnal Nature. Temuan ini juga membantu para peneliti semakin memahami bagaimana pandemi pes ini menyebar ke seluruh dunia dan semakin memperjelas mengapa wabah ini muncul.
Sejumlah sejarawan sejak lama mencurigai situs pemakaman di Kirgistan itu adalah korban wabah pes. Dengan temuan ini, ada bukti fisik baru.
Maria Spyrou, peneliti sejarah penyakit di Universitas Tuebingen di Jerman dan penulis utama laporan penelitian ini mengatakan mereka menemukan jenis pes dari Kirgistan yang menjadi simpul atau pemicu awal wabah besar tersebut.
"Dengan kata lain, kami menemukan sumber Black Death dan kami bahkan tahu tanggal tepatnya (1338)," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (17/6).
Penyakit yang disebarkan tikus dan kutunya ini diketahui menyebar ke pelabuhan Messina, Sisilia melalui kapal dagang yang tiba dari Laut Hitam pada 1347.
Ahli antropologi biologi Universitas South Carolina, Sharon DeWitte mengatakan sangat menggembirakan memiliki bukti DNA untuk mendukung teori sebelumnya yang menyatakan penyakit ini muncul di Asia Tengah.
"Penelitian ini penting karena penguburan dengan tanggal yang sangat tepat mempermudah penelitian langsung saat awal kemunculan Black Death," jelas DeWitte, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
DeWitte mengatakan, walaupun penulis mengakui secara teoritis bisa jadi bakteri berasal dari tempat lain dan menyebar ke Asia Tengah tanpa berubah secara signifikan, namun berdasarkan bukti yang ada, hal itu tidak mungkin.
Pandemi pes berlangsung delapan tahun, 1346-1353, dan menurut perkiraan, penyakit ini membunuh 60 persen dari populasi Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah penelitian terhadap genom individu yang dikuburkan di makam kolektif berusia 4.500 tahun di Prancis, berhasil mengungkap hasil yang mengejutkan.
Baca SelengkapnyaTemuan ini memberikan pengetahuan baru terkait penyebaran wabah cacar di Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaMumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
Baca SelengkapnyaFakta Seputar Golongan Darah Tipe P yang Ditemukan di Tiongkok, China
Baca SelengkapnyaTerbaring di tempat tidur sejak Natal tahun sebelumnya, ia terserang penyakit kuning. Anggota badan dan perutnya bengkak, napas sesak.
Baca SelengkapnyaKemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaIni penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca SelengkapnyaKepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
Baca SelengkapnyaHingga kini pertanyaan di mana asal usul manusia masih membuat ilmuwan berbeda pendapat.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian baru ini membantah teori sebelumnya yang menyatakan populasi pemburu-pengumpul musnah setelah kedatangan kelompok petani.
Baca SelengkapnyaStudi baru membantah dugaan sebelumnya yang menyatakan malaria muncul sekitar 2.000 sampai 3.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenelitian ini membawa pemahaman baru tentang sejarah leluhur manusia di Denmark dan Swedia.
Baca Selengkapnya