Turki Deportasi Pejuang ISIS ke Amerika Setelah Tertahan di Perbatasan Yunani
Merdeka.com - Anggota ISIS asal Amerika Setikat (AS) yang terjebak selama beberapa hari di perbatasan Turki dan Yunani akhirnya dideportasi ke AS pada Jumat, kata Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu.
"Warga Amerika di perbatasan dengan Yunani telah dipulangkan dari Istanbul dengan pesawat terbang ke AS," kata Soylu yang dikutip media Turki, dilansir dari laman Alarabiya, Sabtu (16/11).
Pria tersebut, diidentifikasi atas nama Muhammad Darwis B, seorang warga negara AS keturunan Yordania, ditangkap di Suriah dan dicurigai memiliki keterkaitan dengan ISIS, menurut kantor berita Anadolu.
-
Kenapa warga Turki di Israel dicabut kewarganegaraan? RUU tersebut diusulkan oleh partai Huda Par yang dipimpin oleh Zekeriya Yapicioglu. RUU itu mengatakan laporan media menunjukkan keberadaan sekitar 4.000 warga negara ganda Turki-Israel yang berpartisipasi dengan tentara pendudukan Israel dalam pembantaian massal yang menargetkan warga Palestina.
-
Apa yang dilakukan tentara Turki di Israel? Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
-
Bagaimana deportasi dilakukan? Mereka ditahan selama satu hari di kantor polisi dan Penjara Pusat. Pada gelombang kedua angka deportasi mencapai antara 500 dan 600 orang. Pada akhir Agustus 1915, sekitar 150 orang Armenia berkewarganegaraan Rusia dideportasi dari Konstantinopel ke pusat penampungan.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang dibebaskan oleh militer Israel? Dia baru saja dibebaskan oleh militer Israel
Pihak berwenang Turki mengatakan AS awalnya menolak menerima Darwis, dan dia memilih dideportasi ke Yunani, hanya saja pihak berwenang Yunani tak mengizinkan yang bersangkutan memasuki Yunani pada Senin lalu.
Dia kemudian terjebak di wilayah tak bertuan antara perbatasan, dekat Provinsi Edirne di Turki timur laut. Penjaga perbatasan Turki memberikan Darwis makanan dan sebuah mobil tempat istirahat pada malam hari.
Turki mengkritik negara-negara Barat karena tidak mau memulangkan anggota ISIS, dan terakhir menyiarkan rencananya untuk mendeportasi para ekstremis ke negara asalnya. AS pun kemudian mengeluarkan keputusan bersedia menerima kembali Darwis.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan pekan lalu bahwa terdapat hampir 1.200 anggota ISIS dalam tahanan di Turki, dan telah menangkap 287 selama serangan di Suriah. Surat kabar Hurriyet mengatakan pada hari Rabu bahwa 959 tersangka sedang dipersiapkan untuk dideportasi, dengan jumlah terbesar berasal dari Irak, Suriah dan Rusia.
Erdogan Berkeras Deportasi Tahanan ISIS ke Eropa dan AS
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan negara-negara Barat bahwa pihaknya akan melanjutkan pembebasan anggota ISIS dan mendeportasi mereka ke negara asal jika Barat tetap menekan Turki dengan sejumlah sanksi.
Pada Selasa, sebelum bertolak dari Ankara menuju Amerika Serikat, Erdogan menyampaikan kepada wartawan dia mengincar negara-negara Uni Eropa yang telah mengusulkan sistem untuk menjatuhkan sanksi pada Turki atas pengeboran gasnya yang dinilai ilegal di Mediterania timur. Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan sehari setelah Turki mengatakan mulai mendeportasi anggota ISIS yang telah ditangkap, memulai program memulangkan para tahanan yang berasal dari negara Eropa.
Erdogan juga menindak tegas seorang tahanan Amerika yang dideportasi pada Senin dan terdampar di perbatasan Yunani-Turki setelah ditolak polisi perbatasan Yunani. Pejabat Turki mengatakan pada hari Senin bahwa anggota ISIS yang merupakan warga AS itu ditangkap bulan lalu di Suriah timur laut.
"Kami mulai mengembalikan anggota ISIS ke negara mereka dan tentunya ada desakan serius," kata Erdogan dilansir dari New York Times, Rabu (13/11).
Dia menambahkan, Turki bertanggung jawab untuk menangani eksodus anggota ISIS, dan sekarang negara asal mereka harus memutuskan apa yang harus dilakukan.
"Bukan urusan kami jika mereka terjebak di perbatasan atau tidak," ujarnya menanggapi tahanan ISIS asal AS.
"Kami akan tetap memulangkan mereka, jadi jika mereka mau menerima atau tidak itu sama sekali bukan urusan kami," lanjutnya.
Berdasarkan pernyataan polisi Yunani, tahanan tersebut dikawal ke pos perbatasan Yunani pada hari Senin oleh petugas Turki. Namun tahanan itu mengatakan dia tidak ingin memasuki Yunani dan dikirim kembali ke Turki.
Kemudian pada hari itu, pria itu kembali ke pos perbatasan Yunani dan meminta izin memasuki wilayah Yunani, namun dia ditolak penjaga perbatasan Yunani. Pejabat Turki membantah bahwa pria itu telah dideportasi secara paksa dan mengatakan kepada media Turki bahwa ia telah meminta pergi ke Yunani daripada kembali ke AS.
Pada Senin dan Selasa, media berita Turki menayangkan gambar pria yang mondar-mandir dan melambai ke arah kamera dari zona penyangga antara kedua negara. Pria itu diidentifikasi sebagai Muhammad Darwish B, dalam laporan berita Turki, namun tidak mengungkapkan nama keluarganya. Dia keturunan Yordania tetapi memiliki paspor Amerika, kata laporan itu.
Pejabat Turki di perbatasan menggunakan kendaraan polisi untuk menghalangi pandangan daerah penyangga dan untuk mencegah pria tersebut berbicara kepada jurnalis melalui pagar. Juru bicara Kedutaan AS di Ankara mengatakan mengetahui kasus ini tetapi tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut. Dia menambahkan bahwa layanan konsuler untuk pria itu sedang diatur.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Juli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaBegini detik-detik intelijen Turki gerebek persembunyian agen Mossad Israel yang hendak bunuh petinggi Hamas.
Baca SelengkapnyaPara korban sempat disekap dan diancam di sebuah apartemen di Turki
Baca SelengkapnyaErdogan salah satu pemimpin dunia yang mengeca keras agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka dilaporkan telah berhasil diamankan aparat. Mereka diduga terafiliasi dengan ISIS.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Baca SelengkapnyaTravis King kabur ke Korea Utara saat mengikuti tur wisata dua bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPuluhan WNI tersebut dipulangkan dari Lebanon sebagai bagian dari proses evakuasi ketika konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah semakin memanas.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaIni disebabkan perang genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi beberapa jam sebelum parlemen dijadwalkan bersidang kembali setelah liburan musim panas.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki berhasil tangkap agen Mossad yang ditugaskan jadi mata-mata.
Baca Selengkapnya