Virus Corona Varian Inggris, Brasil, dan Afsel, Mana yang Lebih Berbahaya?
Merdeka.com - Program vaksinasi di seluruh dunia telah menunjukkan pengurangan angka penularan Covid-19 dan angka rawat inap di rumah sakit. Tapi varian-varian baru Covid yang muncul beberapa bulan terakhir dan menyebar cepat, masih menjadi kekhawatiran.
Virus-virus bermutasi; ini telah diperkirakan. Dan ketika virus corona mneyebar dan menginfeksi lebih banyak orang, virus akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk bermutasi, khususnya di negara-negara yang memperlambat penerapan lockdown, lambat mendorong penerapan jarak sosial, dan lamban dalam menutup perbatasannya.
Mutasi adalah perubahan acak pada DNA virus yang dapat mengubah bentuk dan perilakunya. Ketika virus menginfeksi sel manusia, tugas utamanya adalah untuk melipatgandakan diri dan kemudian menyebar. Virus menginstruksikan sel yang teinfeksi untuk memperbanyak dirinya dan kemudian menyebar menginfeksi sel lainnya dan pada akhirnya batuk, bersih, atau bernapas, membuat mereka menular ke orang lain.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa saja bentuk virus? Struktur dan bentuk virus bervariasi, tergantung pada jenis asam nukleat, jumlah dan susunan protein selubung, serta adanya atau tidaknya selubung membran.
-
Kenapa virus punya bentuk berbeda? Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
Replikasi virus terjadi dengan kecepatan yang relatif cepat, yang berarti kesalahan dapat terjadi. Sebagian besar kesalahan ini berbahaya bagi virus atau tidak berpengaruh, tetapi seiring berjalannya waktu, kemungkinan “kesalahan menguntungkan” - yang mungkin membuat virus asli lebih kuat atau menular – mengalami peningkatan.
Berikut adalah varian baru yang diawasi para ahli. Manakah yang paling berbahaya di antara ketiga varian ini? Berikut rangkuman merdeka.com, dikutip dari Al Jazeera, Senin (15/3).
Varian Brasil
Virus corona varian Brasil, dikenal sebagai varian P1, pertama kali teridentifikasi di kota Manaus, negara bagian Amazon, pada Desember 2020. Varian ini disebut berkontribusi dalam lonjakan kasus di Brasil, salah satu negara yang paling parah terdampak pandemi di dunia.
P1 dinilai lebih menular daripada virus versi asli, menjadi varian paling dominan dalam lonjakan kasus baru-baru ini. Tidak ada bukti apapun bahwa varian ini bisa membuat Anda lebih sakit parah, tapi ketika virus mampu menginfeksi lebih banyak orang, bisa menyebabkan lebih banyak kematian. Lebih dari 2.000 kematian per hari telah tercatat di Brasil, sebagian besar karena varian baru ini.
Varian ini menyebar cepat. Sejak Desember, WHO telah mengidentifikasi P1 di negara lain seperti Kanada, Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, India, Meksiko, Jepang, Italia, dan Korea Selatan.
Varian ini baru berdampak pada lonjakan pasien di rumah sakit. Dalam beberapa pekan setelah varian baru ini teridentifikasi, Manaus melihat lonjaka kasus, termasuk orang-orang yang sebelumnya pernah terinfeksi virus corona varian asli. Tingginya jumlah pasien membuat kota Manaus kehabisan persediaan oksigen, membuat dokter harus membuat keputusan menyakitkan untuk memutuskan siapa yang diberikan persediaan oksigen yang tersisa.
Varian P1 disebabkan oleh sejumlah mutasi, tetapi tiga, khususnya, menjadi perhatian para ilmuwan.
Yang pertama adalah mutasi E484K, yang juga telah diidentifikasi pada varian Afrika Selatan. Mutasi E484k telah mengubah protein lonjakan virus asli sehingga lebih mudah mengikat dan membentuk koneksi yang lebih kuat ke sel inang, membuatnya lebih menular. Mutasi yang sama juga berarti virus dapat menghindari antibodi penawar yang dibuat oleh infeksi virus corona sebelumnya dengan lebih efektif. Ini mungkin dapat menjelaskan beberapa infeksi ulang di Manaus.
Yang kedua adalah mutasi N501Y, yang juga ditemukan pada varian Inggris. Mutasi ini juga memengaruhi protein lonjakan virus corona, tetapi secara khusus "domain pengikat reseptor". Ini adalah bagian dari protein lonjakan yang membuat kontak dengan sel manusia, mengikatnya dan kemudian membiarkan virus masuk.
Menurut informasi dari Pemerintah Inggris, mutasi ini dapat membuat virus hingga 50 persen lebih menular daripada virus aslinya.
Ketiga adalah mutasi K417T, yang tidak dipahami sebagaimana dua lainnya. Mutasi ini juga terjadi di domain pengikat reseptor dari protein lonjakan dan dapat mempermudah virus untuk mengikat ke sel manusia, meningkatkan ketidakefektifannya. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang mutasi ini, tetapi ada pendapat yang mengatakan, jika dikombinasikan dengan mutasi N501Y, akan meningkatkan kapasitas pengikatan virus ke sel manusia secara signifikan, membuat varian Brasil sangat berbahaya.
Para ilmuwan sedang bekerja keras untuk mengetahui apakah vaksin yang akan efektif melawan mutasi terakhir ini. Sejauh ini, telah dibuktikan bahwa semua vaksin menawarkan beberapa tingkat perlindungan terhadap penyakit serius tetapi perlindungan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan varian tanpa mutasi ini.
Varian Inggris
Varian Inggris atau B.1.1.7 pertama kali diidentifikasi pada September tahun lalu. Saat itu varian ini menyumbang satu dari empat diagnosis baru Covid-19. Namun, pada pertengahan Desember, angkanya meningkat menjadi hampir dua pertiga kasus baru di London, dan bagian tenggara Inggris sedang berjuang dengan lonjakan kasus baru.
Sejak ditemukan, varian Inggris juga telah terdeteksi di AS, Kanada, Denmark, Prancis, Belgia, Spanyol, Finlandia, Nigeria, Ghana, Yordania, Australia, dan Singapura.
Sebanyak 17 mutasi teridentifikasi pada varian ini, dengan mutasi N501Y (juga terdapat pada varian Brasil) menjadi yang paling signifikan. Mutasi ini memungkinkan virus untuk membentuk ikatan yang lebih erat dengan sel manusia sehingga memungkinkan virus untuk memasuki sel dengan lebih mudah.
Karena semakin banyak orang yang terinfeksi varian baru ini di tenggara Inggris, dengan cepat menjadi versi virus yang dominan.
Kabar baiknya, respons imun yang dipicu oleh vaksin tampaknya efektif melawan varian ini. Penelitian Pfizer menunjukkan respons imun yang baik pada orang yang telah diberi vaksin Pfizer dan kemudian terpapar mutasi N501Y. Namun, perusahaan tersebut masih meneliti tingkat perlindungan yang tepat yang diberikannya terhadap mutasi ini.
Penelitian Universitas Oxford menunjukkan vaksin Oxford-AstraZeneca setidaknya 75 persen efektif melawan varian ini.
Varian Afrika Selatan
Varian Afrika Selatan lebih mengkhawatirkan para ilmuwan. Varian ini tidak hanya memiliki mutasi N501Y (yang sama seperti di varian Inggris dan Brasil) yang membuatnya lebih mungkin untuk mengikat sel manusia dan lebih menular, varian ini juga mengandung mutasi E484K (seperti yang ditemukan pada varian Brasil) yang berarti dapat menghindari beberapa respons antibodi yang dipicu oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.
Vaksin terbukti kurang efektif melawan varian ini, tetapi dapat disesuaikan untuk mengatasinya jika diperlukan. Selain di Afrika Selatan, varian ini telah diidentifikasi di sejumlah negara di dunia termasuk Austria, Belgia, Kenya, Uni Emirat Arab, dan Jepang.
Seiring berjalannya waktu, kita cenderung melihat lebih banyak varian muncul. Oleh karena itu, dalam jangka panjang diperlukan suntikan penguat tahunan yang dirancang untuk memicu respons imun terhadap varian yang paling umum beredar di area tertentu, seperti vaksin flu tahunan yang disesuaikan dengan varian yang diperkirakan menyebabkan wabah flu setiap tahun.
Para ilmuwan di Inggris juga telah mengidentifikasi varian baru lainnya dengan mutasi yang berpotensi mengkhawatirkan. Dianggap berasal dari Nigeria, varian B1525 kini telah ditemukan di Denmark, Australia, dan AS. Varian ini juga memiliki mutasi E484K yang berarti dapat menghindari respon imun. Para ilmuwan sedang mempelajari varian baru ini untuk melihat kemungkinan penyebarannya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaLima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca Selengkapnya