Wajah Islam di Selandia Baru Kian Bercahaya Usai Serangan Teroris
Merdeka.com - Habis gelap terbitlah terang. Seperti salah satu ayat dalam kitab suci Alquran, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Demikianlah yang terjadi di Selandia Baru saat ini usai serangan teroris yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Christchurch, dua pekan lalu.
Dunia mengutuk aksi keji pelaku membantai jemaah yang hendak salat Jumat kala itu. Selepas kejadian itu wajah Islam di Selandia Baru mendadak berubah. Simpati kepada warga muslim di Negeri Kiwi mengalir dari berbagai penjuru dunia.
Berikut deretan peristiwa yang membuat wajah Islam kian bercahaya di Selandia Baru, hasil rangkuman tim merdeka.com:
-
Siapa yang menjadi korban serangan udara di masjid? Serangan itu menewaskan 30 orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
-
Apa yang terjadi pada pembantaian Al-Aqsa? Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 20 warga Palestina tertembak mati oleh Polisi Perbatasan Israel dan menimbulkan kontroversi besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi, memperburuk ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel, serta menuai kecaman keras dari dunia internasional.
-
Dimana peristiwa ini terjadi? Warga Kota Purwokerto, Banyumas, dan sekitarnya diresahkan dengan kemunculan aksi koboi jalanan yang dilakukan seorang pengemudi mobil CRV di Jalan Ringin Tirto, Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.
-
Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Wirasaba, Adiarsa Timur, Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (21/7).
-
Apa yang terjadi pada Masjid Batabuah? Sebuah masjid nampak berdiri sendiri di antara puing-puing bangunan lainnya. Masjid di Batabuah Sumbar Ini Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Banjir Bandang Lahar Dingin, Ini Potretnya
-
Dimana kejadian ini terjadi? Pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, mengikat seorang pria Palestina yang terluka di atas kap sebuah kendaraan militer saat melakukan penggerebekan di kota Jenin.
Sidang Parlemen Selandia Baru Dibuka dengan Pembacaan Ayat Suci Alquran
Ayat suci Alquran dibacakan saat penyelenggaraan sidang parlemen Selandia Baru pada Selasa (19/3). Ini pertama kali dilakukan, setelah serangan teror di dua masjid Jumat pekan lalu yang menewaskan 50 jemaah masjid di Kota Christchurch.
Seorang ulama juga memimpin doa di dalam sidang tersebut. Hal ini dipandang sebagai tanda solidaritas bagi para korban penembakan. Demikian dilansir dari laman The Independent, Rabu (20/3).
Ayat-ayat Alquran yang dibacakan dalam sidang tersebut yaitu bagian dari surat Al Baqarah yang menekankan kesabaran, doa, dan keadilan pada hari penghakiman. Ini baru pertama kali Alquran dibaca di dalam parlemen Selandia Baru.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern yang menerima apresiasi dunia terkait responsnya atas serangan itu juga menawarkan biaya pemakaman korban. Dalam pidatonya di parlemen, dia mengawalinya dengan mengucap salam 'Assalamu'alaikum' yang berarti 'salam damai untukmu'.
Dalam pidatonya, Ardern juga mengajak warganya merasakan kesedihan komunitas Muslim dan berjanji pelaku teror akan diadili dengan kekuatan hukum penuh.
Kepala Penasihat Presiden Republik Turki, Ibrahim Kalin memuji penghormatan parlemen Selandia Baru.
"Saya memuji (parlemen) atas tindakan yang mengharukan dan sangat indah ini. Aksi kebaikan dan resolusi inilah yang akan mengalahkan terorisme dan fasisme," ujarnya.
Dalam sidang itu, Ardern juga dengan menolak menyebut nama pelaku teror yang merupakan warga Australia tersebut.
"Saya memohon kepada Anda sekalian, sebutlah nama mereka yang telah kehilangan nyawa daripada (menyebut nama) pria yang telah menghilangkan nyawa mereka. Dia seorang teroris. Dia seorang kriminal. Dia seorang ekstremis. Tapi dia, ketika saya berbicara, tak memiliki nama," tegasnya.
Kumandang Azan Jadi Momen Penghormatan Bagi Korban Penembakan di Selandia Baru
Beredar video sejumlah orang berkumpul yang kabarnya tengah memberikan penghormatan terakhir terhadap para korban penembakan di masjid Selandia Baru, saat azan berkumandang.Tayangan tersebut menunjukkan saat seorang pria mengumandangkan azan, panggilan untuk salat di universitas, mahasiswa di Universitas Canterbury di Christchurch, orang berbondong-bondong mendekati asal suara itu.Dalam rekaman yang beredar, seperti dikutip dari Morocco World News, Rabu (20/3/2019), terlihat ratusan siswa menunjukkan solidaritas untuk para korban penembakan di masjid Selandia Baru. Video itu kabarnya menyebar dengan cepat di media sosial.Media tersebut memberitakan bahwa ini adalah rangkaian aksi terbaru sebagai bentuk solidaritas dengan para korban penembakan di masjid Selandia Baru.Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga mengunjungi Masjid Al Noor, tempat serangan terjadi pada Jumat, 15 Maret.Mengenakan kerudung untuk menunjukkan rasa hormat kepada umat Islam, PM Ardern tertangkap kamera tengah memeluk wanita muslim untuk menunjukkan dukungannya terhadap komunitas muslim di Selandia Baru.Warga Selandia Baru juga membawa ratusan karangan bunga ke masjid.
PM Jacinda Arden Kenakan Kerudung sebagai Bentuk Solidaritas kepada Warga Muslim
Sudah seminggu berlalu sejak aksi terorisme melanda umat muslim di Christchurch, Selandia Baru. Usai teror penembakan pada Jumat, 15 Maret lalu, suasana berkabung masih terasa di sana.Tepat tujuh hari usai aksi teror, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern menghadiri salat Jumat berjemaah yang digelar di Hagley Park di depan Masjid Al Noor, Christchurch.Ia mengenakan kerudung hitam dengan motif garis kuning di pinggir kerudung, serta baju tangan panjang dan celana panjang hitam. Jacinda hadir untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga korban penembakan dan para umat muslim di Selandia Baru.Selain itu, PM Jacinda juga datang untuk mendengarkan lantunan azan serta memimpin mengheningkan cipta sejenak untuk para korban. Sedikitnya ada 50 orang tewas akibat teror tersebut, termasuk satu orang warga negara Indonesia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.Sementara itu, lantunan azan siang ini di Selandia Baru juga turut disiarkan di seluruh New Zealand atau Selandia Baru. Dilansir dari The Guardian, Jumat (22/3), Jacinda tiba di Hagley Park dan ikut mendengarkan lantunan azan. Momen salat Jumat berjemaah ini juga dihadiri oleh banyak warga Selandia Baru yang menggelar aksi solidaritas.Bahkan, beberapa wanita yang hadir dalam momen tersebut juga mengenakan kerudung sebagai tanda solidaritas mereka terhadap umat muslim di negara tersebut.Saat menghadiri salat Jumat tersebut, PM Jacinda sempat memberikan beberapa pernyataannya. Ia mengatakan bahwa Selandia Baru tetap bersama dengan umat muslim. Ini bukan kali pertama Jacinda mengenakan kerudung.Pemimpin perempuan termuda di dunia juga memakai kerudung dengan motif yang sama saat melayat korban penembakan di Masjid Kilbernie di Wellington pada 17 Maret 2019. Perempuan 38 tahun tersebut menyapa, berbincang, dan memeluk para pelayat.
Kaum Hawa di Selandia Baru Ramai-Ramai Pakai Kerudung
Insiden penyerangan masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, terjadi pada Jumat pekan lalu, 15 Maret 2019. Seorang ekstremis sayap kanan melakukan penembakan terhadap para jemaat yang tengah beribadah. 50 Orang dinyatakan tewas dalam kejadian tersebut.
Berbagai pihak menyampaikan empati dan solidaritas terhadap para korban dan komunitas Muslim, tak terkecuali warga Negeri Kiwi.
Hari ini, tepat sepekan pasca-kejadian nahas, kaum perempuan di Selandia Baru beramai-ramai memakai jilbab sebagai simbol dukungan. Mereka ingin menunjukkan bahwa umat Islam di Negeri Kiwi tidak sendiri.
"Mereka (perempuan Muslim) seharusnya tidak takut untuk pergi mengenakan jilbab, karena semua orang disambut dengan baik di Selandia Baru," kata seorang perempuan yang memutuskan memakai jilbab, mengutip media lokal TVNZ pada Jumat (22/3).
"Saya telah mendapatkan senyuman dari beberapa perempuan muslim. Ini hanyalah hal kecil yang bisa saya lakukan saat ini," kata wanita yang lain.
Saat ditanya mengapa memilih untuk memakai jilbab pada hari ini, seorang wanita menjawab dengan tegas.
"Kalau kita tidak melakukannya sekarang. Kapan kita akan melakukannya?" katanya.
Seorang juru bicara Dewan Perempuan Islam mengatakan bahwa ia sangat mengapresiasi aksi tersebut. Tindakan itu disebut "sangat baik dan mengungkapkan solidaritas" kepada komunitas muslim di Selandia Baru.
Solidaritas warga Negeri Kiwi tidak hanya dalam aksi memakai jilbab pada hari ini. Beberapa saat pasca-insiden penembakan terjadi pada Jumat, 15 Maret lalu, warga Selandia Baru dari berbagai latar belakang agama segera berinisiatif untuk memberikan makanan halal kepada komunitas Muslim.
Aksi bernuansa damai dimulai oleh Yoti Ioannou dan istrinya. Melalui sebuah unggahan di Facebook, mereka menyeru kepada penduduk setempat untuk menyediakan makanan halal bagi keluarga korban, mengutip situs berita Al Jazeera.
Langkah Ioannou dan istri mendapat tanggapan positif, diikuti oleh warga Selandia Baru dari berbagai latar belakang. Mereka membanjiri rumah sakit, mengantre untuk memberikan makan halal kepada keluarga korban sejak Sabtu pagi.
"Kami senang membantu," kata Ioannou. "Kami akan berusaha untuk konsisten memberikan dukungan kepada para keluarga (korban)."
Sementara itu, komunitas Sikh di Christchurh menawarkan bantuan untuk membersihkan jenazah hingga menyiapkan makam bagi korban tewas.
Galang Donasi
Warga juga sempat menggalang donasi berbentuk uang yang mencapai US$ 2,2 juta (sekira Rp 31,39 triliun) dalam waktu 24 jam pasca-insiden. Situs donasi lokal bernama Givealittle dikabarkan sempat down pada Sabtu, 16 Maret 2019.
Selain bantuan finansial, warga memberikan dukungan terhadap muslim lokal yang merasa ketakutan untuk beraktivitas seorang diri. Hal itu disampaikan oleh Lianess Howard, warga asli Wellington, melalui postingan di akun Facebook-nya.
"Jika ada wanita muslim di Wellington merasa tidak aman saat ini - saya akan berjalan bersama Anda, menunggu dan duduk di bus bersama Anda, atau menemani Anda untuk berbelanja," kata Howard.
Warga Selandia Baru dan Australia jadi Tertarik Pelajari Islam
Seorang teroris berkebangsaan Australia mendatangi Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru dan melakukan serangan sesaat sebelum salat Jumat dimulai tanggal 15 Maret lalu. Penembakan di Selandia Baru tersebut menewaskan 50 orang, termasuk satu warga Indonesia, yakni Lilik Abdul Hamid yang bekerja sebagai salah satu teknisi perawatan Air New Zealand.
Korban tewas penembakan di Selandia Baru banyak ditemukan di dalam Masjid Al Noor, sementara puluhan jemaah lainnya mengalami luka tembak dan beberapa di antaranya sempat mengalami kondisi kritis.
22 Maret ini, salat Jumat pertama pascatragedi digelar di lapangan Hagley Park, tepat di depan Masjid Al Noor. Momen tersebut berjalan dengan penuh haru, dihadiri ribuan jemaah.Untuk pertama kalinya azan dan salat Jumat disiarkan secara langsung oleh TV dan radio New Zealand, saluran media publik di Selandia Baru, termasuk di Australia oleh ABC News.Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern ikut hadir dalam salat Jumat bersama dengan warga dari beragam latar belakang dan agama untuk menunjukkan rasa belasungkawa dan solidaritas.
"Hati kita hancur namun kita tidak hancur. Kita hidup. Kita bersatu, kita bertekad tak membiarkan siapapun memecah belah kita," kata Gamal Fouda, khatib sekaligus imam Masjid Al Noor yang selamat dari penembakan seperti dikutip dari ABC Indonesia, Sabtu (23/3).
Komunitas Muslim di Selandia Baru dan Australia telah mengatakan tidak merasa takut setelah peristiwa penembakan dan penyerangan di Masjid Al Noor. Kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia, komunitas Muslim di negara Victoria yang tergabung dalam Indonesian Muslim Community in Victoria (IMCV) mengatakan aksi teror tersebut justru membuat umat Muslim, khususnya asal Indonesia untuk bersatu.
"Ini justru semakin menguatkan untuk menyatukan kita semua, tapi tetap extra vigilant [berhati-hati dengan kemungkinan mara bahaya]" ujar Teguh Iskanto, Presiden IMCV.
IMCV menggelar shalat Jumat di pusat komunitas di kawasan Springvale, tepatnya di Edinburgh Hall dan koordinator shalat Jumat mengatakan jemaah yang hadir diperkirakan mencapai 125 orang dan tidak hanya umat Muslim asal Indonesia.
"Tidak ada persiapan khusus, termasuk tidak ada keamanan spesial karena kita menggelar shalat di gedung pemerintah," ujar Awad Attamimi, koordinator shalat Jumat."Kami tadi juga mendoakan untuk para korban di Christchurch."
Shalat Jumat juga digelar di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne yang berada di kawasan Queens Road, pusat kota Melbourne, seperti biasanya. Kebanyakan jamaah yang hadir adalah pekerja kantoran dari kantor-kantor yang berada dekat KJRI.
Dua hari setelah terjadi penembakan, Masjid Westall milik komunitas Muslim Indonesia di Melbourne bersama 20 masjid lainnya di negara bagian Victoria menggelar acara 'Mosque Open Day'.
300 warga lokal, kebanyakan yang tinggal di sekitar Masjid Westall datang untuk menunjukkan rasa duka dan dukungan bagi komunitas Muslim Indonesia.
Mereka berkesempatan juga mencicipi masakan Indonesia, beberapa pengunjung perempuan mencoba menggunakan kerudung, dan beberapa di antaranya meminta Alquran. Mereka juga melihat langsung bagaimana Umat Islam beribadah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesaksian para bule atas keteguhan iman rakyat Palestina membuat mereka tertarik belajar Alquran hingga masuk Islam.
Baca SelengkapnyaAktivis pro-Palestina asal Australia kagum dengan khutbah sholat jumat di Gaza.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok jemaah Haji Yordania yang meninggal dunia di Arafah dan jenazahnya tersenyum.
Baca SelengkapnyaMassa muslim mengamuk setelah menuduh dua pria anggota komunitas Kristen melakukan penistaan Alquran. Ratusan orang ditangkap atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaMomen sedih seorang pria di Gaza tetap laksanakan sholat meski terjepit reruntuhan bangunan.
Baca SelengkapnyaSubhanallah dapat diucapkan ketika merasa takjub terhadap sesuatu.
Baca SelengkapnyaIslam menyatakan para tersangka berada di lantai satu dekat pintu masuk utama
Baca SelengkapnyaWarga Gaza di Rafah melaksanakan salat Idulfitri di masjid yang hancur dibom Israel.
Baca Selengkapnya