Waspada gaji besar jadi ABK berujung perbudakan
Merdeka.com - Penyelidikan dilakukan oleh kantor berita the Associated Press mengungkapkan telah terjadi perbudakan modern di industri perikanan di Asia Tenggara.
Hasil investigasi selama setahun dari kantor berita asal Amerika Serikat itu menyatakan puluhan pekerja anak buah kapal (ABK) harus bekerja dalam kondisi menyedihkan di kapal-kapal Thailand. Mereka menangkap ikan di perairan Kepulauan Maluku.
Sebagian besar dari mereka berasal dari Myanmar. Hasil tangkapan mereka dibawa ke Thailand untuk kemudian memasuki industri perikanan global hingga dipasok ke toko-toko swalayan di Amerika Serikat seperti Wal-Mart.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
-
Kenapa warga Probolinggo dipaksa bekerja di pabrik gula? Pada masa itu, seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanamanlaku ekspor dan hasilnya diserahkankepada pemerintahan Hindia Belanda.
-
Apa yang terjadi pada nelayan Aco? Belum lama ini viral seorang nelayan terombang-ambing selama 3 jam di tengah laut bersama dua putra dan iparnya. Kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan badai saat mencari ikan.
-
Kenapa nelayan Indramayu bayar uang ke preman? 'Biar saya nyari ikannya nggak keluar dari wilayah,' kata si nelayan.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Para nelayan itu mengatakan mereka dipaksa bekerja dalam tekanan dengan kondisi sangat memprihatinkan. Mereka dipaksa menangkap ikan di perairan Indonesia selama berbulan-bulan bahkan tahunan, seperti dilansir startribune.com, Selasa (25/3).
Mencuatnya berita itu seiring munculnya laporan ada 30 warga negara Indonesia diduga menjadi budak di kapal ikan asing di wilayah Antartika.
Dua hari lalu Lembaga Konservasi Sea Shepherd menyelamatkan 40 anak buah kapal (ABK) kapal pencari ikan ilegal, mayoritas asal Indonesia di perairan Antartika. Mereka kemungkinan besar menjadi korban perbudakan kapal asing, seperti diungkapkan Kapten Kapal Penyelamat Bob Baker, Peter Hammarstedt, yang dilansir ABC News, Selasa (7/4).
Menurut Baker, kapal itu dikendalikan nahkoda warga negara Spanyol. "Para awak Indonesia merasa lega karena telah dijemput, namun petugas kapal yang berasal dari Spanyol terlihat tidak senang," katanya.
Gaji besar memang membuat para ABK asal Indonesia lebih tertarik bekerja di kapal-kapal asing ketimbang di Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengakui, rendahnya upah di Indonesia membuat masyarakat lebih memilih bekerja di kapal asing.
Susi mengaku juga telah mendapat pesan dari pekerja kapal untuk segera menaikkan UMR mereka.
"Saya mendapat sms tentang pembayaran kru kapal dengan upah minimum regional Jakarta termurah. Ini jadi alasan mereka kerja di luar," kata Susi dalam jumpa pers di kantornya, jakarta, November tahun lalu.
Berdasarkan informasi yang dilansir seashepherdglobal.org, setelah dikejar sampai keluar antartika oleh kapal Bob Baker, 2 dari 6 kapal sudah ditahan. Kapal Kunlun ditahan di Phuket Thailand pada 17 Maret 2015. Saat ditahan, diketahui ada 36 ABK. 31 Di antaranya berkewarganegaraan Indonesia. 4 ABK berasal dari Peru, dan 1 ABK dari Spanyol. Kondisi mereka sangat menyedihkan.
Pengejaran oleh Sea Sheperd berhasil menghentikan kapal Viking pada tanggal 30 Maret 2015. Kapal itu ditahan di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari total 18 ABK, 15 berasal dari Indonesia, 1 dari Chile, dan 2 ABK dari Peru. Kondisi mereka juga menyedihkan.
Kapal Bob Barker dan kapal Sam Simon kemudian melanjutkan pengejaran terhadap kapal Thunder. Diduga kuat, ABK kapal ini sebagian besar merupakan WNI.
Kapal Thunder merupakan salah satu kapal yang dicari oleh Interpol lantaran kasus pencurian ikan langka. Kapal ini menenggelamkan diri 19 mil laut Sao Tome, Afrika.
Data yang dirilis Sea Shepherd Conservation Society menyatakan bahwa kapal Thunder telah menenggelamkan dirinya di koordinat 00 derajat 19-20 lintang utara dan 005 derajat 23- 25 bujur timur. Kedalaman 4.000 meter, 19 mil laut dari utara equator, dan 115 mil laut dari Sao Tome.
Total 40 ABK berhasil diselamatkan oleh Sea Shepherd, namun belum pasti para ABK ini akan dikirim ke mana.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaPerkebunan Tembakau Deli di Sumatera Utara mendatangkan keuntungan bagi pengusaha Belanda di era kolonial. Tapi bagi buruh, Deli mengisahkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan diiming-iming gaji besar dibandingkan fokus terhadap keterampilan melaut.
Baca SelengkapnyaBikin penasaran warganet, berapa gaji pelaut bekerja di atas kapal? Ditaksir setara harga satu motor.
Baca SelengkapnyaMenjadi nelayan merupakan sebuah profesi yang memiliki resiko., tidak jarang harus berjumpa dengan badai di tengah laut.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaTak terkira, bayaran ke sejumlah tentara itu begitu fantastis.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaMereka disebut tidak puas dengan gaji dan pekerjaannya, sehingga memutuskan untuk menawarkan diri menjadi hacker sebagai pekerjaan sampingan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Orang Rantai ini menjadi bukti perbudakan pekerja tambang yang ada di Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaTemuan Rasamala Hijau dan Trend Asia mengungkap mirisnya hidup buruh di Proyek Strategis Nasional.
Baca Selengkapnya