WHO Ingatkan Keamanan Paling "Pertama & Utama" Dalam Pengembangan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - WHO menegaskan, keamanan dari calon vaksin Covid-19 menjadi hal "pertama dan utama", menyusul dihentikannya uji coba kandidat vaksin dari AstraZeneca. Uji coba dihentikan, setidaknya sementara, karena efek samping vaksin setelah disuntikkan kepada peserta.
"Hanya karena kita membicarakan tentang kecepatan, bukan berarti kita mulai berkompromi atau mengambil jalan singkat," kata ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan, dilansir Alarabiya, Rabu (9/9).
"Prosesnya masih harus mengikuti aturan main. Untuk obat-obatan dan vaksin yang diberikan kepada masyarakat, Anda harus menguji keamanannya, pertama dan utama," tegasnya.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Siapa yang dipecat karena kasus viral? AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
Pejabat WHO ini tidak segera menanggapi secara langsung pertanyaan dari Reuters terkait langkah AstraZeneca untuk menghentikan uji coba global, termasuk uji coba tahap terakhir, dalam eksperimen vaksin corona karena penyakit yang tak dijelaskan yang dialami peserta uji coba.
Uji coba klinis terakhir vaksin virus corona, yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford, ditunda setelah seorang peserta di Inggris mengalami reaksi diduga tak cocok.
AstraZeneca menyebutnya sebagai sebuah penghentian sementara yang "rutin" dalam hal "penyakit yang tak dapat dijelaskan".
Hasil uji coba vaksin diperhatikan dengan teliti di seluruh dunia.
Vaksin AstraZeneca-Universitas Oxford dipandang sebagai lawan kuat di antara puluhan vaksin yang sedang dikembangkan secara global. Demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/9).
Pengujian memasuki fase 3 dalam beberapa pekan terakhir dengan melibatkan 30.000 peserta di AS dan termasuk di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Uji coba vaksin fase 3 sering melibatkan ribuan peserta dan bisa berlangsung dalam beberapa tahun.
Situs kesehatan, Stat News, yang pertama kali melaporkan hal ini mengatakan, rincian reaksi yang merugikan peserta uji coba di Inggris tidak segera diketahui, tetapi mengutip sumber yang mengatakan mereka diperkirakan telah sembuh.
AstraZeneca di antara sembilan perusahaan yang menandatangani perjanjian untuk hanya mengajukan persetujuan regulasi setelah vaksin melalui tiga fase studi klinis.
Raksasa industri Johnson & Johnson, BioNTech, GlaxoSmithKline, Pfizer, Merk, Moderna, Sanofi dan Novavax juga menandatangani perjanjian tersebut. Mereka berjanji untuk "selalu menjadikan keselamatan dan kesejahteraan individu yang divaksinasi sebagai prioritas utama kami". (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca Selengkapnya