4 Tiang Emas Masjid Al Alam yang Berdiri Sejak Zaman Portugis di Jakarta
Merdeka.com - Liputan6.com, Jakarta - Kawasan tempat ibadah Cilincing juga memiliki masjid yang bersejarah. Masjid tersebut sudah ada sejak 400 tahun yang lalu, kala bangsa Portugis datang dan menjajah daerah Jakarta.
Terletak di Jalan Marunda, Cilincing, masjid ini bersebelahan dengan pasar ikan. Cukup mudah menemukan masjid ini bahkan dari jalan raya, karena ada plang yang terpasang di ujung Jalan Marunda.
Melihat bangunan masjidnya, kita bisa melihat warna coklat mendominasi tersebut. Atapnya tidak berbentuk kubah, melainkan limas segiempat berlapis. Ketika kita memasuki masjid tersebut, terdapat bedug dan kentongan di sebelah kiri Masjid Al-Alam.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Siapa yang menemukan masjid tertua ini? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
Rabu siang, 16 Januari 2019, ada Haji Warmah, seorang pengurus Masjid Al-Aman yang menjadi pemandu rombongan saat itu. Beliau bercerita mengenai sejarah berdirinya masjid ini.
"Masjid ini kurang lebih terbentuk sejak 1521, zaman penjajahan Portugis," kata Warmah memulai cerita.
Kala itu, Jakarta masih bernama Batavia. Tak hanya menjadi tempat ibadah, Masjid Al-Alam ini menjadi tempat perlindungan tentara Batavia dari serangan musuh.
Karena dibangun pada abad tersebut, bangunan masjid ini terpengaruh oleh kebudayaan Portugis. Pengaruhnya terlihat pada ruangan salat yang berada di tengah masjid tersebut.
Ada empat tiang emas yang menghiasi bagian depan masjid Al-Alam. Keempat tiang emas tersebut berhiaskan bunga yang dijejer sebanyak empat buah tiap sisinya. Ada juga aksen hiasan lainnya, semua dicat warna perunggu.
Di tengah masjid tersebut terdapat ruangan salat dengan jendela di tiap sisinya. Ruangan ini pun masih mempertahankan nuansa jadulnya yang terlihat dari dinding bagian luarnya yang dicat dengan warna coklat kayu dan keramik putih di bagian bawahnya. Ukiran persegi panjang berwarna emas juga menghiasi pintu dan jendela yang berengsel tersebut.
Warmah mengungkapkan bahwa masjid ini telah berulangkali mengalami perbaikan. "Waktu pertama kali dibangun, penampakan Masjid Al-Alam tidak seperti sekarang," jelasnya. Bagian-bagian masjid yang rusak diperbaiki dan fasilitas yang belum ada di zaman sebelumnya pun dibangun. (Esther Novita Inochi)
Saksikan video pilihan berikut ini:
(mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaMasjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitekturnya konon terinspirasi gaya klasik abad ke-18.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaMasjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid yang berada di perbatasan kota Bukittinggi ini dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama bernama H. Abdul Majid.
Baca Selengkapnya