Goat's Horns, menantang maut di puncak tertinggi Norwegia
Merdeka.com - Sekitar seabad lalu, puncak batu Svolvaergeita atau Goat's Horns belum bisa dikuasai oleh siapapun. Namun kini Goat's Horns menjadi salah satu lokasi panjat tebing tertinggi dan terpopuler di Norwegia.
Selain itu, Goat's Horns bukan tempat panjat tebing biasa. Sebab ada dua puncak yang menyerupai tanduk kambing (Goat's Horns) dan menjadi tantangan tersendiri bagi para pemanjat untuk melompat dari satu batu ke batu yang lain.
Sebagaimana dilansir dari OddityCentral, puncak Goat's Horns pertama kali didaki pada tahun 1910 oleh Carl Rubenson, Alf B. Bryn, dan Ferdinand Schjelderup. Trio tersebut berhasil menguasai puncak tertinggi dari Goat's Horns.
-
Siapa yang pertama kali mencapai puncak Everest? Meskipun Edmund Hillary dan Tenzing Norgay tercatat secara resmi sebagai orang pertama yang mencapai puncak tertinggi di dunia pada tahun 1953, penemuan terbaru oleh pembuat film dan pendaki AS, Jimmy Chin, kembali memicu spekulasi tentang pencapaian Mallory dan Irvine.
-
Siapa yang pertama kali menaklukkan puncak Everest? Pasangan petualang, Norgay seorang Sherpa Nepal-India dan Hillary seorang Selandia Baru, mencapai puncak Everest pada pukul 11:30 pada tanggal 29 Mei, menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak gunung yang terkenal di dunia ini.
-
Dimana letak Puncak? Puncak adalah salah satu destinasi wisata favorit bagi banyak orang, terutama yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
-
Kapan Curug Gomblang mulai populer? Tak butuh waktu lama, wisata baru ini menjadi magnet wisatawan. Bahkan pada Agustus 2016 jumlah kunjungannya mencapai 21.797 wisatawan.
-
Apa saja tempat wisata di Puncak? Puncak menawarkan udara sejuk, pemandangan alam yang indah, dan berbagai macam aktivitas yang bisa dinikmati bersama keluarga atau teman.
-
Dimana letak Puncak Gagoan? Banyak Spot Foto Mengutip dari beberapa sumber, Puncak Gagoan yang berada di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok ini memliki banyak spot foto yang estetik.
Sebenarnya ada beberapa rute untuk mencapai puncak Goat's Horns. Namun setelah berada di atas, banyak pendaki dan pemanjat juga mengikuti tradisi tua untuk melompat di antara kedua puncak batu tertinggi. Jarak antar dua batu tersebut sekitar 1,5 meter.
Melompat 1,5 meter kelihatannya normal dan bisa dilakukan dengan mudah. Akan tetapi yang membuatnya seru dan dianggap sebagai aksi menantang maut adalah pendaki dan pemanjat harus melakukannya di atas ketinggian 150 meter.
Bukan cuma itu, hal yang lebih menegangkan adalah tidak ada bagian datar sempurna yang bisa digunakan para pendaki dan pemanjat untuk mendarat setelah melompat. Jadi jika tidak benar-benar punya nyali, sebaiknya tidak perlu mencobanya.
Meskipun begitu menegangkan, buktinya ada beberapa orang yang berhasil melakukannya. Mereka bahkan mengabadikan aksinya dalam gambar.
Baca juga:7 Masalah perut yang dialami saat bepergianCara makan sehat saat bepergian5 Tips asyik liburan bareng keluarga pacar5 Trik cantik saat berlibur3 Tips berkemas untuk liburan bersama anak (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan sepatu kuno di Gletser Rongbuk kembali memicu diskusi mengenai keberhasilan George Mallory dan Andrew Irvine mencapai puncak Gunung Everest 1924.
Baca SelengkapnyaIni adalah lukisan batu berwarna yang pertama kali ditemukan di daerah Moss, Norwegia.
Baca SelengkapnyaSenjata kuno ini terkubur es selama ribuan tahun, ditemukan saat bongkahan es mencair.
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Everest Internasional, memiliki sejarah menarik.
Baca SelengkapnyaArkeolog Norwegia belum lama ini menemukan harta karun bangsa Viking di sebuah tanah pertanian.
Baca SelengkapnyaSebuah keluarga di Norwegia yang sedang mencari anting emas yang hilang, secara tak terduga menemukan artefak kuno yang berusia lebih dari 1.000 tahun.
Baca SelengkapnyaArkeolog juga menemukan sisa tulang hewan serta mata panah.
Baca SelengkapnyaPara pendaki panik berlarian saat Gunung Dukono tiba-tiba erupsi hingga mengeluarkan material panas.
Baca SelengkapnyaPria ini mendaki Everest hampir setiap tahun karena berkaitan dengan pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaMelelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Baca SelengkapnyaMata panah terbuat dari kuarsit asli dan masih utuh.
Baca SelengkapnyaAnak panah purba ini ditemukan berkat mencairnya gletser di gunung.
Baca Selengkapnya