Kesal dihina, pria India gali sumur seorang diri untuk seluruh desa
Merdeka.com - Bapurao Tajne, seorang warga dari kalangan menengah ke bawah di India telah menggali sumur seorang diri dan kini menjadi penyedia sumber air bersih gratis bagi seluruh desanya.
Dilansir The Huffington Post (11/5), Tajne menghabiskan 40 hari untuk menggali sumur setelah istrinya dilarang meminta air oleh tetangganya. Sang istri meminta izin untuk menimba air dari tuan rumah yang berasal dari kasta lebih tinggi. Alih-alih mendapatkan air, sang istri justru dihina.
Mendengar ini Tajne merasa sangat kecewa. Daerah Maharashtra, tempatnya tinggal tengah menghadapi kekeringan. Tiga sumur yang jadi sumber air bagi warga sudah mengering.
-
Bagaimana Dusun Butuh mendapatkan air? 'Jadi awal mulanya ada kampung dengan2-4 rumah di bawah sini. Mereka mencari sumber air karena letak kampung mereka jauh dari sungai. Lalu ketika sampai sini, mereka menemukan beberapa sumber mata air. Lalu mereka mulai mendirikan perkampungan di tempat ini,' kata Lilik.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan air bersih? Dampak bencana kekeringan rupanya sangat dirasakan warga di Dusun Bisang. Di sana lahan-lahan kering kerontang. Sumur-sumur warga mengering. Satu-satunya sumber mata air berada di atas bukit. Warga berbondong-bondong untuk mengambil air dari sana.
-
Kenapa air bersih sulit di dapat di desa Sidorejo? Sebelum warga Desa Sidorejo mengandalkan penampungan air hujan. Namum karena kekeringan, sudah dua bulan warga kesulitan mendapatkan bantuan air bersih.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Di mana desa miskin itu berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
"Saya pulang hari itu dan hampir menangis," kata Tajne kepada The Times of India (8/5). "Saya memutuskan untuk tidak pernah mengemis untuk air dari siapa pun lagi. Saya pergi ke Malegaon dan membeli alat-alat, kemudian dalam satu jam saya mulai menggali."
Tajne mengerjakan penggalian yang biasanya dilakukan oleh 4-5 orang sendirian. Para tetangganya menolak membantu. Mereka pikir apa yang Tajne lakukan sia-sia. Namun niat Tajne untuk menemukan mata air tetap teguh. Dia tak bisa bekerja sepanjang hari karena harus bekerja. Aktivitas penggalian dilakukannya pada pagi hari dan sore hari sepulang kerja.
Bapurao Tajne menggali sumur seorang diri ©2016 Times of India/Shailesh Mishra"Sulit untuk menjelaskan apa yang saya rasakan pada hari-hari itu. Saya hanya ingin menyediakan air untuk seluruh wilayah saya sehingga kami, warga Dalit tidak harus mengemis untuk air dari kasta lain," kata buruh yang tengah mengejar gelar sarjana ini.
Setelah 40 hari, akhirnya Tajne berhasil menemukan mata air. Dia mengundang semua orang untuk mengambil air dari sumurnya. Bahkan pemilik sumur yang sempat mengolok-oloknya ikut meminta air kepadanya. Sekarang, seluruh warga Dalit di Maharashtra tak lagi kekurangan air bersih.
Bapurao Tajne menggali sumur seorang diri ©2016 Times of India/Shailesh Mishra"Orang-orang yang mengejek usaha saya sekarang datang kepada saya untuk mengambil air," kata Tajne seperti dilansir Asian News International. Sang istri pun menyesal karena sempat meragukan suaminya.
"Saya tidak membantunya sedikit pun sampai dia menemukan air. Sekarang seluruh keluarga, kecuali dua anak kami membantunya memperdalam dan memperlebar sumur."
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumur itu bisa dijadikan sumber bagi satu desa. Penasaran seperti apa penampakan sumur yang begitu istimewa ini?
Baca SelengkapnyaSumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kondisi ini sudah terjadi sekitar sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca Selengkapnya