Masjid Jogokariyan Ternyata Dibangun untuk Cegah Ateisme dan Komunisme
Merdeka.com - Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Masjid Jogokariyan dibangun setelah operasi penumpasan Gerakan 30 S/PKI. Setelah penumpasan itu, masyarakat mulai membangun keagamaan masyarakat.
"Hal itu dilakukan agar paham ateis maupun komunisme tak berkembang di wilayah Jogokariyan," ujar Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan ustaz Muhammad Jazir Asp saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 28 Januari 2019.
Ia mengungkapkan peletakan batu pertama dilakukan pada 22 September 1965. Masjid tersebut digunakan pertama kali pada 20 Agustus 1967.
-
Kenapa Masjid Agung Jatisobo dibangun? Pada waktu itu, masjid itu dibangun untuk memfasilitasi salah seorang ulama yang ditugaskan menyebarkan Islam di kawasan Bekonang, Sukoharjo.
-
Kenapa Masjid Kuno Kaujon dibangun? Namun niat membangun masjid sebagai tempat tetap terlaksana, karena masyarakat bahu membahu dan melakukan perlawanan terhadap pihak Belanda yang sempat menolak.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Bagaimana Masjid Agung Jatisobo dibangun? Menurut Mbah Ngisom, salah seorang pewaris Masjid Agung Jatisobo, mengatakan bahwa saat sudah berada di Jatisobo, Kyai Ketib punya sebatang pohon jati yang memiliki keanehan. Pohon jati itu sangat tinggi, sampai-sampai bayang-bayang dari pohon jati tersebut sampai ke dalam kraton. Bayang-bayang pohon jati yang sampai ke kraton itulah yang membuat desa tersebut dinamakan Jatisobo.
-
Mengapa masjid ini penting? Masjid yang berasal dari abad ke-12 ini dibangun di lokasi di mana dinasti Almohad mendirikan ibu kota pertamanya di lembah terpencil di Pegunungan Atlas sebelum akhirnya merebut Marrakech.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Jatisobo? Masjid Agung Jatisubo merupakan salah satu masjid tertua di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mengutip Alif.id, tempat ibadah ini dibangun atas perintah Sunan Pakubuwana IV yang saat itu memerintah Keraton Surakarta.
Menurut Ustaz Muhammad, Awalnya masjid tersebut diisi dengan kegiatan PAJ (Pengajian Anak-anak Jogokariyan). Setelah itu, tumbuh remaja masjid pada 1967.
"Sementara orang-orang dewasa belum punya kesadaran pengajian ke masjid. Para pengajar remaja masjid saat itu para aktivis dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) juga HMI (Himpunan Masyarakat Indonesia)," jelas ustaz Muhammad.
Seperti diketahui, KAMI merupakan sebuah kelompok antikomunis yang kebanyakan beranggotakan kaum muda yang dibentuk pada 27 Oktober 1965.
Seiring waktu berjalan, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Pada 1999, kemudian ditata yang berkaitan dengan masjid, salah satunya tentang organisasi yang berkaitan dengan masjid.
"Saat ini banyak yang dilakukan di Masjid Jogokariyan, mulai dari pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, menyelenggarakan buka puasa bersama, serta kegiataan keagamaan dan sosial lainnya," ucap ustaz Muhammad Jazir Asp.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
(mdk/)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaMasjid tersebut kabarnya tak pernah menjadi sasaran penghancuran, atau penyerangan dari pasukan militer Belanda maupun pendudukan Jepang.
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaMasjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Baca SelengkapnyaPendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.
Baca SelengkapnyaMenurut orang-orang tua yang menjadi saksi peristiwa itu, bom tepat jatuh di atas kubah masjid namun tidak hancur.
Baca Selengkapnya