Mendengarkan saat berantem itu perlu, ini 5 cara untuk melakukannya
Merdeka.com - Kadang-kadang pertengkaran memang penting untuk mencapai level pemahaman baru antara dua pihak yang berbeda. Tetapi, adu argumen hanya produktif ketika kedua pihak yang terlibat di dalamnya memiliki kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg masing. Artinya, saat sedang emosi pun kita harus tetap mau mendengarkan apa yang disampaikan orang lain.
Tetapi itu memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Karena ego kita yang berbicara di tengah pertengkaran. Berikut beberapa tips dari Care2 yang bisa diterapkan sehingga kita masih bisa mendengarkan di tengah perdebatan sengit.
Tarik napas dalam-dalam
-
Bagaimana cara berdebat dengan baik? Dalam berdebat, gunakan dalil dan hujjah (bukti) atau data yang kuat sesuai dengan ajaran Islam. Hindari menggunakan argumen yang tidak jelas atau tidak jelas sumbernya.
-
Bagaimana cara mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian? 'Dengan mendengarkan tanpa gangguan, pria akan merasa dihargai dan penting, karena kamu memberi perhatian pada apa yang ia sampaikan.'
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam hubungan? Menghindari atau menumpuk konflik hanya akan menciptakan masalah yang bisa meledak sewaktu-waktu.
-
Siapa yang bisa menjadi pendengar yang baik? Introvert cenderung menjadi pendengar yang baik dan pengamat yang cermat. Ini membantu mereka mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang orang-orang yang berinteraksi dengan mereka. Menurut Harvard Business Review, introvert memiliki kecenderungan alami untuk membaca ruangan sebelum berbicara dan melatih empati, yang merupakan keterampilan penting dalam meraih kesuksesan.
-
Bagaimana pasangan yang tepat mengatasi konflik? Mereka tidak menghindar dari masalah, melainkan berupaya mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak tanpa menimbulkan drama yang berlebihan.
-
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik? Cara komunikasi yang baik harus dipahami oleh setiap orang agar informasi bisa tersampaikan dengan baik. Beberapa tips cara komunikasi yang baik berikut bisa menjadi referensi: 1. Menjadi Pembuka Pembicaraan Menjadi pembuka pembicaraan (opener) yang baik adalah melakukan leveling atau menyamakan frekuensi dengan masuk kedalam latar belakang atau hal yang disukai lawan bicara. Menjadi opener juga harus berwawasan luas, alangkah baiknya melakukan research untuk membuka topik pembicaraan
Diamlah sejenak dan ambil napas dalam-dalam. Katakan, "Tunggu sebentar," selagi kamu mengatur kata-kata dan menenangkan emosi. Pada satu titik, kita memang harus mendinginkan kepala agar bisa menghentikan luapan emosi antar kedua belah pihak yang biasanya tak berujung pada kesepahaman.
Kenali kondisi emosi pihak lain
Berempati adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan di tengah-tengah adu argumen, tetapi hal ini penting untuk dilakukan, terutama jika kita menginginkan sebuah dialog yang produktif.
Tanyakan pada diri sendiri apa yang dirasakan pihak lain saat ini. Bukan amarah, tetapi perasaan yang tersembunyi di balik emosi meluap-luap itu. Mungkin sebenarnya dia merasa terluka dengan kritik yang kamu sampaikan atau khawatir terhadap sesuatu. Setelah itu tanyakan kepada diri sendiri apa yang sesungguhnya kamu rasakan saat ini. Kemudian sampaikan secara terbuka kepadanya. Dengan begini, dia juga bisa memahamimu.
Tarik kesimpulan dari kata-katanya
Saat bertengkar, kita cenderung melebar dari satu topik bahasan hingga ke hal-hal yang tidak berkaitan. Yang perlu kamu lakukan adalah menyaring intisari dari seluruh omelan dan kata-kata pedas yang dilontarkannya. Setelah itu, sampaikan kesimpulan yang kamu dapat sehingga dia punya kesempatan untuk melakukan klarifikasi.
Cobalah bernegosiasi agar pendapat kalian sama-sama didengar
Saat perdebatan semakin memanas, katakan dengan jelas kalau kalian semakin jauh dari tujuan awal, yaitu menyamakan perspektif. Cobalah untuk mengajaknya kembali ke level diskusi, sehingga situasi yang mulai memanas bisa diredam kembali.
Dengarkan dengan sungguh-sungguh
Langkah terakhir adalah benar-benar mencoba mendengarkan. Cobalah untuk fokus pada apa yang coba disampaikan pihak lain sebelum menyampaikan pendapatmu sendiri. Sebisa mungkin, dengarkan argumennya sampai tuntas, baru berikan respon sesuai dengan apa yang kamu tangkap.
Itulah beberapa tips untuk menjadi pendengar yang baik saat adu argumentasi dengan seseorang. Dengan begini, kamu bisa mendapatkan sesuatu yang berharga dari 'gesekan' yang terjadi, bukannya menambah musuh.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yuk, telusuri 5 cara yang dapat membantu kamu meredam emosi dengan mudah.
Baca SelengkapnyaBerdebat adalah proses adu gagasan yang harus memperhatikan etika.
Baca SelengkapnyaKonflik adalah suatu proses sosial yang terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Baca SelengkapnyaDengan mengetahui apa yang membuat suami merasa dihargai, istri dapat lebih efektif dalam menunjukkan rasa sayangnya dan menciptakan rumah tangga yang harmonis.
Baca SelengkapnyaTerjadinya konflik antara orangtua dan anak perlu diselesaikan dengan tepat agar tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaTak perlu kaget saat si kecil mengajukan pertanyaan yang sulit nan aneh, sebab ada tips untuk menjawabnya.
Baca SelengkapnyaMengendalikan emosi saat marah adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan.
Baca SelengkapnyaKata-kata buat pacar yang lagi marah tersebut memiliki kekuatan untuk meredakan amarah dan membuat pacar yang marah menjadi luluh.
Baca Selengkapnya