Serunya Perang Topat di Lombok Barat
Merdeka.com - Siapa bilang perang itu selalu bikin nelangsa? Selalu rajin menimbulkan kerugian dan korban jiwa? Di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, perangnya justru asyik. Jauh dari kesan menyeramkan. Semua rasa damai justru muncul setelah perang digelar.
Nah, semua rekaman yang serba terbalik dari perang sesungguhnya itu sangat terasa saat Perang Topat digelar, Kamis (22/11). Kompleks Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menjadi lokasi acara jadi heboh luar biasa. Saking hebohnya, University of Vienna sampai menurunkan dua profesornya untuk meneliti Perang Topat.
Ini bukan perang sungguhan. Tapi ini adalah tradisi masyarakat Lombok Barat yang sudah ratusan tahun. Tradisinya menceritakan damainya masyarakat Lombok Barat mempraktikkan hidup dalam keberagaman. Islam dan Hindu menyatu. Tak ada gesekan. Tak ada konfrontasi. Yang muncul, justru tradisi Perang Topat yang lestari hingga sekarang.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Dimana kejadian ini berlangsung? Sebuah video memperlihatkan prajurit TNI yang memberi kejutan di HUT Bhayangkara. Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Wirasaba, Adiarsa Timur, Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (21/7).
-
Dimana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
"Belakangan ini orang bicara empat pilar berbangsa, Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Tapi hari ini kita tidak sekadar bicara. Kita beri contoh kepada seluruh anak bangsa bahwa di tempat ini kita praktikkan empat pilar tersebut. Perang Topat ini dilakukan dengan penuh kegembiraan oleh dua unsur Agama dan Suku, Islam dan Hindu, suku Sasak dan Bali," kata Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, saat membuka Perang Topat.
Asdep Pemasaran I Regional III, Kemenpar, Muh Ricky Fauziyani juga ikut buka suara. Menurutnya, tradisi Perang Topat menjadi pelajaran bagaimana menjaga toleransi dan silaturahmi di antara dua suku dan agama di Lombok Barat.
"Lombok Barat beruntung punya tradisi adilihung yang tinggi. Itu yang harus kita lestarikan," ujar Ricky.
Perang Topat di Lombok Barat ©2018 Merdeka.comMenpar Arief Yahya juga seirama. Dia menyebut Lombok kaya akan tradisi dan budaya yang kuat. Lombok juga sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Top Destinasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai icon.
Atraksinya juga banyak, selain alam yang indah, pasir putih, laut jernih dan biru, terumbu karang yang bagus, ada gunung, ada hutan tropis. "Dan ada tradisi Perang Topat yang sudah diteliti universitas di Eropa Ingat, wisman datang ke Indonesia itu 60% karena culture, 35% karena nature, dan 5% alasan man made," paparnya.
Soal pelestarian budaya, Menpar Arief punya contoh di alam. "Ikan yang dilihat akan memiliki nilai ekonomi yang lebih besar daripada ikan yang ditangkap. Ikan sekali tangkap, selesai. Ikan semakin dipelihara, dilihat orang akan mendatangkan devisa," kata dia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan
Baca SelengkapnyaDua pria, satu berpakaian loreng dan satu lagi pakaian biasa, mendatangi rumah salah satu warga.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaGerak jalan Agustusan di Bangkalan diwarnai ricuh, tim peserta memukul penonton berujung dilaporkan ke polisi.
Baca SelengkapnyaSerangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan masalah bentrokan antara prajurit TNI AL dengan Brimob Polri di Pelabuhan Sorong sudah selesai.
Baca SelengkapnyaHUT ke-78 TNI digelar secara meriah di Lapangan Silang Monas.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaBentrokan terjadi antara anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Brimob Polri, di Pelabuhan Sorong, Provinsi Papua Barat, pada Minggu (14/4) pagi.
Baca SelengkapnyaPentas seni dan karnaval merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 di Garut , Rabu (16/8), diwarnai kericuhan. Bentrokan terjadi di dua lokasi.
Baca SelengkapnyaPuncak perayaan HUT ke-79 TNI yang digelar di kawasan Monas, Jakarta, dihadiri ribuan masyarakat.
Baca Selengkapnya