Tak berpintu, rumah-rumah di Shani Shingnapur tak pernah kecurian
Merdeka.com - Shani Shingnapur memang cuma sebuah desa kecil nan sederhana di Maharashtra, India. Namun ada banyak hal yang menjadikan tempat ini mendunia. Pertama, sebuah batu hitam yang konon bisa mengeluarkan darah. Kedua, rumah-rumah di sana yang tak memiliki daun pintu. Ketiga, minimnya kasus pencurian di sana, meskipun warganya tak pernah repot menyimpan harta berharga dengan hati-hati.
Dilansir Amusing Planet, di Shani Shingnapur tak ada warga yang takut bakal kecurian. Meskipun rumah mereka tak berpintu, para pedagang tak pernah mengunci kotak uang mereka. Para istri tak bingung menyembunyikan perhiasan di brankas anti maling. Para pemilik kendaraan pun memarkir mobil atau motor mereka seadanya. Mereka percaya janji Sang Shani yang akan menjaga harta benda mereka sejak berabad-abad lalu.
-
Bagaimana desa ini aman? Tidak hanya rumah yang tanpa pintu, kantor polisi pun dibangun tanpa pintu atau kunci. Ini mencerminkan tingkat kejahatan yang sangat rendah, bahkan hampir tidak ada. Bahkan setelah pembukaan kantor polisi, tidak ada kasus kejahatan yang dilaporkan.
-
Kenapa desa ini tanpa pintu? Kisah menakjubkan ini berawal dari penduduk desa yang mengabaikan keamanan karena keyakinan mereka pada Dewa Shani, yang mereka anggap sebagai pelindung desa. Mereka menghuni rumah tanpa pintu, dan satu-satunya yang dapat Anda temukan adalah kusen pintu sebagai ‘penanda’ pintu masuk rumah.
-
Kenapa pencuri tidak mengambil batu itu? 'Saat mencari-cari barang berharga dengan panik, mereka mengabaikan harta karun yang sebenarnya ada di depan mata mereka,' kata anggota keluarga.
-
Di mana letak rumah terpencil itu? 'Kalau membangun rumah di sini bahan materialnya diusung pakai motor,' kata salah satu penghuni rumah itu. Perkampungan itu hanya terdapat dua rumah. Para pemilik rumah di sana masih satu keluarga.
-
Bagaimana tempat tinggal itu terjaga sampai sekarang? Pada saat itu, sebuah runtuhan batu menghalangi pintu masuk gua sehingga mengunci isinya seperti kapsul waktu prasejarah.
-
Mengapa penjarah tidak mengambil semua harta karun? Tapi dia rupanya tidak sepenuhnya berhasil. Ketika arkeolog menggali makam yang sudah dijarah itu, mereka baru menyadari si penjarah ternyata tidak mengambil sejumlah harta karun yang tak ternilai harganya.
Rumah tak berpintu di Shani Shingnapur, India. © AFP/Punit Paranjpe
Rumah tak berpintu di Shani Shingnapur, India. © Surfolks.com
Selama tiga ratus tahun terakhir, jumlah kasus pencurian di Shani Shingnapur bisa dihitung dengan jari. Warga yang kecurian percaya Shani membalas kejahatan tersebut dengan penyakit tak terobati, kesengsaraan, atau kematian mendadak.
Dilansir Times of India, UCO Bank membuka cabang dengan brankas tak terkunci di Shani Shingnapur. Setelah beroperasi tanpa pengamanan memadai selama beberapa waktu, pihak pengelola mematuhi anjuran kepolisian setempat untuk memasang keamanan maksimum seperti bank pada umumnya.
Rumah tak berpintu di Shani Shingnapur, India. © Los Angeles Time/Shashank Bengali
Warga desa menggantungkan keamanan harta benda kepada sebuah batu hitam. Batu hitam tersebut diyakini sebagai swayambhu, perwujudan dewa Shani. Konon batu tersebut ditemukan oleh seorang gembala. Ketika disentuh dengan ujung tongkat, patung itu mulai mengucurkan darah. Beberapa hari kemudian, sang gembala mendapatkan mimpi yang aneh. Shanaishwara atau Shani mengatakan kalau batu itu adalah dirinya dan meminta agar warga desa mengadakan pemujaan secara rutin untuknya. Namun dia menolak dibuatkan kuil tertutup dan menyarankan warga desa untuk tak lagi mengkhawatirkan harta bendanya. Sebab Shani sendiri yang akan menjaganya hingga akhir zaman.
Berkat keberadaan swayambhu, lokasi pemujaan tersebut menjadi jagrut devasthan, kuil yang hidup. Sejak itu, warga yakin sang dewa tak segan menghukum siapa saja yang berani memancing amarahnya dengan melakukan pencurian.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati semua rumah di desa ini tanpa pintu dan kunci, namun angka kejahatan nol.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaYusran bercerita pertama kali dirinya mengontrak rumah tersangka pada tanggal 17 Desember 2017.
Baca SelengkapnyaSelain itu, gua ini juga menyimpan sejumlah karya seni, termasuk tulang auroch yang diukir dengan gambar auroch dan wajah manusia.
Baca SelengkapnyaPara leluhur Baduy di masa silam mengelabui Belanda dengan mengatakan bahwa di kampung tersebut hanya ada sedikit penduduk.
Baca SelengkapnyaSelain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Baca SelengkapnyaSuasana kampung di pagi hari cukup sepi. Yang terdengar nyaring hanyalah suara jangkrik.
Baca SelengkapnyaTersembunyi di balik gua, begini potret kampung unik di Kebumen.
Baca Selengkapnya