Banyak yang Nganggur karena Pandemi, Kelompok Tukang Cukur Garut Bikin Inovasi Ini
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat industri pangkas rambut terpaksa tak bisa menjalankan kegiatan usahanya seperti biasa. Di tengah banyaknya tukang cukur gulung tikar, komunitas pangkas rambut di Garut justru mengeluarkan inovasi baru. Mereka menciptakan berformat aplikasi daring, agar para anggotanya bisa terus mencari nafkah.
Terobosan yang diberi nama Pang-Ling (Pangkas Keliling) itu, ternyata berhasil membangkitkan geliat perekonomian para jasa tukang cukur di Garut. Banyak dari kalangan pelanggan yang mengaku puas akan pelayanannya di tengah aturan pembatasan fisik.
"Mereka akhirnya nganggur di kampung, sementara keahliannya sangat dibutuhkan," papar Rudy (48), yang merupakan salah satu pengelola sumber daya dari aplikasi Pang-Ling, dalam obrolan yang dilansir dari Liputan6.com, Kamis (15/10/2020) kemarin.
-
Apa yang dibuat warga Tangerang untuk raup untung? Seorang warga Kota Tangerang berhasil meraup cuan hingga belasan juta rupiah dari usaha pembuatan tas plastik rajut.
-
Bagaimana warga Desa Kedung Glatik mencari nafkah? Ia mengatakan, warga setempat menggantungkan perekonomian pada hasil hutan.
-
Apa yang dilakukan Komunitas Cikapundung? 'Jadi pola kami adalah membersihkan sungai dengan media ban atau tubing. Dengan menggunakan tubing, kita membawa karung bekas, dan mengais sampah di sungai. Dengan cara itu kita tidak akan pernah bosan untuk membersihkan sungai karena bisa sekalian sambil rekreasi,' kata pria yang akrab disapa Yadi, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
-
Dimana Tilik Warga dijalankan? Asti mengatakan, salah satu program itu dilakukan di Padukuhan Ploso, Kalurahan Petir.
-
Apa yang dilakukan Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit? Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-77, kami selaku pemuda – pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit, akan mengadakan acara pentas seni yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Rabu/17 Agustus 2022Waktu : 08.00 – SelesaiTempat : Lapangan Serbaguna Kelurahan Matahari Terbit
-
Kenapa komunitas petani memberi Ganjar kerajinan kuda lumping? Perwakilan komunitas petani sekaligus seniman juga memberikan kenang-kenangan terakhir pada Ganjar Pranowo. Mereka mengadakan acara makan bersama sederhana dengan diiringi musik Jawa. Di akhir mereka memberikan kenang-kenangan berupa kerajinan kuda lumping kepada Ganjar.
Kembali Bergeliat
Rudy menyebut, di tahap awal ada sekitar 50 tukang cukur dengan latar belakang berbeda bergabung di aplikasi Pang-Ling tersebut. Ke depan, Pang-Ling akan terus mengembangkan jasa layanan pangkas onlinenya.
Pria yang akrab disapa Kang Rudy itu menyebut, berkat pembekalan dari pihak pengembang, tukang cukut di kota Intan bisa kembali memutar roda ekonomi. Semakin ke sini, makin banyak tukang cukur, bahkan dari luar daerah, ikut bergabung.
©2019 Merdeka.com
"Kebetulan pada saat bersamaan akibat Covid-19, pembatasan jarak menjadi perhatian serius pemerintah," ujarnya.
Mengutamakan Protokol Kesehatan
Selain itu, untuk memuaskan para pelanggan, Pang-Ling selalu mengutamakan penerapan protokol kesehatan. Sebelum melayani pesanan di aplikasi, seluruh barber diwajibkan memahami penerapan protokol kesehatan masa Pandemi Covid-19.
"Soal keahlian kami optimis tidak ada kendala, cuma soal prosedur kesehatan yang perlu kami berikan. Diawali dengan kewajiban mereka menggunakan masker, kemudian alat perlindungan diri (APD) lainnya seperti face shiled, sarung tangan hingga penyemprotan disinfektan terhadap seluruh alat cukur yang akan digunakan bagi pelanggan.” imbuhnya.
Memberikan Pelayanan Optimal
"Beda urusan jika pemilik rumah yang menyatakan mereka yang nanti akan bersihkan," ujarnya. Dari pelayanan optimal tersebut, menurutnya, kebanyakan pelanggan mengaku puas.
"Bagi kami pelayanan optimal adalah modal utama yang harus diberikan bagi pelanggan," tambahnya.
Salah satu pelanggan, Ahmad (35), warga Tarogong Kidul, Kabupaten Garut merasakan kepuasan layanan tukang cukur di aplikasi daring tersebut.
“Selain ahli, mereka juga menjaga sopan santun dengan baik dan kami tak perlu repot menyediakan hand sanitizer karena telah padam prosedur, sehingga kami pun merasa aman,” ujarnya.
Untuk mendapatkan layanan ini, pelanggan perlu mengeluarkan uang sebesar Rp35 ribu dengan ongkos Rp2 ribu per kilometer jarak rumah. Tertarik mencoba? (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui kegiatan cukur gratis, Barberkah berupaya meningkatkan rasa percaya diri dan kesejahteraan warga kurang lewat rambut yang rapi dan terawat.
Baca SelengkapnyaProduk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Baca SelengkapnyaDiduga, listrik mati lantaran token listrik di tempat pangkas tersebut habis.
Baca SelengkapnyaTukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan kain lurik khas Klaten ini, ada semangat memanusiakan manusia
Baca SelengkapnyaKeberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pengrajin di Kampung Tarikolot telah membentuk ekosistem industri logam yang besar.
Baca SelengkapnyaKlaster Usaha Paras Taro mendapatkan pendampingan dari BRI.
Baca SelengkapnyaGanjar-Mahfud akan meningkatkan jumlah pendidikan menengah vokasi sesuai dengan keunggulan wilayah dan kebutuhan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaKehadiran BRI turut membantu kebangkitan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Jaya dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaKonon kerajinan sangkar burung di sana sudah ada sejak zaman Penjajahan Jepang. Namun kini eksistensinya makin redup.
Baca Selengkapnya