Cerita Haru Damkar Padamkan Api di Ponpes Karawang, Temukan Jasad Saling Lindungi
Merdeka.com - Seorang anggota damkar yang memadamkan api di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (21/2) menceritakan momen harunya saat bertugas di TKP.
Melansir dari akun @infokrw, Rabu (23/2), petugas tersebut diketahui mendapati para jenazah saling melindungi saat peristiwa kebakaran berlangsung. Bahkan saat mengevakuasi jasad, ia juga tidak mencium aroma gosong dari para santri yang meninggal itu.
Kejadian tersebut diceritakan oleh salah seorang warganet bernama Mr. Cahya. Ia diketahui merupakan tetangga dari petugas damkar yang mendapati kejadian tak biasa itu. Berikut informasi selengkapnya.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Di mana korban disekap? Menurut pengakuan dari korban, setelah pertemuan kedua dan seterusnya ini mereka tinggal satu rumah di daerah Solo. Nah pada saat itu mereka melakukan suatu hubungan dan membuat video ataupun foto-foto,' Arifin mengatakan pada 11 Mei 2023, ada video dan foto yang dikirim oleh terduga tersangka JR.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
Jenazah Santri Saling Bertumpuk
©2022 Instagram @infokrw/Merdeka.com
Sebagaimana termuat di story WhatsApp Mr. Cahya, yang diunggah ulang oleh @infokrw, ia mengatakan bahwa tetangganya itu mendapati keadaan tak biasa saat bertugas di lokasi pondok pesantren yang mengalami kebakaran tersebut.
Saat memasuki ruangan, petugas tersebut mendapati para santri saling melindungi dengan cara bertumpuk enam. Adapun korban yang paling bawah merupakan santri yang paling kecil.
“Hanya sedikit cerita, semoga bisa dijadikan ibroh untuk kita semua, masih tentang musibah kemarin, kebetulan yang menjadi damkar adalah tetangga saya yang bagian piket, karena beliau bertugas di damkar Karawang. Singkat cerita, awalnya saya tidak sengaja ngobrol dengan mamahnya, beliau menceritakan tentang apa yang ditemukan anaknya di lokasi, ternyata santri-santri yang meninggal itu bertumpuk enam, tandanya saling melindungi. Dan yang paling bawah adalah santri paling kecil,” kata Mr. Cahya.
Jenazah Terpanggang saat Hendak Membuka Jendela
Selain para jenazah santri yang saling bertumpuk, turut diceritakan bahwa ada jenazah santri lain yang berada di dekat jendela.
Menurutnya, santri tersebut berusaha membuka jendela namun sayang kobaran api keburu merenggut nyawanya. Total ada dua jenazah santri yang tengah berusaha membuka jendela tersebut.
“Dan yang dua orang lagi terlihat sedang berusaha membuka jendela atau tralis, tapi sayang terjebak kobaran api,” tulisnya lagi.
Tak Tercium Aroma Gosong dari Para Korban Meninggal
Kemudian, diceritakan juga jika momen mengevakuasi jenazah sambil memadamkan api baru pertama kali dilakukan oleh tetangganya itu. Namun petugas tadi mendapati para korban tewas tidak menimbulkan aroma gosong.
Disebutkan, para jenazah tersebut justru mengeluarkan aroma harum dari tubuhnya walau sudah dipenuhi luka bakar.
“Yang paling menyeset hati dan bikin saya meneteskan air mata, tetangga saya bilang kalau baru pertama kali memadamkan api juga mengevakuasi jenazah yang gosong terbakar, tapi tidak tercium bau gosong, atau bau daging yang terpanggang. Tapi justru tercium aroma yang sangat wangi katanya. Ini sebagai bukti bahwa ahlul Quran pasti syahid, dan api neraka pun insya Allah takan menyentuh jasad-jasad para syuhada,” katanya.
Warganet Ikut Sedih
Kejadian yang dialami oleh petugas damkar tersebut rupanya turut dirasakan sedih oleh para warganet. Mereka turut menyampaikan rasa harunya di kolom komentar.
“Malem malem baca ini. Merinding. Menangis haru. Kemarin juga saya sempat nangis saat tahu bahwa yang menjadi korban, kebanyakan mereka usia SD dan SMP. Saya langsung membayangkan bagaimana upaya anak anak ini untuk menyelamatkan diri mereka ditengah kobaran api. Tapi setelah baca story ini, saya makin sesak. Bagaimana mungkin disaat kematian itu sudah mereka ketahui, masih sempat sempatnya untuk melindungi satu sama lain. Tidak ada yang ingin selamat sendiri. Bisa jadi yang kita lihat bersama, mereka terjilat kobaran api. Tapi sesungguhnya mereka merasakan kesejukan dari jiwa yang tersimpan ayat ayat qur'an di hati mereka. Ya Allah tempatkan para syuhada ini di tempat paling indah Al-Fatikhah,” kata @panimazkaperdana.
“Tadi bertugas ke TKP, ngeliat sisa reruntuhannya aja pedih,” beber @garnisdifa.
“G bisa dan g mau bayangin keadaan panik dan takuy ny mereka dsna pas api membesar, seusia anak aku ini,” tulis @arindika_zumba.
“malah jd kebayang gmn perasaan mrk pas ada ditengah kobaran api,” kata @ai.fajriyah.
View this post on Instagram
Baca juga:
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat itu menewaskan tujuh orang yang terjebak di dalam ruko tersebut, termasuk seorang balita perempuan.
Baca SelengkapnyaEnam jasad ditemukan dengan jarak masing-masing satu sampai lima meter. Sedangkan satu jasad lainnya ditemukan berjarak sekitar 30 meter.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) insiden kebakaran ruko bingkai di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang menewaskan 7 orang
Baca SelengkapnyaPengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaPesantren dinilai terkesan menutupi kasus tersebut
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaDiketahui, dari tujuh orang tersebut empat orang diantaranya merupakan satu keluarga dan tiga lainnya Asisten Rumah Tangga (ART).
Baca SelengkapnyaPolisi menjebol tembok ruko di sebelah lokasi kejadian, tetapi korban sudah dalam kondisi pingsan.
Baca SelengkapnyaKebakaran di sekitar pesantren diperkirakan 20 hektare bahkan hampir menjalar ke gedung untuk bisa dipadamkan.
Baca SelengkapnyaSampan yang dinaiki para santri terbalik, tiga orang tenggelam dan dua orang selamat.
Baca Selengkapnya